Jumat, 04 Desember 2020

manusia-manusia rumit

tersenyum dalam hati, bahagia dalam diam, riang dalam gelisah

kadang ia merah merona, 

kadang ia hitam legam, kadang ia seputih awan

takut-takut, hati-hati dan terus maju 

sesekali ragu, sesekali berfikir keras 

namun menyenangkan menikmati proses menuju menjadi lebih dekat 

terkadang bingung, terkadang lucu dan terkadang di tampar oleh kenyataan 

ia manis dalam isyarat 

namun rumit dalam mengungkapkan

dan tak masalah, bahwa ketika memulai akan menjadi menyenangkan  

yang satu kesepian dan mencari tujuan

yang satu lagi hanya hidup sesuai inginnya

yang satu selalu mencerca dengan pertanyaan kenapa 

yang satu lagi menjawab dengan menjadi dirinya

terlalu rumit 

bahkan untuk di jelaskan dan mengerti

yang satu merasa menarik dan ingin bertahan 

jangan takut, hari masih terbentang panjang untuk sebuah kisah

sebenarnya tidak ada yang memulai dan mengakhiri

manusia-manusia rumit

sebenarnya mencoba mengengam, mencoba menangkap dan mencoba membuka

dan yang satunya kekeh pada isi kepalanya 

rumit dan tidak mudah di mengerti 

setuju dan mencoba memahami dengan pakai hati 

dan satunya lagi-lagi sibuk dengan isi kepalanya

manusia-manusia rumit 

bahkan ketika hanya perihal menjadi jujur dan mengungkapkan 

penuh rahasia, penuh pemikiran, penuh dengan isi-isi kepala janggal 

yang satu menjadi penerka, yang satu lagi mencoba mengungkapkan isi kepala 

manusia-manusia rumit

Minggu, 29 November 2020

asumsi sendiri dan asumsi raga lain

Di antara semua orang yang bisa menyakitimu dengan sangat, di antaranya ada keluarga yang bisa memberikan perih dan bekas paling lama. ketika kita menerima diri kita sendiri dengan segala yang kita punya bahkan ketika kita tak punya apapapun, maka keluarga terdekat yang akan berteriak paling lantang mengenai membenci hal-hal yang tidak kita miliki. 

Kita semua manusia yang masih belajar. 

Tidak pernah sebelumnya ada yang berbicara bagaimana dan harus apa kita ketika hidup. bagaimana menjadi seorang yang baik atau bagaimana ciri-ciri orang yang buruk. tidak pernah ada kiat-kiat atau sekolah bagaaimana seseorang menjalani hidup. bagaiaman seorang anak harus bersikap, seorang teman harus menjadi, seorang ayah dan ibu seharusnya lakukan atau orang orang lainnya. kita hanya mencoba mencari tau dan berusaha menyimpulkan. 

bahkan aku mau, bahkan aku menerima. tidak masalah. tidak apa-apa, jika memang seharusnya begitu dan begitulah milikku. lalu kenapa orang lain menolak dan memaksa kita berubah menjadi standart yang menurut mereka paling baik? bahagia yang ada dalam benak kita, apakah persis sama dengan bahagia yang mereka pikirkan dalam benak mereka? tentu saja tidak. dan semua orang memaksa keinginan mereka kepada orang lain, untuk menjadi sama. 

ketika semua orang memberi lebel dan standart kepada orang lain. bagaimana harus terlihat dan bersikap, dan yang lainnya berfikir itulah patokannya. apakah itu adalah benar? sementara kita tidak benar-benar tau apakah itu salah dan benar. 

manusia hanya punya pengalaman dan kebiasaan. bukan kemampuan untuk membaca fikiran orang lain. 

menekankan apa yang mereka fikir baik untuk orang lain, yang terkadang tidak di rasa demikian yang dirasakan orang lain. contoh, seperti ketika orang ibu memaksakan jurusan yang di pilih untuk anaknya dengan embel-embel masa depan yang lebih baik. apakah masa depan akan benar-benar menjadi lebih baik? bahwa Allah yang menentukan setelahnya nanti, dan si anak sudah membuang jauh impianya dengan di janjikan masa depan yang baik. lalu pada kenyataannya masa depan yang baik itu ternyata tidak juga sangat baik, apakah si anak akan menyalahkan orang tuanya? tentu saja tidak, si anak akan dengan sabar dan penerimaaanya setulus hari berfikir dengan sudut pandang lain bahwa ia yang tak berbuat sebaik mungkin, bahwa ia sepenuhnya percaya bahwa orangtuanya adalah panutanya. dan siapa yang akan tau, jika si anak di biarkan memilih apa yang ia ingin lakukan masa depan lain yang akan datang?

