Jumat, 07 November 2014

Selamat harimu, rindu..

Kututup rapat pintu itu, kujaga ketat rahasiaku, kuberikan temoat yang paling tersembunyi dan sudut di ujung sana, tak kubiarkan siapapun tau, tak kuinginkan bahkan diriku menyadari. Bahwa pada akhirnya aku menyimpan sebuah nama disana, terukir kokoh dan penuh kesembunyian.

Kujaga dia baik-baik, kuperhatikan setiap lakunya dalam diam, tak kuberitau semua orang bahwa namanya special dihatiku. Kumiliki dia dalam duniaku yang seorang diri, mimpi yang jauh dari nyata, aku yang tak punya nyali atas apa-apa.

Biadab kah jika seorang biasa mencintai sang putri? Biadabkah seorang biasa mencintai pangeran? Masalahnya adalah dunia tak pernah mengizinkan untuk hal itu, bahwa pangeran dan putri hanya akan mencari pangeran dan putri lain untuk membuat mereka lebih sempurna.

Aku malu mengakui, ketika cermin memantulkan cahayaku dan aku tak sebaik dari seper-sekian dari apa yang dia miliki. Kita hanya teman yang berlalu dan terikat hanya karena kita bertemu di pertemukan takdir. Namun kita tak dikaitkan untuk menjalin sebuah tali merah yang panjang.

Kupandangi kamu dengan hati-hati dari jauh, kulihat seluruhnya.. dengan seksama. Kusadari bahwa "kamu ada adalah ketidakmungkinan yang akan selalu aku semogakan". Sekokoh apapun pohon berdiri, tak bisa menjadikannya bunga yang cantik. Dan selamanya pengagum rahasia adalah rasa sakit yang berselimut bahagia semu dan kata aku baik-baik saja.

Hati tidak pernah bisa menghapus rasa, hati hanya membiarkan semua hilang seiringnya waktu.. berkurang, bukan menghikang seutuhnya. Pada saat yang tepat ketika hati bosan untuk menerima dan luka-luka sudah mengering, barulah hati mencari kisah yang baru.

Namun tak semua yang menjadi keinginanmu akan menjadi nyata..

Aku memulai rasa ini dengan seorang diri, namun tak ingin cepat-cepat ku akhiri hanya menjadi sebuah cerita yang habis dimakan zaman. Akan kupertahankan rasa egoku atas sakitku yang tersisa. Akan kupertahankan tempatmu disana, diam dan tak bergerak. Menjadi pedang dan luka, akan menjadi senyum sepi dan airmata diam. Akan kupertahankan sebagai obat untukku bangun dari tidur malamku. Akan kubiarkan jadi cerita lain dari cinta yang hanya sepihak milikku.      


Ajari saya mengenal cinta..

