Sabtu, 12 Maret 2016

my sister from another mother


Dia tau saat yang tepat untuk maju, dia tau ketika aku harus berhenti. Dia mengerti ketika kupanggil dengan kata “lagi sibuk?” bahwa kekonyolanku sedang hinggap dan butuh untuk di tanggapi. Dia bijaksana, tapi hatiku terbuat dari baja. Dia pengertian namun keras kepalaku mengalahkan segala logika dan mendahulukan ego. Entah bagimana bisa, tapi dia salah satu kado dari Tuhan untukku.

Seseorang pernah berkata kepadaku, bahwa seseorang yang menemanimu dalam suka dan duka juga adalah sebuah anugrah. Setelah berulang kali kufikirkan kata-kata itu, sepertinya kata itu adalah nyata dan aku sangat bersyukur mengenalnya. Entah sejak kapan, tapi aku ingin di masa depan ia tetap ada. Di kisah-kisahku selanjutnya, di setiap butir airmataku yang jatuh, dari setiap bunga-bunga yang berkembang dari dalam hatiku, untuk setiap cerita yang bisa kubagi. Mari kita untuk selamanya.

Aku amat tersentuh untuk setiap kesederhanaanya dalam menghargaiku, aku amat teduh ketika ia menasehati untuk kebenaran bukan untuk sebuah senyuman, dan aku sangat berharap ia menemukan kebahagiaannya sendiri. Aku juga ingin lukanya sembuh, berkali-kali kukatakan bahwa sebuah harapan selalu ada, dari bunga yang kuncup dan akan merekah, dari titik kecil manjadi sebuah tetesan embun, apapun itu.

“aku sudah berdoa di gerejaku, kukatakan semuanya padaNya, segala kebaikan yang aku ingin datang untukmu” ketika jarak tidak lagi bisa membuat mata kami saling bertemu dan bercerita bertatap, ketika aku bersujud berdoa di masjid dan dia melipat tangan dan berdoa di gereja. Taukah kau kawan? Aku sangat tersentuh untuk kalimat yang sangat tak berguna bagi orang lain itu. Bahwa tidak pernah menjadi masalah walalu aku bersingkuh sujud disajjadah dan kau duduk melipat tangan dan menundukkan kepalamu didepan salib.

Ketika kurasa semua begitu rumit, kau akan tetawa dengan nada mengejek dan aku akan luluh dan menyadari “oh.. semua tidaklah sulit”,”aku hanya membuat segalanya lebih rumit dengan menjerit kesakitan” dan apapun menjadi lebih mudah. Kau tidak akan lagi kaget karena kekonyolanku, atau kau tidak akan lagi menjadi heran atau aneh dengan logikaku yang berputar jauh dan kembali lagi dari bulan. Katamu, aku terlalu rumit. Dan akhir-akhir ini baru kumengerti, iya kau benar lagi.

“aku ingin mendengar roman picisan!”, “akankah ada yang mencintai rupaku kelak?”, “akankah aku sama seperti yang lain nanti?”, “apakah bahagia itu benar-benar ada?”. Ada! Dan aku ingin kita terus percaya, bahwa di ujung jalan sana ada sebuah akhir dari perjalanan yang amaat panjang, di ujung sana ada kebahagiaan yang disiapkan dan dirancang khusus untuk kita, itu ada.

Aku tidak bisa menjelaskan dengan pastinya bagaimana, namun yang pasti di sana ada sebuah kisah yang indah, sebuah tempat yang cantik, dengan kebagiaan yang lengkap. Bukankah kita harus tetap melangkah untuk sampai kesana? Mari kita lalui bersama semuanya, mari kita tetap berbagi semua yang bisa kita bagi. Selamanya J .


                                                                                    untuk seorang sahabat yang akan tersenyum, 
                                                                         ketika membaca ini. kita memang romantis J