Kamis, 16 Agustus 2012

Perbedaan


Dan ketika aku tak ingin datang untuk mengungkap apapun,
Kau datang dengan tak di undang, berfikir dengan rasio dan emosi belaka. Siapakah yang hina? Siapakah yang harus mengalah? Atau siapakah yang dengan egonya tak mau mengalah?

Kenapa kita tak pernah sejalan. Bukan tak pernah, tetapi seringkali kita tak berfikir dengan arah yang sama. Sulitkah mengakui bahwa aku inginkan jalanku sendiri. Atau sulitkah mengalah untuk melhat ke dalam hatiku. Atau aku yang dengan egois menutup mata dan memaksakan kehendakku. Bahkan mengalir darah yang sama, bahkan bernafas dengan nada yang sama. Sulitkah mengerti caraku terluka?

Aku terluka. Walau tak ku perlihatkan jeritan dan rasa sakitnya. Aku terkurung, walau tak ku perdengarkan pada dunia teriakan siksaannya. Aku inginkan sesuatu yang aku inginkan, walau pada akhirnya semua dengan persetujuan.

Atau jikalau aku bersalah. Tidak bisakah kau mengerti dan sesekali mengalah. Melihat apa yang salah dan tanpa mengulanginya. Aku bagai raga tak berguna. Dan aku cukup hidup dalam khayalku untuk memahami itu. Dan teriakaan demi teriakan, apakah itu semua adalah dosaku? Hingga aku yang harus menanggungnya. Dan keluhan demi keluhan, aku ingin kau juga perdengarkan pada semua hingga aku tak lagi membenci dunia seorang diri.

Aku belajar dari setiap luka dan goresan kecil, dan walau dalam keadaan yang tidak baik, aku tetap percaya bahwa semua akan berkahir dengan indah, bahwa semua akan ada saatnya. Dan itu bukan hal yang mudah, tersenyum saat raga bahkan tak ingin untuk bicara, bicara ketika jiwa seakan ingin menanggis meronta. Tidak, tidak pernah mudah. Aku akan menggangap segalanya adil, walau sebelum kata adil terkuak aku akan menanggis dan lagi lagi berfikir keras. Aku ingin kau mengerti. Hanya itu.

Aku hanya ingin kau tau betapa besar rasa sayangku dan segala yang ingin ku berikan untukmu, namun terkadang aku terlalu hina dan bersalah di setiap kataku. Atau  mungkin, aku memang begitu.. karna kesalahanku. Maaf. Hanya sulit menggapai dunia tanpa melakukanya, terkadang aku harus merampas karna kau tak memberiku kesempatan untuk memiliki, sesuatu yang bahkan tidak di inginkan yang lain, tapi sangat aku harapkan.

Hingga hidup terasa terlalu letih untuk di jalani. Aku menjelaskan teoriku setiap waktu, dan kau menekankan teorimu setiap saat. Kita berbeda. Walau aku tak pernah inginkan itu, tapi aku sadari bahwa terkadang kita memang berbeda. Lalu kenapa kau harus murka dengan itu? Kenapa aku harus menjadi tersudut karna perbedaanku? Tak dianggap karna pemikiran itu. Itu menyakiti, dan aku ingin kau tau. Hanya itu.

Apakah aku di benci? Apakah aku mulai di tinggalkan? Benarkah aku tak lagi di sayang? Aku akan khawatir setiap saat, ketakutan setiap waktu. Dan kau tidak tau. Kenapa aku harus merasakan itu? Begitu. Aku sudah cukup menderita karna terlalu perasa, dan lagi lagi aku di takut takuti dengan hal hal seperti itu. Aku bisa binasah. Aku akan lenyap. Jiwaku akan hilang.

Aku tak berawal, tapi juga tak berakhir. Aku bukan malaikat, dan aku tak seperti devil. Hanya saja seseorang harus mengerti lebih dalam diriku untuk benar benar mengenalku. Aku tak luar biasa, tapi aku tidak sederhana. Aku bukanlah yang terindah, tapi bagiku segalanya. Aku tak ingin jadi yang pertama, tapi bukan berarti terakhir berguna. Aku tak sebaik segalanya, tapi aku bisa lebih dari yang terlihat. aku tak melakukanya tak berarti aku tak bisa. Aku istimewa, dan aku percaya itu. 