Bulan april 2014, ketika restaurant di hari minggu dan tidak di pesan untuk reservasi apapun, ketika tamu-tamu sibuk menyantap hidangan mereka seraya bercerita dan ceria, ketika seisi restaurant dipenuhi dengan perempuan-perempuan dan laki-laki paruh baya yang terlihat sangat bahagia dengan dunia mereka yang tampaknya sempurna.
Suasana restaurant sangat hangat, semua terlihat bahagia dan menikmati malam itu, di dalam restaurant dipenuhi keluarga-keluarga bahagia yang sedang asik mengobrol, di depan stage kecil kami nampak sepasang pengantin baru yang menikmati malam, beralih ke luar live band menyanyikan lagu-lagu adele membuat suasana nan romantis, di sekitaran kolam renang dipenuhi dengan anak-anak muda paruh baya yang sibuk dengan obrolan yang terlihat sangat menarik, di lantai dua restaurant hanya ada beberapa pasang muda mudi yang sepertinya bersiap untuk menyatakan cinta.
Di hujung kolam renang dekat dengan live band segerombolan anak-anak muda bermain truth or dare, empat orang laki-laki dan tiga orang perempuan paruh baya yang bermain-main dengan kata-kata serta candan kecil mereka. Bukankah restauranku sempurna.
“truth or dare laaa?” teriak seorang pemuda yang duduk dekat ujung kolam renang tadi.
“truth yoo!”
Semua tertawa terbahak
“oke sekarang kita tanya ke cewe nan manis ini, dan dia harus jawab jujur. Gimana? Deal?
“okeeee!!” semua menjawab serempak
Tak sengaaja perhatianku tertuju pada anak-anak muda tadi, empat orang laki-laki dan 3 orang perempuan yang sedari tadi sibuk dengan permainan mereka. Satu diantaranya seorang perempuan manis yang seperti tersudut atas pertanyaan-pertanyaan sederhana dan menyulitkan baginya yang terlihat dari mimik wajahnya yang takut dan gelisah.
“Pertama, aku. Siapa cinta pertama seorang lala? Bisa diceritakan cantik??” tyo, laki laki perawakan modis dengan tubuh six packs memulai permainan.
“aku yang kedua! Iyakah kamu pacaran dengan dimas? Jawab jujur!” perempuan dengan kulit hitam eksotis dan tubuh langsing semampai menambahi
“kalo aku sama, sama pertanyaannya sama bella tanya barusan!” perempuan lainnya bertanya, tubuhnya putih mungil dan wajah oriental
“gue, gue.. terus buat sekarang cowok loe siapa laa? Mungkin gue bisa daftar!” laki-laki lain menimpali, perawakannya konyol, namun dari wajahnya terlihat bahwa dia seorang laki-laki baik, adit namanya.
“setuju!” dua laki laki lainnya hanya menganguk setuju.
Mereka mulai berkonsentrasi mendengarkan, sementara lala. Perempuan yang ditanya-tanya tadi masih sibuk berfikir keras atas pertanyaan teman-temanya itu. Lala tampak gelisah, berkeringat dan lala tak berhenti minum air putih di gelasnya. Lala perempuan dengan wajah yang manis, dengan dandanan yang sederhana namun menujukan kelasnya berbeda. Semua barang yang ia kenakan, high class
“gue?” kata lala akhirnya.
“ga ada yang special dari idup gue, dan dimas bukan pacar gue. Dia sepupu gue!”
“waaaawwww!!” tyo bersorak dengan guyonan nya, yang lain masih diam mendengarkan, bella dan tia serius menunggu ucapann lanjutan.
“hidup gue ga seindah itu bro! Sebenernyaa.. “ cerita lala terhenti sejenak.
“sebenernya gue belom pernah pacaraan. Jadi ceritanya nyokap sama bokap gue sibuk dengan urusannya, jadi mau gak mau gue sendirian terus sama si mbok, gue gak belajar apapun tetang cara suka sama orang lain, lebih spesifiknya karena gue gak kenal cinta, jadi bingung cinta itu gimana”.
“iya gue punya semua, gue kira itu udah cukup. Temen gue banyak, yang kagum sama gue juga banyak, tapi kalo gue di suruh tukeran tempat sama loe elo yang pada punya orang tua normal. Gue mau banget”
“gue gak ngerti cara memperlakukan orang dengan kasih sayang itu gimana. Gue kaku, dan Cuma elo semua yang masih sama gue walaupun gue kasar, kaku, nyebelin, egois”.
“sebenernya kita suka waktu di traktri terus-terusan” celetuk bella tiba-tiba
“belaa ahh!!” yang lain berteriak marah pada bella
Lala meneruskan ceritanya
