Jumat, 13 September 2019

Merayap hingga lenyap

Dan detik berlanjut,
Tidak berhenti ataupun berjeda
Tidak melambat ataupun tergesa
Hanya terus dan terus merayap
Pelan.. pelan.. dan pelan..

Tidak peduli koreng bernanah
Tidak tau sembuh atau basah
Bahagia dan suka
Sekecil apapun, se cukup umur siapapun
Terus dan terus,

Beberapa tetap sama
Ada yang masih pada tempatnya
Ada yang secara signifikan berubah
Ada juga yang selalu diam untuk hal yang sama

Masih tetap sebagian mencari
Beberapa lagi menemukan dan...
Selebihnya hanya menyusuri tapak hingga perberhentian

Bosan
Jenuh
Lelah
Sisanya menyerah menyusuri, mungkin kecewa

Beberapa merasa memiliki banyak dan terjebak dalam kosong
Beberapa merasa menemukan dan pada akhirnya kehilangan
Beberapa lagi terengut dan sudah terlambat untuk merebut kembali
Sisanya mengambang di udara, tidak memiliki, menemukan ataupun terengut apapun
hanya terus dan terus melayang

Oh..
Yang terakhir percaya bahwa ketika saatnya datang ia akan menemukan, memiliki dan tidak pernah kehilangan

Bahwa tidak ada yang salah ketika akal berfikir
Bahwa tidak sepenuhnya juga benar ketika akal akhirnya memutuskan
Namun begitulah yang terjadi kemudian..

Dan tiba-tiba seseorang menujuk perihal salah dan benar
Mengatakan jahat dan baik
Menjauhi, membenci, melukai tanpa mengetahui
Tanpa tau mengenai "pembuka", "isi", "penutup" dan "pada akhirnya"

Banyak yang berubah dari diri terdahulu
Banyak luka robek dan sembuh lagi
Banyak yang menyerah dan terus lari
Ada pula yang menunggu dengan sabar dan selalu menunggu, tanpa tau

Tapi waktu tetap merayap hingga lenyap...


                                   -13 September 2019-

Rabu, 31 Juli 2019

Ketidakmampuan

Riuh dalam diam
Ngilu di ulu hati
Pilu teringat
Aku belum mendaki apapun

terkadang bersyukur karena cukup
Sesederhana semua baik baik saja
Sesederhana tidak ada sesak dada
Sesederhana airmata tidak tumpah bersamaan dalam diam

Menjalani
Menikmati
Berdiam diri
Merasa aman dan terus tertunduk menyerah

Lalu kabar datang
Mengetuk cukup, mengetuk pemberhentiaan, mengetuk kembali mimpi
Yang aku lupakan
Yang aku sudah pasrah dan menyerah

Aku nyeri di ulu hati
Sengsara karena tak mampu
Derita karena sesak
Melihat jelas garis batas

Tebal dan kokoh

Sesekali aku menghayal
Kurobohkan beton-beton itu
Berlarian bebas
Tertawa, bahagia, indah
Khayalanku..

Aku bangga sungguh
Aku bahagia sungguh
Aku takjub sungguh
Tuhan sungguh luarbiasa, Tuhan amat luarbiasa

Dan sedih bersamaan

Satu kata yang menggambarkan seluruh perasaan
Satu jawaban atas nyeri dan ngilu tak berkesudahan
Satu titik sakit di ujung hati bernoda gelap

"Aku tak mampu".

Jumat, 12 Juli 2019

Belajar lupa

Ada ruang
Ada jeda
Ada hujan
Ada hening
Ada hati
Ada kamu..

Melayang layang disana,
Mengambang jauh dan samar-samar
Senyummu

Sesekali langgit jingga memerah
Sesekali hitam legam mendung
Saat hujan datang lalu tertegun
Suaramu

Punah doa dan harap
Tuhan baik untuk segala rencana
Dan iya semua orang tau,
Tapi, bukankah hati tak berakal?

Terkadang merasa berdosa
Sesekali ingin purapura tidak mengerti
Jujur kepada hati
Tidak punya fikiran sejenak
"Aku rindu"

Sebodoh itu, sebodoh itu..

Kenapa ia?
Cangkang tak berarti,
Cangkang terindah namun tak berisi
Membenci hati milik sendiri

Sesendu itu matanya
Sesepi itu dunianya
Bukankah ia belum menemukan?
Atau ia tidak perlu mencari?

Lain kali aku akan lupa
Esok sesamar lagi ia ada
Meski tidak begitu sesak seperti kala itu
Tapi ia masih ada

Seperti melodi masalalu
Seperti tawa kecil di kenangan samar-samar
Sepeti sebuah kisah yg lama kuinginkan
Seperti cermin yang kukira senada,

Sebodoh itu..

Biarlah jadi urusanku..

                                               '12 Juli 2019'