Selasa, 14 Agustus 2012

Masih tentang menggapai sosokmu


Andaikan aku lebih dulu ada di dalam duniamu
Andaikan aku bagian dari lembaran kisahmu
Andaikan aku ada di sana saat semua luka itu datang,
Andaikan..

Aku ingin bertemu denganmu,
Sangat ingin, sampai aku tak dapat mengontrol rasa ini.
“jangan menginginkan, karna ia akan menjauh”
Bisakah aku tak menginginkamu..
Bahkan aku lebih dan lebih ingin memelukkmu.

Aku ingin mejadi alsanmu yang pertama memulai kata “maaf” mu,
Aku juga ingin jadi bagian dari senyum senyum kecilmu,
Aku ingin mengenalmu lebih dari ribuan jarak ruang dan waktu,
Andaikan..

Sejuta imajinasiku merengkuhmu, bayang bayang tentangmu,
Tentang sosokmu.
Bagaimanakah rupamu? Rupa hatimu..
Aku ingin mengenalnya dan aku ingin kau membutuhkanku.
Sekarang.. tidak ingin lagi nanti, sekarang.

Entah kenapa sosokmu begitu menarik di mataku,
Dan aku lebih mengagumimu di bandingkan mereka yang nyata di sisiku.
Andaikan..
Aku mengenalmu lebih dahulu, hingga aku dapat memeluk erat dirimu saat luka itu menyerang seluruh hatimu..

Andaikan..
Kita tidak berjarak ribuan mil, dan berselisih beberapa jam atau perbedaan umur yang jauh,
Tapi tidak masalah, aku senang mengenalmu lebih tua daripadaku.

Aku bagaikan kucing kecil yang berharap bisa terbang,
Membawa ragaku ke tempatmu berada,
Aku bagikan ingin memiliki sosok dalam lukisan yang indah,
Berharap lukisan itu akan jadi nyata, mengengam dan membawaku ke dalam bagianmu..

Andaikan..
Aku memiliki sedikit saja keberanian atau kemampuan untuk singgah di tempatmu,
Maka dengan sekuat tenaga, kan ku buat kau melihatku.. sosokku.

Benarkah dirimu seperti itu? Ramah dan sifat “nakal” mu ?
Bagimana ini?! Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku,
Aku ingin lebih mengenalmu.. bagaimana ini aku terlalu banyak berfikir tentangmu?

Jika nanti,
Saat aku di berikan kesempatan untukku itu.
Apa hal pertama yang harus kulakukan?? Akankah kau tertarik?
Atau aku hanya akan membayangkanya?
Tapi aku percaya padaNya, dia akan berikan kesempatan untukku.
Entah kenapa, aku hanya percaya..

Aku akan membuat satu perjajian kecil untukmu,
Jangan “kembali” tanpaku, bisakah?
Jangan “bersama” tanpa campur tangganku, bisakah?
Tunggu aku, sedikit lagi.. sebentar lagi..
Aku akan membuat “luka” mu sembuh, aku berjanji.. aku akan melakukannya.
Jadi, bersabarlah sampai aku datang dan melakukannya.

Dedicated to Someone..“J”
Even i never touch you, but i love you.

Senin, 13 Agustus 2012

Bangku SMA


Tanpa sadar, aku masih menunggu. Menunggu melihat sosokmu lagi. Menunggu akan menceritakan hal hal yang menarik lagi. Menunggu bertemu dan tertawa pada hal yang kita tidak mengerti lagi.

Tanpa sadar, aku ingin kembali. Tidak peduli akan di habiskan dengan enam jam mata perlajaran matematika, lima jam mata pelajaran serajah, empat jam mata pelajaran sosiologi, atau jam jam pelajaran sulit lainnya. Tak masalah.