“ga masalah. Walaupun kalian disini sama gue Cuma karena traktiran, seengaknya gue gak sendiri di setiap moment penting” lala menghela nafas panjang
“gue bingung sama orang-orang yang jadian dengan mudah banget, bahagia dengan mudah banget, akrab satu-sama lain. Gue heran, kok gue gak bisa kayak gitu. Setiap kali ada yang dateng deketin gue, akhrinya mereka nyerah dengan pergi diem-diem. Gue lucu yaa..” mata lala mulai senduh, menunduk malu dan melajutkan ceritanya.
“gue gak suka sendirian, daripada gue sendirian gue lebih seneng belanja karena belanja gue yang ga wajar semua ngangep gue di kelas yang beda. Heloooowww manusia-manusia!! Gue kesepian, ngapain lagi klo ga shopping??!”
“so.. gue nutup diri, pura-pura bahagia dan dunia liat gue baik-baik aja. Better kan daripada dikasihanin, gue gak suka. Ga ada yang berani ganggu gue, ga ada yang berani larang gue, semua nurut takut sama bokap gue. Sebenernya gue perlu satu orang aja buat arah gue, but kiblat gue mau kemana but siapa sih yang berani larang lala??”
“gue ga suka sama duit, beda kan sama loe-loe semua cinta sama duit, hahaha. Duit bukan segalanya bray, loe ga bisa beli perhatian, kasih sayang, cinta. Semu! Berasa loe punya semua tapi ternyata semua ga ada artinya, yang ada Cuma loe SENDIRIAN!”
Mereka semua terdiam, tyo tak lagi terkekeh mengguyon, adit senduh mengasihani, bella menitihkan airmata, tia diam menjadi malu, dan dua laki-laki lain yang masih belum ku ketahui namanya hanya diam memandang lala dalam-dalam.
“gue baik-baik aja kali! Helloww!! Dua puluh tahun  gue hidup gini, ga ada masalah. Jadi jangan sok ngilu deh loh pada!!” celetuk lala tiba-tiba.
“ayo kita jadian la!” kata seorang laki yang tidak ku ketahui namanya tadi.
“apa-apaan si ras, ga lucu!” kata lala menjadi malu,
“sama gue aja gimana laa??” seorang lainnya dari laki-laki tak ku kenal tadi juga menyambut
“ga lucu deh! Johan, rasya.. ga lucu, gue baik baik aja!” bentak lala, akhirnya ku tahu, nama dua lelaki lainnya itu rasya dan johan.
“gue serius, gue ajarin loe soal cinta. Gue yang kasi loe arah, gue bakal kasi loe kasih sayang, loe ga akan sendiri” kata rasya tegas
“gue ga minta di kasihani ras!” lala marah lagi
“gak laak!” johan berteriak, rasya memotong ucapan johan
“loe diem dulu jo! Gue serius. Gue suka sama loe dari dalu, dari pertama loe bentak-bentak gue ga karuan, gue kira loe pasti beda dari cewek laen. Gue suka sama loe laa.. biarin gue yang kasi loe kiblat, biar gue yang marah-marahin kalo loe salah, biar gue jadi tempat loe wktu sepi dan tempat loe curhat, biarin gue laa..” rasya serius
Semua kaget tebelengak termasuk lala, mata tyo dan adit melotot terihat akan akn keluar dari kelopaknya, bella merengut, tia tersenyum kaget, johan yang hanya bercanda diam terpana. Lala masih diam berfikir.
“gue gak punya apa-apa selain duit ras” kata lala kemudian
“ga apa-apa laa, gue suka duit!” kata rasya bercanda, lala tersenyum
“sialan loe!” lala marah,
“gaa gue bercanda, gue suka loe laa. Gue gak tau se kesepian itu elo, kalo gue tau, gue ga perlu nunggu lama-lama buat bilang ini” rasya mengengam tangan lala
“gue sayang sama loe la, biarin gue yang ngajarin loe semuanya, barin gue yang sabar di bentak-bentak, biarin gue yang ngisi setiap sudut hati loe yang kosong, let me in and charge every empty rooms”.
“janji loe bakar jadi tutor gue ras??” lala melembut
“gak! Gue bukan tutor loe la, gue orang yang kasi cinta ke elo!” jelas rasya
Lala memeluk rasnya, rasya tersenyum lembut. Mereka akan jadi pasangan yang manis, dan seisi restaurant bertepuk tangan merayakan.
Tidak ada cinta yang datang dengan paksaan, jika itu adalah cinta dengna paksaan maka itu bukanlah cinta. Bukalah hatimu untuk setiap siapapun yang masuk mengetuk, setiap insan berhak untuk bahagia, berhak untuk cinta.
Malam di tutup dengan nyanyian tio, tio piawai memainkan gitar dan bernyanyi. Malam ini semakin indah, selamat malam la nina el lila.. 
                                                             -La Nina el lila story