kenapa bahkan ketika kita mencoba menerima diri kita sendiri dengan segala kekuarangan kita dan masih mau menerima orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihnya semantara orang lain itu menuntut kita untuk menjadi sempurna seperti yang mereka fikirkan?

bahkan ketika tidak layak bagi kita dan mencoba menjadi layak dengan mencintai ketidaklayakan tadi dengan sekuat tenaga. apakah sulit menerima bahwa setiap orang layak menjadi diri mereka sendiri?

bahkan orang yang paling benar dan baik di bumi ini adalah seorang manusia. 

seorang manusia yang terkadang salah, seorang manusia yang terkadang tidak bersikap adil, seorang manusia yang berfikir menggunakan otak di kepala kecil mereka masing-masing. seorang manusia dengan ego nya masing-masing, di sertai juga dengan kepentingan mereka masing-masing. 

dan tidak ada manusia yang benar-benar bersalah di muka bumi ini. 

pada kenyataanya adalah presepsi. situasi, kondisi, hati, keadaan yang cara mereka tumbuh membentuk mereka menjadi sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya. kita di biasakan berpatokan kepada norma dan batas yang seharusnya adalah jalan terbaik untuk membentukmu menjadi baik. namun bagaimana dengan orang-orang yang tidak punya keadaan yang sedemikian rupa? orang-orang yang sudah ditempat menjadi kejam dan kuat sedari kecil? orang-orang yang tidak dipupuk kasihsayang yang penuh, yang memiliki materi secara cukup atau orang-orang yang sedari dini tidak di ajarkan caranya menjadi baik? apakah mereka layak diadili dan dicap buruk atau jahat?.

sementara seorang anak di tempat lain, tumbuh dengan sangat baik. tutur dan bahasa yang sopan dan santun, dengan kasih-sayang yang penuh dan utuh, dengan kasur yang empuk, pakaian yang bagus dan nyaman setiap harinya, makanan yang hangat, serta pilihan untuk menjadi apapaun yang mereka inginkan. 

harus di tarik garis keras dan disamakan?

yang hingga saat ini masih disetujui banyak orang dan bahkan saya pribadi. bahwa setiap manusia dan makhluk di bumi ini hanya ingin menjadi bahagia. meskipun dicemooh, walau terkadang harus berkorban, bahkan ketika harus berubah menjadi pribadi yang lain, babak belur oleh keadaan dan kehidupan, walau akan di lihat berbeda atau jahat atau buruk atau apapun, janji yang mereka terima atau rasa yang akan mereka dapatkan bahwa "saya hidup dengan baik, dan bahagia". meski ratusan alasan serta rentetan jalan di belakangnya membentang jauh dan sulit, di dunia yang penuh dengan topeng dan tawa-tawa orang lain atas sakit dan perihnya orang lain juga. bahwa setidaknya aku, kami, kita, saya harus bahagia. dengan jalan apapun itu, dengan resiko apapun itu, dengan beban atau dosa yang nantinya harus di pertangungjawabkan atau di tanggung. maka pikirkan dan pilihlan baik-baik pilihanmu.


world is soo cruel. it laugh's at your pain. 

Selasa, 10 November 2020

Dinding-dinding batas antara ego

seperti sesuatu yang meluap memenuhi perut dan beranjak naik memenuhi rongga hati, 

seperti sesuatu yang sudah lama terkubur dan menjadi cerita, yang tiba-tiba membentuk menjadi sebuah nama dan kalimat panjang

atas hari-hari lalu yang sudah tak bisa lagi di tapaki, seperti kesempatan yang sudah berlalu dan tak bisa lagi di ulangi

aku riuh dan ngilu dalam ulu hati

kepada rindu dan haru yang mendadak punya suara

kepada hening dan kosong yang mendadak tidak takut akan sibuk

kepada hari-hari lalu yang kukira sudah abu dan kembali berwarna

kepada hujan, riuh suara teriakan, pohon rindang dan alunan santai dari petikan gitar

yang pada mulanya kukira Tuhan memberiku kesempatan lain untuk memenuhi suara hatiku dengan sepenuhnya keriuhan dan keinginan 

dan kunikmati setiap detik yang dimulai kembali seakan masalalu bukan hanya sebuah lipatan kertas di buku album kenangan 