Tanpa sadar, aku masih berharap akan kembali ke sana. Menggulang kembali waktu dan melakukan kegiatan kegiatan yang sama. Itu sungguh menyenangkan. Dan aku ingin kembali.

Tanpa sadar, aku mulai kesepian atas hari hari yang tak lagi bising, hari hari yang tak lagi penuh tawa. Hari yang tak lagi  di atur dan dimarahi. Hari yang penuh senyuman seyuman manis dan gosip gosip yang sebenarnya tidak begitu berguna namun selalu di cari. Aku ingin merasakannya lagi.

Tanpa sadar, aku berharap hari esok adalah hari senin. Yang pada kehidupan sekolahku biasanya adalah hari yang amat sangat aku benci. Bangun pagi, jam sekolah lebih lama, dan guru guru terkiler sepanjang masa. Aku ingin esok adalah hari itu.

Tanpa sadar, aku rindu seragamku. Seragam yang ketika selalu melekat pada tubuhku tidak pernah aku perlakukan dengan baik, tidak pernah rapih, tidak cukup lengakap, dan selalu di protes atas penampilan yang layaknya anak anak jalanan, haha.

Tanpa sadar, aku mulai tersenyum sendiri. mengingat ketika mereka menggila menyanyi bersama di kelas, ketika guru mulai mengeluarkan jurus lawak yang menghapus bosan, ketika kami mulai menceritakan film film yang baru saja selesai kami tonton bersama, ketika anak laki laki mulai mejahili dan bertingkah kocak dengan ciri khas mereka. Aku merindukan mereka, semua.

Tanpa sadar, aku menyusun buku buku pelajaran untuk hari esokku. Tapi ketika aku ingat bahwa esok, esok, esok, atau nanti aku tidak akan lagi kembali ke sana. Hatiku pilu. Aku sudah bukan pelajar SMA lagi. Aku akan menjadi seorang mahasiswa. Dan harus ku mulai untuk mengenal orang orang baru lagi, memahami sifat satu per satu dan mencoba mencari teman untukku berbagi. Lagi.

Saat aku masih berada di sana, bangku SMA. Kami selalu mengeluh. Mengeluh akan jutaan peristiwa. PR, tugas, jam perlajaran, sergam sekolah, bahkan guru guru yang membosankan. Tapi jika hari hari itu bisa terulang kembali, tak masalah walau PR dan segala atribute nya datang lagi ke dalam hari hariku.

Haruskah aku mulai menangis? Haha. Temanku berkata “hidup terus berlajut sayang. Kamu ga mungkin selamanya hanya di satu tempat”, iya dia benar. Dan aku mengerti. Tapi ini terlalu cepat untuk di terima. Karna aku terbiasa, karna aku mulai menCinta.

Tak lagi. Sudah berakhir. Berhentilah berharap. Karna kau hanya akan merasa pilu.

Bisa bisanya aku menendang semua itu pergi, berharap hari hari itu akan segera berakhir ketika aku masih mengalaminya. Membenci, marah, dan mencoba menutup mata, bahkan murka. Dan ketika semua sampai pada akhirnya, aku merindu.

Jangan sia siakan waktu yang kamu miliki. Lakukan yang tebaik dan jangan menyesal pada akhir, seperti aku. Nikmati detik detik terakhirmu, bahagialah. Karna nanti suatu saat saat semua mulai menghilang menjadi sebuah kenangan, kau akan sangat merindukannya dan ingin kembali. Nikmati saja realita hidupmu, karna ketika bel akhir pelajaran benar benar berdering, tak lagi bisa kau dapati bayang bayang kenangan luar biasa seperti pada saat berada di sana.

Esok.. aku tak lagi berfikir akan menceritakan hal yang menarik, tidak lagi akan mendengar nyanyian nyayian bising, gosip gosip keci, tawa tawa gila, atau keluhan keluhan bibir. Karna esok aku akan berbaur dengan golongan dunia yang sesungguhnya, berpacu dalam kenyataan dan impian yang semakin nyata. Berpacu dalam persaingan untuk merebut tempat ter-tinggi untuk meraih mimpi dan katanya mejadi “sukses”. Esok tak lagi menikmati hari hari sebagai seorang remaja yang masih mengerjar cinta dan kebahagiaan sejenak, namun ber-lomba mengejar mimpi dan berusaha mewujudkannya. Dunia.. manusia.. dan realita yang ada.