Selasa, 04 November 2014


Awal ataupun akhir..  Aku disini.

“Mbak nia, ada yang dateng dari jam 5 katanya mau ketemu mbak cepetan dateng mbak ke resto” suara pegawaiku dari ujung telepon
“iya gue di jalan, tunggu gih macet tau. Lagian jam segini siapa yang pagi-pagi buta dateng coba aneh banget”
“mau reservasi tempat buat nanti malem mbak, katanya penting! Cepetan dateng mbak, kasian ini orang udah nunggu lama”
“iya-iya bawel ah..”

Nagita lovia, gadis umur 16 tahun yang masih sekolah kelas satu SMA. Sudah menunggu dua jam lebih bahkan sebelum restaurant buka untuk membuat reservasi.
“aku gita kak, aku mau buat reservasi buat nanti malem. Temenku mau pergi, jadi aku mau dia pulang cepet”
“sayang, buat reservasi setidaknya harus 3 hari sebelumnya kalo secepet ini kita ga bisa siapin apa-apa. Kakak-kakak yang disana ga bisa bkin sesuatu yang istimewa buat temen kamu dong” jawabku dengan perlahan.
“tapi kalo tiga hari lagi, dia udah pergi kak. Tolong dong kak, aku Cuma perlu kakak puterin ini video dan siapin tempat. Please kakk.. pleasee..  ”
“hmmm.. kakak bantu kamu deh, buat malem ini aja ya.. laen kali semua punya aturan ya sayang. Jadi konsep kamu apa?”
“ga ada konsep kak, aku Cuma mau dia pulang lagi”.

Ini adalah cerita lain dari gita, gadis kecil yang baru berusia 17 tahun. Hari ini tamu special kami tria, sahabat kecil gita sejak tk yang besok tidak lagi ada di Indonesia. Tria akan pindah ke keluar negri, jadi belum lama tria mengidap penyakit keturunan, yang membuat tria lama-kelamaan semakin melemah, meski tulang sum-sum dan kemo sudah dijalani dengan teratur.
Orang tua tria mencari informasi untuk berobat keluar negri, dan tria setuju untuk ikut.
“Tria orang yang konyol kak, dia ga pernah ngeluh, temenya aja banyak, Cuma aku yang selalu nempel sama dia. Tria sahabatku satu-satunya kak, aku ga punya temen atau sahabat lain, aku agak kuper”
“tapi beberapa bulan lalu tria ga lagi kayak dulu, dia lesu, dia ga suka senyum atau jahil kayak biasanya, temen-temen tria mulai takut deket-deket tria. Katanya sakitnya tria nanti nular, padahal belahan dunia mana coba yang ngomong penyakit kanker keturunan itu nular!” anak polos ini masih terus bercerita, dengan gaya khasnya remaja.
“beberapa hari lalu, tante nora mamanya tria bilang klo tria mau ke singapore buat berobat, sekitar dua bulanan kalo pengobatanya lancar. Aku seneng kak, tapi trianya enggak, tria kayak udah pasrah”
“satu kali aja kak, satu kali. Aku mau tria tau kalo aku masih di sini, masih ada buat tria, masih dukung tria, masih nunggu tria buat main basket bareng lagi. Cuma itu kak”
Aku mengerti, dan kami memulai rencana kecil. Makanan-makanan manis dans sederhana sudah mulai di rancang chef  kami, lagu-lagu ringan mulai dimainkan, hanya ada dua pelanggan kecil kami dan pelayan yang melayani, hanya ada mereka. Restaurant ditutup sebagai private.
Tria datang, badanya terlihat kurus dan wajahnya yang pucat menunjukan bahwa ia tidak sehat, tapi remaja ini termasuk anak yang tampan, postur tubuhnya yang tinggi dan wajahnya yang cakep menunjukkan anak ini bukan anak remaja biasa yang hanya punya beberapa teman, setidaknya dia pasti populer diantara remaja perempuan.
Tria duduk di kursi roda, gita mendorong kursi roda sampai kedepan stage kecil kami, video mulai berputar. Rekaman saat tria bermain basket dan mendapat juara satu, saat tria dan gita liburan ke jepang bersama keluarga mereka, saat tria mengajari gita untuk bersepeda pertama kali, saat mereka bermain bersama dengan teman-teman, dan saat ulang tahun tria yang ke 17.

