Senin, 15 Februari 2021

Kisah Sebentar

Pertama, sudah seminggu lebih dari saat terakhir kutau hadirmu di bumiku masih ada.

Kedua, aku merindukan receh dari setiap obrolan yang bahkan tidak kita saling mengerti.

Ketiga aku terus dan terus tersenyum teringat kata-kata sarkasme-mu, yang pada detik lain kusadari artinya lalu membuatku sebal dan detik berikutnya aku tersenyum karenanya.

Keempat, aku rindu.

Kelima, aku jadi teringat lagi sendumu, redupmu dan pelarianmu dengan ton-an beban yang mengikutinya.

Keenam, kuingin kau terus baik dan baik saja.

Ketujuh, kuharap sesekali kau merindukan aku.

Kedelapan, ku ingin sesekali kau tersenyum karena kebodohan-kebodohanku yang mungkin bisa sedikit membuatmu menjadi manusia yang wajar.

Kesembilan, dimanapun dan apapun yang kau lakukan sekarang. Kuyakin kamu sangat baik dalam menjalani-nya. Aku yakin. Tapi sesekali, berentilah sejenak, katakan untuk dirimu sendiri “tidak apa untuk menjadi lelah”.

Terakhir, terimkasih. Untuk kesempatanku sekali lagi yang melambung tinggi mengenai menggengam dan memiliki seutuhnya, walaupun sekali lagi juga pada akhinya telepas dan aku kembali pada titik kecewaku. Kehadiranmu yang tiba-tiba, yang mengisi hampir seluruh peluh hatiku dengan tawa-tawa kecil, yang memuhi seluruh letihku dengan energi. Aku belum seberuntung itu ternyata. Cinta dan kehidupan memang berbeda. Aku ingin kau terus berjuang dan baik saja.