Jumat, 10 Agustus 2012

Mencari sisa sisa bayangmu..

Bagaimana aku bisa melepaskanmu,
Dalam setiap hela nafasku aku hanya mengigatmu..
Bagaimana aku bisa membencimu,
Jika dalam setiap doaku selalu ada namamu..
Bagimana aku bisa lupa sosokmu,
Bahkan ketika aku menutup mataku untuk tidur aku melihat senyummu..

Sudah lama yaa.. sejak kau tidak lagi menunggu di depan rumahku. Sejak kau tidak lagi berkata “semua baik baik saja”, sejak kau tidak lagi ada di sampingku untuk selalu mengganguku. Sudah sangat lama. Tapi aku tetap tak bisa lupa sosokmu. Caramu memperlakukanku, membuatku tak bisa lepas darimu. Apa yang harus aku lakukan? Aku terbiasa hidup dengan “seorang” sepertimu. Dan meski tahun tahun telah berlalu, aku tetap tak lupa sosokmu, tak bisa.

Caramu membujukku, caramu bersabar atasku, caramu menyayangiku, caramu menatapku. Aku ingat semuanya. Aku yakin aku tidak akan melupakannya. Tapi, aku hanya takut kau mulai pudar, karna aku tak lagi bicara padamu, aku takut akan sulit mendengarmu. Aku juga sudah tak lagi memandang dalam matamu, jadi sulit untukku bernafas tanpa hangat sinarmu itu.

Apa kabarmu? Apakah surga benar benar indah? Bisakah kau katakan pada Tuhan untuk segera mengundangku ke sana? Aku juga ingin ada di sana.

Ada banyak sekali yang aku ingin tangisi padamu, di mulai dari aku mulai merasa hidup ini tak adil “lagi” seperti biasa. Kau mengenal aku, jadi kau pasti mengerti maksudku. Hingga aku “lelah” lelah jadi “robot rusak” dan lagi lagi kau akan mengerti kenapa.

Aku.. merindukanmu..
Itu yang ingin aku katakan sejak tadi, tapi aku takut kau akan khawatir padaku. Aku takut kau akan mengerutkan alismu dan mulai bertanya “apa kau baik baik saja”, atau mulai memelukku dan berkata “semua baik baik saja”. Aku takut! Aku takut aku akan mulai inginkan hal hal itu lagi, dan aku tau kau tak akan bisa lagi.

Bisakah, aku melangar janjiku? Maksudku, bolehkah? Karna aku fikir ini mulai tidak adil, aku tidak ingin. Kau pasti bersenang senang di sana? Iya kan? Dan kau minta aku untuk hidup hingga tua dan renta. Bukankah tidak adil? Sementara kau akan menjadi muda selamanya.. aku tidak suka!!

Aku mulai merasa takut lagi, kebiasaanku. Dan saat itu terjadi aku tau kau akan mengeti, mencoba menenangkanku dan memelukku erat erat seakan aku tak kuat lagi untuk berdiri, lalu aku akan baik baik saja. Dan aku ingin saat itu di ulang lagi. Aku egois, dan kau juga akan mengerti hal itu, selalu. Mengalah untukku, bahkan jika kau jadi kau mungkin aku tidak akan menghadapi sifatku ini, tapi kau bisa dan kau selalu menyayangiku.

“All be okay..” dan aku akan percaya padamu, cukup dengan kata itu. Dan aku akan baik baik saja setelah itu. Kenapa kau pergi begitu cepat? Kenapa kau tinggalkan aku di sini sendiri? Setidaknya kau harus mengirimkan seorang teman untukku, seperti novel yang aku baca. Denny, aku rasa aku sudah mulai merindukanmu lagi. Bisakah kau datang dalam mimpiku? Aku takut sekali, sangat.