manis, lucu, haru dan memnuhi rongga dadaku

kepada diam yang mendadak bisa berteriak, kepada haru yang punya tempat untuk menangis, kepada bahu yang kukira aku bisa bersandar denganya

lalu tiba-tiba disadarkan dengan nyatanya hidup

bahwa sekarang bukan mengenai kau dan dia, bahwa sekarang aku lebih dewasa untuk menjadi egois, bahwa sekarang kehidupan tidak melulu tentang cinta

dan bahwa kesempatan kedua tetap menjadi sulit untuk di robohkan tembok-tembok pembatasnya

batas antara jarak, jeda antara kisah,dan hidup yang sudah masing-masing lalu kita yang hanya menyimpan menutup suara sekali lagi

apa yang lebih buruk? ketika ada yang lebih menyayat dari rindu yang semakin berseru selepas menemukan kembali

namun tak mampu untuk memiliki? 

begitulah sebagian dari novemberku, selain hari-hari biasa dan bisa dijalani dengan menjadi normal

tentang setibanya seseorang darimasalalu dan kubiarkan beranjak melanjutkan perjalananya lagi

tentang sekali lagi aku bermimpi berlarian bebas dan lepas yang kembali di taruh di kotak hitam dan di kunci di sudut hati 

pada akhirnya, 

Tuhan menurunkan rasa haru dan bahagia, agar manusia tau bahwa airmata yang jatuh tidak melulu perihal rencana manusia.

Senin, 02 November 2020

November

 November, aku sedang mengasah kemampuanku lagi. Terkadang kufikir aku berani, terkadang aku fikir aku bodoh tapi di sisi lain kufikir aku hanya ingin membiarkan hatiku tumbuh seperti inginya. 

November, kufikir aku sedang menanam kaktus lainnya. Biasanya pertumbuhannya tidak akan lama, terus dan terus menjalar berduri. Aku yakin. 

November, kali ingin mungkin tangisku akan lebih deras dan panjang. Seusai ini mungkin aku akan berhenti mengunakan hati, ketika ini berakhir aku akan menjadi manusia dingin. 

November, sesungguhnya aku tau. Sebenarnya aku tau, bahwa rasa takut ini akan berubah menjadi sepi, luka dan kecewa pada akhinya. Namun aku masih membiarkan hatiku menikmati semunya bayang. 

November, aku takut. 

Dan semakin dan semakin takut. Ngiluku, sedihku, aku takut terluka lagi. Seperti candu yang inginkan lagi dan lagi namum membunuh secara perlahan, menciptskan guratan yang terlihat menyenangkan dan indah namun berefek sakit dan perih yang lama. 

November, sepertinya aku akan menangis dengan keras lagi. 

Kamis, 29 Oktober 2020

unfinish story

Dan, seakan hening akan gejolak membuat sesuatu yang sudah usang menjadi baru lagi

Seperti kisah yang sudah usai seakan dimulai lagi

Hujan dan angin, reruntuhan bunga, awan gelap dan mentari

Mereka berembuk jadi satu menciptakan masa yang lalu

Yang di umpakan oleh seorang kesepian jadi mungkin

Yang di gambarkan oleh seorang yang kosong menjadi ada dan bisa

Yang di fikirkan dengan skenario dalam fikir menjadi sebuah kemungkinan baru

Jauh sekali dia menjejal kata andai

Hiasan bunga, senyuman dan pelukan satu sama lain dan jadilah utuh

Pemikiran yang di tampar pada kenyataan, pada kemungkinan lain

Pada dua hal yang akan jadi akhir

Selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan yang melayang, akan selalu ada dua jawaban ya dan tidak sebagai pasanganya

Sebuah hak paten, yang harusnya ia sadari

Bahwa jawaban tidaklah melulu adalah ya

Sesaat seorang itu menari jauh melayang-layang, bahwa di sudut lain dari bumi ini yang ia umpamakan adalah nyata

Namun ia lupa, bahwa ia ahli dalam hal menerka-nerka sesuai dengan kesimpulan yang hanya membuatnya bahagia

Dan harusnya selalu ada kesimpulan lain yang nantinya akan membuatnya teluka

Mungkin,

Sebenarnya kisah itu sudah lama usai

Dan ia tau pasti kapan dan kenapa harus berhenti

Namun, dari semua jawaban tidak yang harus ia terima

Mungkin di sudut lain, ia berharap ada kata ya yang membuat akhir dari cerita panjang.