Gita mengarahkan kursi roda tria ke hadapanya, sementara video tetap berputar
“bang, abang masih punya gita. Kalo abang pulang nanti, ayo kita main sepeda bareng lagi bang, ayo kita tanding maen ps bareng lagi, gita masih di sini bang, abang masih punya gita..” mata gita mulai berkaca-kaca,
“gita Cuma punya abang, gita bersyukur banget kenal abang dari kecil jadi gita punya temen, jadi gita bakal nunggu abang pulang terus kita teriakin tuh ke temen-temen abang, kalo abang sudah sembuh. Terus ke cewek-cewek centil yang ngejer-ngejer abang dan sekarang belagak ngejauhin abang, ayo kita buat mereka suka lagi sama abang”
“abang harus pulang bang, gita nunggu abang di sini, abang harus semangat terus sembuh, jadi gita punya temen lagi, jadi gita ga kuper sendiri lagi”
“kalaupun abang ga bernafas lagi, gita akan selalu nunggu abang di sini. Jangan kesepian bang, gita di sini nunggu abang. Jadi abang harus semangat!”
“kalo gita udah 17 tahun, terus mama udah izinin gita pacaran, gita mau nembak abang, dan abang harus terima.. jadi karena itu, tunggu gita udah 17 tahun bang, tunggu gita sedikit lagi, jadi abang harus sembuh..”
Semua menangis malam itu, kami yang melihat betapa polos dan murninya anak permpuan ini semuanya menangis, hanya bisa melihat, hanya bisa ikut berdoa untuk tria.
Tria meneteskan air mata, dan mengengam bahu gita,
“abang akan sembuh, terus balik lagi! Abang janji! Jadi kamu harus tunggu abang”.
“kalo nanti abang pulang terus kamu udah 17 tahun, abang yang akan nembak kamu dan kamu yang ga boleh lari ke cowok laen ataupun nolak abang, kamu harus nunggu abang pulang ya taa..” tria memeluk gita.
Dari kejauhan ayah dan ibu tria hanya memperhatikan sambil menangis, ibu gita tesenyum melihat anaknya, dan semua pegawai masih menangis keras layaknya anak kecil, akupun begitu.

Kami di ajari mengenal semangat oleh anak ini, yang bahkan belum berumur 17 tahun, di ajari mengenal setia yang bahkan belum memulai apapun. Mengenal bahwa hingga akhir, manusia harus berjuang demi seseorang yang selalu menunggu untuknya datang, untuknya kembali.
                                                    -La Nina el Lila story

Minggu, 02 November 2014


Nobody is perfect..