Tidak. Aku hanya bercanda, aku baik baik saja. Hanya merindukanmu, hanya ingin aku di sampingku, seperti dulu. Hanya itu. Maaf... tidak akan aku katakan lagi, aku tidak akan begitu lagi, aku sudah berjanji padamu. Iya, aku tau.. Maaf..

Aku ingin kau kembali..
Aku menyesali kenapa aku tidak menerima cintamu setelah berulang kali kau katakan kau mencintaiku, tapi aku hanya inginkan kau di sampingku selalu lebih dari sekedar “orang yang ku cinta” ku ingin kau segalanya, tapii.. sekarang aku ingin kau ulangi kata itu, “bisakah kau jadi pacarku”, atau “aku sangat mencintaimu”. Aku ingin mendengarnya lagi, lagi dan lagi..

Sudah ku coba, tapi mungkin aku tidak sekuat itu sayang, aku tidak begitu tegar sepertimu.. aku terlalu terbiasa karnamu, perlindunganmu, doronganmu, semagatmu, segalanya. Hingga aku tidak yakin dapat bertahan tanpa itu.. aku terlalu rapuh, hingga tak yakin akan bertahan lama tanpa segala sesuatu yang kau ucapkan dan membuatku bangkit.

Aku masih sangat merindukamu dan masih sangat membuthkanmu..
Maaf.. maafkan aku untuk itu.. 

Senin, 06 Agustus 2012

Sayang, coba lihat aku disini..



Kau tau? Sejak awal pertama aku melihatmu. Hanya satu doaku padaNya. “Andai aku biasa menggapaimu lebih jauh”. Kau tau? Sejak pertama kali aku melihat senyumu. Hanya satu doaku padaNya “biarkan aku melihat senyum itu sepanjang hidupku.

Tidakkah kau tau? Sejak pertama aku mandengar nafasmu, hanya satu pintaku. “biarkan aku di sisimu selamaya”. Tidakkah kau tau? Sejak aku mengetahui sedikit saja tetang hidupmu, hanya satu pintaku “bisakah aku tau dan mengerti lebih”. Hanya itu.

Lalu kau mulai berlalu, datang tanpa alasan lalu pergi bagai tak pernah melakukan apapun pada hatiku. Lalu kau memintaku menunggu, seakan selama ini tak pernah kulakukan. Lalu kau ingin aku mengerti seakan selama ini aku tak pernah memahami.
Sayang, cobalah lihat aku disini..

Aku menanti dan kau terus pergi. Walau aku katakan tempatku berdiri maka kau hanya akan terus berlalu dan pergi. Lalu kau memintaku mencintaimu lebih. Sayang, kulakukan itu lebih dulu, jauh sebelum kau meminta dengan matamu yang tak pernah mengerti apapun.

Aku hanya bersembunyi di balik hatimu, di balik rasa egomu, di balik duniamu. Namun kau tak akan pernah menemukanku, tak peduli seberapa mudah aku bersembunyi, maka kau tidak akan pernah menemukanku. Sayang, aku di sini! Bagian kecil dari hatimu.

Jika kau ingin aku menjadi angin, maka aku akan begitu. Jika kau ingin aku jadi hujan, maka aku juga akan begitu. Jika kau inginkan aku menunggu, akan kulakukan. Tetapi jika suatu saat aku menyerah dan meminta izin untuk berlalu, maka biarkan aku.

Detik demi detik. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Dan tak peduli berapa lama pun aku menunggu. Aku tau, kau tidak akan datang untukku. Sayang, aku menunggu.

Dan kau mecoba meraih hati ini lagi, dengan luka yang sudah terlalu dalam. Mengejarku dengan keyakinanku. Menginginkanku dengan amarahmu. Berlari berpacu waktu dengan ragu ragumu, dan aku tersenyum melihatmu dari balik kaca yang todak pernah jauh darimu. Bahkan, aku juga tidak melihatku. Yang aku butuhkan hanyalah cintamu, sayang..