Jumat, 04 September 2020

surat cinta

aku, ingin dimiliki

dengan lembut, dengan cinta, dengan rasa takut kehilangan 

dengan rasa seutuhnya ingin memiliki

aku, ingin di rengkuh

dipeluk dengan hangat ketika luka, di beri semangat ketika lelah 

sesekali kita bertengkar, lalu aku akan menangis terluka 

sesekali kamu marah dan aku juga akan ikut marah 

aku egois dan selalu menang 

kamu mengerti dan selalu tersenyum mengalah

seperti seharusnya

seperti yang di ceritakan orang-orang sewajarnya

aku ingin menjadi marah ketika kamu di sentuh yang lain 

aku ingin kita berjalan seiring

aku menggengam tanganmu dengan hangat 

bersandar di bahumu

hmmm, kita berdua suka mendengarkan live music

sesekali kamu bernyanyi dan bermain gitar untuk aku

suaramu indah

sesekali aku ikut bernyanyi dan terhenti

suaraku jelek!

kamu tertawa geli, aku lagi-lagi ngambek

kita sama-sama suka menikmati warna-warni lampu jalan

hanya pergi tanpa tujuan

oh iya, akan lebih baik kamu marah ketika aku terlihat cantik atau tersenyum kesembarang orang

"cuma punyamu, cuma untukmu"

lalu perjalanan jadi panjang, jadi lama, jadi awet

jadi kita, jadi halal, jadi keluarga

setelahnya kita sering mengunjungi banyak tempat 

pantai, laut, gunung, sawah kemana saja, berdua

menatap langit luas dan awan biru bersama

menghadapi medung dan hujan lebat bersama

menangis dan bahagia

saling melukai dan saling memafkan lagi

saling mengalah satu sama lain

saling membesarkan ego di hari lain

sesekali aku ingin kita duduk berhadapan

aku ingin memandang matamu dalam-dalam

melihat betapa aku ada disana

di kedua bola mata yang amat indah itu 

hanya bahagia dengan menetap disana

hmmm, kamu tidak tertarik dengan yang lain kecuali aku 

sabar dan patuh menghadapiku 

postur tubuhmu yang tinggi tegap dan tangan-tangan kokoh yang siap bertaruh itu 

senyum manismu, suara paraumu,  matamu yang indah dan bau tubuhmu yang wangi

aku akan mecintai semuanya

seutuhnya

lalu kita akan berjalan lagi, lebih jauh lagi, lebih lama lagi

terus dan terus

"andai aku punya yang begitu, andai aku ditemukan dengan yang seperti itu, dan jikalaupun kamu tidak seperti yangkumau. asalkan mencintaiku dengan segenap hatimu. cukup bagiku, sisanya biar kulengkapi cerita itu".


                                                                                  "tapi aku sudah terlalu tua untuk berkhayal"

Kamis, 03 September 2020

nelangsa

sunyi sunyi kesunyian

hening hening tanpa bisikan

memulai lagi, berjuang lagi untuk melangkah 

untuk tetap pada porosnya

baik, baik, kuat, kuat 

kadang raut-nya tersenyum

kadang raut-nya menooh

kadang sikapnya ramah

kadang tuturnya cukup untuk melukai seluruh pertahanan

sikap? jangan di tanya 

hari ini mentari bersinar dengan terik

jauh dan tinggi di atas sana

namun hati terasa teduh dan riang

esok awan hitam memenuhi

hujan rintik mulai berjatuhan dan tak lama menjadi lebat

dan jiwa ikut merintih dan sedih 

jiwa jiwa yang katanya berwibawa

jiwa jiwa yang kata orang kebanyakan bijaksana

sungguh aku tak menggerti darimana mereka menilai

hati harus setegar baja dan sikap harus selembut sutra

tersenyum lagi tersenyum lagi tersenyum lagi

tidak apa, besok juga baik

sabar sabar sabar 

di depan sana ada pemberhentian dan tak lama lagi kita tiba

walau jemu, walau sepi, walau tak juga berkawan untuk menghadapi

namun masih bertahan hingga saat ini

katanya dengan menjadi baik bahwa seribu kebaikan juga akan sampai 

tapi menanti dengan sabar dan terus berusaha sekuat tenaga untuk itu

membuat hati semakin rapuh

jiwa semakin terkikis

bahwa perjalanan panjang dan jauh dengan segala perjuangan itu

tidak juga sampai pada kata bahagia dan baik

nelangsa