Pada awalnya yang kumiliki hanya restaurant sederhana dengan konsep yang juga sederhana. Memberikan makanan terbaik bagi pelanggan, usaha berjalan baik, entah karena kualitas makanan atau karena kami melakukan yang tebaik bagi pelanggan. Lama-kelamaan restaurant kami yang berkecimpung pada makanan italia classic mulai menjadi biasa saja, katanya untuk menjadi berbeda sesuatu harus punya ciri khasnya tersendiri.
Hari itu tepatnya hari senin seminggu sebelum valentine pada tahun 2014 seorang pria muda yang sederhana dan sangat biasa datang kepada kami, katanya dia ingin bertemu denganku, seseorang dari bagian manager atau perencanaan atau setara itu untuk meminta beberapa permohonan kecil. 
Dia bertemu denganku, sesungguhnya tidak ada yang terlalu istimewa dari laki-laki ini. Penampilan nya yang biasa, wajahnya yang biasa, dan kepribadiaan nya yang biasa cenderung kepada membosankan membuatku berfikir untuk pertama kalinya. Bahwa la nina el lila harus di ubah menjadi sedikit berbeda.
Sederhana, dia ingin mem-bocking restaurant kami hanya untuk satu malam, satu hari sesudah hari valentine tepatnya tanggal 15 februari. Pernyataan cinta, sebutnya. Dia ingin menyatakan cinta pada seorang gadis luar biasa wah yang satu kampus dengannya, sebut saja dia gio laki-laki sederhana tadi.
Gio sudah menabung lebih dari satu tahun, untuk tanggal 15 nanti. Katanya, dia akan menyesal seumur hidup jika hal itu tidak dia lakukan. “meskipun nanti saya Cuma menangung malu, atau di tolak. Setidaknya saya bicara bahwa saya mencintai dia dengan berani jadi waktu nanti saya udah nikah saya ga akan malu bangga ke anak-anak saya”. Ucapanya yang membuatku merasa gio istimewa.
Hari H akan segera datang, tidak lebih dari tiga hari lagi. Gio semakin sibuk, dia menentukan konsep, menentukan hidangan, dan bahkan memilih lagu-lagu dengan seksama. Sempurna.
Sehari sebelum tanggal 15 febuari, 1000 bunga mawar merah sudah dipesan. Balon-balon sudah mulai dibentuk, dekorasi sudah siap dan makanan untuk besok akan menjadi istimewa. Live band sudah siap menyanyikan beberapa lagu request dari gio. Mereka berlatih. Kami semakin sibuk.
Tanggal 15 februari, pukul 07.00 pagi sehari sesudah valentine. Sekitar 14 jam sebelum acara.

“bang, kalo harinya istimewa, kenapa bukan hari valentine kemaren bang?” tanyaku pada gio.
“hari istimewa kan bisa di buat, setiap hari itu menurut saya istimewa loh..”

Dan jawabanya yang lagi-lagi sederhana membuatku tersenyum dengan lega. Mungkin gio tidak istimewa, dia seorang laki-laki yang bisa dengan latar belakang keluarga yang juga biasa, namun laki-laki baik ini pantas di sebut sebagai gentleman. Caranya memperlakukan perempuan, benar-benar ku kagumi.
Pukul 19.00 semua sudah siap. Gio pergi untuk menjemput perempuan itu, namanya tasya. Kami menunggu, rencana sudah siap dan pelaksanaan akan berjalan sesuai keinginan gio. Restaurant sudah dipenuhi dengan teman-teman gio dan tasya, semua bertanya-tanya mereka berfikir gio ulang tahun hari ini.
Tak lama kemudian gio dan tasya datang, mata tasya ditutup dengan kain putih. Tanya cantik sekali, kulitnya putih, tubuhnya tinggi ramping berlekuk bak model, wajahnya cantik. Tasya memang wajar dikagumi.
Lilin-lilin menghiasi seluruh sudut restaurant, 999 bunga mawar merangai nama tasya di kolam renang, balon-balon berwarna lembut menghiasi atap-atap dengan cantik, alunan lagu live band mulai bersenandung.
Ketika penutup mata tasya dibuka, tasya tersentuh dan hanya diam sembari melihat sekeliling. Dari depan pangung gio berjalan menuju tasya, mengengam erat satu kuntum terakhir mawar merah. Tasya terpanah.