Saat semua terlalu terlambat untuk di perbaiki dan aku seakan terlalu lelah untuk menunggu dan mengerti. Aku hanya melihatmu di balik kaca, tersenyum dan mencoba melepaskanmu “lagi” dan mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dan kau, hanya terpaku melihat senyum perihku di balik kaca itu. Merasakan sakitmu sendiri namun tak mengerti perihku.

Setelah sekian lama waktu berlalu. Waktu mempertemukan kita lagi. Dan kau bersikap seakan tak mengenalku, mencoba menyakitiku dan membalas perlakukanku. Berteriak dan memarahiku. Ini sudah terlambat, bahkan mungkin aku tidak perlu memeberitahu apapun untukmu, tapi. Aku ingin kau tau..

“aku sudah menunggu terlalu lama sayang, sejak detik pertama aku melihatmu. Maka saat itulah aku mencintamu. Dan hanya satu pintaku bahwa kau akan lakukan hal yang sama, yaitu mencintaku juga. Sejak pertama aku menggenalmu maka aku terus menunggumu, hanya satu inginku berpaling dan lihatlah aku. Saat pertama kau coba buka hatimu untukku, hanya satu inginku. Berikan aku sedikit saja tempat di hatimu, di dalam duniamu. Sayang.. lihatlah aku disini..”

Aku mencintaimu dan itu selalu tulus dengan pintaku, tetapi hatimu tak pernah terbuka untukku.. karna itu, semua telah berlalu. Bahagialah dengan yang lain untukku, sayang.

Minggu, 05 Agustus 2012

LOVE


MenCintaimu itu seperti memeluk kaktus! Tapi semakin aku terluka, aku semakin tak bisa dan tak bisa melepaskanmu. Bukan karna kau berbeda, hanya saja aku rasa aku tidak bisa.

Aku.. tidak bisa menyentuhmu, karna kau terlalu jauh. Namun, tapi, dan karna itu, aku tetap tak bisa melupakanmu, yang setiap saat aku rindukan bahkan ketika kau tidak sama sekali mengenalku. Ini tetaplah rasa sakit, tapi aku tetap tidak bisa melupakanmu.

Jika untuk menCintaimu harus membuatku seperti ini selamanya, maka biarkanlah aku begitu denga caraku. Bisakah??

Lalu aku terluka lagi, oleh perlakuan yang bahkan tidak kau sadari. Dan aku menangis lagi, air mata yang bahkan tidak pernah kau ketahui. Bagiku “saat itu” di sisimu adalah cukup. Tapi ternyata tidak, aku selalu inginkan lebih.

Kau melukaiku dengan caramu, yang bahkan membuatku semakin terluka adalah ketika aku mengerti bahwa bahkan kita belum “bertemu”, hal yang sangat menarik adalah melihat senyum indah “mu” setiap hari, yang bahkan ratusan bahkan jutaan orang juga akan saksikan. Walau begitu, aku menCintaimu hanya itu.

Bolehkan aku meminta izin darimu? Untuk sesekali memimpikanmu di dalam tidurku. Bolehkah aku meminta sedikit cahaya dari matamu? Agar aku akan bernafas lebih indah dengan cahaya itu. Bisakah aku di takdirkan untukmu atau setidaknya jadi bagian dari hidupmu? Hingga aku tak pernah menyesal karna bernafas untukkmu.

Kau tidak bisa mengenal ‘Cinta’ hanya karna melihatnya dari jauh, kau harus ‘Mengenal’ nya lebih dekat lalu mengerti mata nya lebih jauh.

Hanya karna dirimu “menunggu” lebih lama, tidak berarti dia akan menCintaimu dengan sendirinya, karna ‘Cinta’ tidak pernah sederhana.

Aku tertawa, seperti orang idiot. Aku bahkan menangis, tanpa kau lihat ataupun sadari. Dan aku masih berada si sisimu, saat kau membutuhkan sesuatu untuk menghapus airmatamu, itu semua hal yang sederhana. “aku menCintaimu”.

Mungkin tidak pernah aku rasakan bahwa sebuah “kisah” itu adalah nyata dan sebenarnya. Tetapi yang ku mengerti bahwa “menCintai” adalah hal yang indah.

Aku tidak mengerti, tidak ingin mengerti. Aku tidak tau, tidak ingin tau. Aku menutup mataku, karna aku tidak ingin melihat. Dan aku mengabaikan segala sesuatu yang mecemoohku, karna aku yakin. “beginilah caraku menCintaimu”.

Bagaikan aku sudah terbiasa dengan rasa sakit. Hingga luka tak lagi terasa. Perasaan seakan mati rasa. Walau begitu, aku tetap “menCintaimu” dan bertahan karna senyummu.

Segala yang aku tuliskan, segala hal yang aku definisikan. Tidaklah sederhana untukku, tidak pernah mudah bagiku. Dan semua orang pernah merasakan itu. Hidup ini, dan segala sesuatu di dalamnya, seperti layaknya hatiku membutuhkan ‘CINTA..’

Sabtu, 04 Agustus 2012

Siapakah kau??


Kau datang dan pergi, tak punya tujuan dan seperti tak memiliki arti..
Terkadang datang, membawa kebahagiaan..
Lalu pergi, seakan tak pernah singah..
Sesekali, bisakah kau ceritakan padaku sesuatu yang nyata?
Yang dapat ku sentuh, ku jamah, lebih dari sekedar aku rasakan..
Mungkin kau bisa menujukkan padaku “arti dari yang sesunggunya”.
Sehingga aku benar dan akan menulisan kisah kisahmu, tidak hanya untul diriku,
Tapi untuk seluruh bagian dari “hidup”
Aku merasa iri, dan terkadang aku menggila,
Tawa dan tangis yang kau ceritakan, tak pernah lebih lama dari yang aku inginkan..
Jika nanti hari itu tiba,
Menetaplah di dalam hatiku.. jadi bagian dari serpihan kisahku..
Bagaimana? Bisakah?
Lalu bisakah aku menunggu? Setidaknya aku “percaya”
Karna mungkin hidup ini tidak lebih “menarik” atau mungkin terlalu “sepi”
Hingga tekadang, aku membiarkanmu singgah lalu berlalu lagi, seiring dengan selesainya keinginan baruku..
Lalu semua terasa semu lagi, seperti kataku tadi “seakan tak pernah singah”
Aku lelah, dan ini menjengkelkan.. tapi hanya itu yang membuatku bertahan..
Apa yang salah dengan dengan “peri peri kecil yang kesepian”?  kenapa meraka tak di berikan teman? Apa yang menarik dari seorang “ratu”? kenapa ia punya segalanya? bahkan ketika ia tidak menginginkanya..
Jadi? Kebahagiaan hanya milik orang orang yang punya keberuntungan? Benarkah?
Lalu bagaimana dengan “peri peri kecil” tadi? Haruskah aku menanggis untuk mereka?? Haruskah??
Dan hari esok akan datang, selayaknya tidak pernah ada kisah “ratu” atau “peri kecil yang kesepian”..
Mentari akan terbit lebih indah dari kemarin, dan tetap seperti hari hari biasa..
Layakkah? Benarkah? Inikah?
Dan aku akan mulai menangis lagi, mulai merasa lelah lagi..
Lalu mengarapkan “dia” untuk datang lagi,
Walau sesaat.. walau semu.. dan walau esok semua akan menghilang,
Tak apa.. tidak apa apa.. asalkan aku tidak merasa dunia ini sepi dan sunyi seperti tak berpenghuni.. tak masalah..
Tapi ini bukan tujuan hidup, tapi ini bukan sesuatu yang akan di pertahankan..
Dan karna aku tetap “percaya” hingga saat itu tiba..
Esok, lusa dan lusa.. aku akan tetap menunggumu untuk datang lagi..