“Saya ga pernah berharap banyak dari sekedar senyum kamu ketika kita pulang bersama, dari sekedar melihat kamu dari jauh ketika kamu sibuk dengan teman-teman kamu. Saya ga sehebat teman-teman kamu yang luar biasa, yang punya segalanya. ayah dan ibu saya bukan dari kalangan mentri seperti keluarga kamu. Tapi saya ga akan berhenti buat kamu menoleh untuk sesaat ke saya, mungkin saya ga tau diri, mungkin besok satu kampus akan menertawakan saya. Ga masalah, saya udah mikir ratusan kali untuk hari ini, nabung lebih dari setahun buat hari ini, diem-diem merhatiin kamu dari jauh, mungkin saya jadi stalker kamu. Saya ga berharap di terima atau lebih, setidaknya kamu tau”
“Tasya.. saya jatuh cinta sama kamu, sejak di hari kuliah pertama kita waktu pertama kali kamu kasih minuman ringan, waktu itu saya di kerjain kakak-kakak senior. Saya ga akan pernah lupa senyum kamu, yang sampe saat ini selalu jadi semangat saya no satu. Tasya, ini udah lebih dari satu setengah tahun saya jadi orang bodoh di balik layar. Saya jatuh cinta sama kamu..”

Seisi restaurant yang tadi ramai oleh pendapat seketika sunyi, di antara kagum atas keberanian gio, atau meremehkan. Tapi malam itu, restaurant kami seakan hidup. Semuanya masih menunggu jawaban tasya, tasya masih diam memandang gio dengan sangat lama.
Tak lama gio mengerti, gio menyerahkan bunga mawarnya dan mulai berbalik berjalan pergi..


“tunggu!” tasya menghentikan.
“terus..? jadi kalo kamu jatuh cinta sama saya, gue harus ngapain? Kamu bahkan ga bilang yang lainnya gi.. gue nunggu buat kata-kata terusan”.
Gio tersenyum, memandang tasya dengan pekat. “saya sayang kamu non, saya mau kamu jadi pacar saya, walaupun saya selalu mikir itu mustahil tapi seluruh keberanian saya buat hari ini bukan main-main. Ini pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasa segini takut”.
“gue mau. Menurut gue, ga ada yang sempurna di dunia ini gi, dan dengan kamu sebegitu jagain gue dan sayang sama gue. Itu udah cukup.”
“ayo kita pacaran gi..”

Semua bertepuk tangan, tidak ada lagi yang mencibir gio dari belakang. Semuanya kangum, kata-kata tidak ada yang sempurna dari tasya menjelaskan semuanya. Gio memeluk tasya dengan erat, senyum tasya benar-benar cantik malam itu. Malam terus berlanjut, acara belum selesai. Gio bernyanyi untuk tasya, semua orang bersorak, tasya malu-malu dan menikmati malam yang indah.
Dari jauh, gio tersenyum padaku..
“Terimaksih dek..”.
                                                                                      -La Nina el Lila story

Sabtu, 01 November 2014


La nina el lila
                  The last story


 Kami menyajikan hal-hal sederhana. Seperti cinta, harapan, pertemuan, kebahagiaan singkat, airmata perpisahan dan sebuah akhir yang indah. Restaurant classic dengan konsep yang lembut dan nyaman. Kami siap melayani permintaan aneh dan luar biasa ketika hari-hari luar biasa datang pada kehidupan anda! Kami memiliki ide-ide super luar biasa untuk moment-moment yang tak pernah terlupakan seumur hidup dengan taburan tawa dan campuran kebahagiaan. Kami ada untuk melayani dan memberikan sentuhan akhir pada kebahagiaan anda pada hari-hari esok. Cinta adalah hal yang utama bagi kami, memberikan kebahagiaan adalah visi kami, dan cerita baru adalah motto kami. Selamat datang di la nina el lila, the last story.