Rabu, 01 Agustus 2012

Tuan Egois 2

hmm, biar aku bayangkan lagi sosokmu.. 
karna tiba tiba aku merindukanmu lagi, entah kenapa.
kau yang tidak akan pernah mau mengalah, 
kau yang tidak akan pernah "minta maaf" untuk kesalahan apapun,
kau yang tidak akan pernah mengerti rasanya "menunggu",
kau yang akan selalu menegakkan kepala dan tak kan pernah menoleh ataupun memadangku,
kau yang meski segala yang telah aku berikan tidak akan pernah "mempertahankanku",
kau yang walaupun ku berikan seluruh kepercayaanku tidak akan pernah "mempercayaiku",
kau yang akan terseyum ketika aku marah,  mengomel dan berteriak,
kau yang akan dengan polosnya menangis dan mengadu seakan akan anak kecil yang kehilangan segalanya,
kau yang akan selalu merengek minta di berikan sesuatu yang kau inginkan, 
kau yang tidak akan berhenti menceritakan "kisahmu"..
kau.. kau... dan kau..
mungkin terkadang kau tidak seburuk itu, terkadang kau juga manis.. 
saat sedikit saja mencoba "memperhatikanku", atau "membutuhkanku".. 
lihatlah deretan definisi dirimu itu, dan walau begitu aku tetap menunggumu, 
aku tetap memperthankamu di sisiku, 
berharap suatu hari perasaan ini akan di balaskan, tidak hanya sebagai "orang yang terbaik untukmu", 
tetapi "menjadi orang yang spesial di hatimu" dan aku salah.. 
ada hal hal yang walau seribu kali bahkan sepulu ribu kali aku pertahankan dan aku coba untuk menuggu, 
tidak akan datang ataupun berpaling.. 
ini terlalu sulit.. hingga aku memutuskan berhenti untuk terluka.. berhenti untuk menunggu.. 
karna meski waktu berlalu, aku tidak akan jadi bagian dari kisahmu.. 
aku hanyalah lembaran kecil bagian dari semangatmu.. 
tapi.. 
tanpamu aku tidak akan menuggu dan merasa se sakit ini, 
tanpamu aku tidak akan berajar mengalah, mengerti, dan menyadari.. 
bahwa hidup tidak pernah seindah cerita cerita novel yang aku baca, bahwa rasa sakit karna "kecewa" itu nyata dan benar ada.. 
terimakasih, karnamu aku belajar banyak hal.. karnamu aku mengerti banyak hal.. 
dan karnamu, aku memiliki setidaknya kisah kecil yang nanti akan ku bagi.. 
aku belajar dari semua ini, belajar dari rasa "sakitku" karnamu.. 
walau aku tidak bisa "mempertahankamu" dan "bertahan" karnamu, 
namun.. tapi.. aku tau kau akan bahagia dengan atau tanpaku.. 
dan karna sampai detik ini aku telah berlalu, maka kau harus berjuang sendirian lagi "kawan".. 
terimakasih tuan egoisku.. 
kau akan selalu jadi bagian dari kisahku, 
betapa aku pernah mencintai seorang "egois" sepertimu, merasakan sakit teramat dan tetap berharap karnamu.. 
terimakasih.. hiduplah dengan bahagia, dan aku juga akan begitu..

Selamat datang agustus,,

hari ini, 
aku mencoba lagi.. dengan sedikit kekuatan yang ada dan yang aku miliki, 
meyakinkan diri dan jiwa ini, bahwa semua adalah rencana Nya, 
dan mencoba untuk tetap melangkah.. 
aku sedang belajar dan diriMu lah yang mengajariku, itu yang aku yakini.. 
sampai saat ini dan sampai detik ini, 
apapun itu, aku hambamu dan akan selalu jadi hambamu.. 
selamat datang agustus!!
saat udara pagi pertama yang kuhirup tadi pagi, saat aku mencoba mengumpulkan sisa keberanianku, 
hanya satu yang aku harapkan "jadilah bulan yang lebih baik dari bulan kemarin" setidaknya begitu.
bawakan aku kabar indah yang ingin ku dengar, jangan biarkan "mereka" kecewa lagi.. 
aku lakukan tugasku dan sisanya ada padaMu,, 
selamat datang agustus!!
dan jadilah bulan yang akan mengawali langkahku..