Sabtu, 30 Januari 2021

Rasionalitas dan hati yang seiring jalan

 Terkadang menemukan bahagia bukan berarti kamu harus pindah, terus mencari, menemukan sesuatu, ataupun berubah. Menyadari sesuatu yang ternyata punya arti yang lebih lalu bersyukur bahwa kamu sebenarnya punya banyak sekali kesempatan yang di kasi Tuhan buat kamu.

Diam di tempat yang sudah di penuhi kelimpahan. Hanya jika kamu bener-bener sudah paham, arti kelimpahan sebenarnya. Orang-orang yang tidak akan pernah berhenti dan capek buat memami kamu, yang akan selalu menerima kamu lagi dan lagi bahkan ketika kamu berbuat kesalahan yang sama lagi dan lagi juga. Mentoleransi setiap sakit hati dan kesalapahaman setiap tingkah laku. Juga bentuk cinta.

Ada yang patah dan jatuh berkali-kali tapi tetap bangkit. Bukan bangkit sebenarnya hanya lebih mentoleransi bahwa gagal juga bagian dari hidup.lalu balas dendam dengan coba lebih tegar lagi. Ada yang kecewa dari ekspentasinya yang tinggi lalu lari dengan label kekosongan. Itu juga bagian dari toleransi hidup, biarin aja toh besok dia akan bangun dari tidur dan ga punya pilihan lain selain tetap pada porosnya. Setelah pemikiran dan andai yang panjang dia akan sadar, bahwa ga seburuk itu apa yang sudah jadi garis Tuhan kan.

Menentang dan marah itu satu jalur, emosimu sama orang lain beda. Rasional pake hati dan sepenuhnya rasional juga punya akhir yang pasti jauhh beda. Ga ada yang salah, beberapa orang hanya memilih. Tetap pada pilihanya atau nanti berubah memilih lagi.

Ketika di injak, dipukul dan tertinggal kita marah. Tapi dengan caranya masing-masing dan dengan kadar toleransinya masing masing juga. Kalo menurutku, sertakan hati biar jadi lebih lega kalo pilihanmu salah. “aku sudah pake hatiku, dan ga menyesal”. Tapi gamudah juga, kan lagi marah.

 

Cara orang mencintai beda-beda. Ada yang dengan membentak dan kasi benteng kuat. Ada yang ngurung dengan penjagaan ketat. Ada yang ikut senang ketika yang di cintai bisa jadi maunya. Ada yang menentukan yang terbaik demi yang di cintainya. Ada yang di pelihatkan. Ada yang di simpan baik-baik. Ada yang terlihat bahkan hanya sekilas, ada juga yang harus di gali sampai ke kedalaman tertentu. Gapapa, semua bentuk cinta. Masalahnya terkadang orang bingung atau salah menerima cinta itu gimana. Manusia cenderung egois, dengan berfikir apapun yang kufikirkan benar sebelum mau mengerti duluan bahwa yang di kasi harus di terima dulu. Aku juga begitu, dan mungkin beberapa orang sama.

Yang terakhir. Cinta dan kasih sayang itu dua hal berbeda. Cinta itu egois. Ingin memiliki, menguasai, rakus, mengebu-gebu dan kuat. Yang kuat bisa jadi lemah, yang jarang mentoleransi jadi sering bilang gapapa, yang terbiasa membentak harus mendem amarah. Tapi Cuma yang benar-benar cinta yang tau caranya ikhas.

Sayang adalah serpihan dari cinta. Sayang tidak memaksa atau harus memiliki. Sayang adalah kebebasan, tapi tidak punya ikatan kuat. Sayang ngebiarin apapun atau siapapun itu jadi yang mereka mau. Tapi sayang tidak punya arah, tidak punya akhir, tidak bisa meng-ikhlaskan.

Kamis, 28 Januari 2021

Teori limit-ku

Kedalaman hati seseorang memang luar biasa. Gabisa di tebak, gabisa di ukur dan kadang gabisa di pahami pake nalar. Memami itu ga selamanya jadi benar, menebak dan memahami kadang hampir jadi satu arus. Dan sebaliknya, memahami bisa berbalik jadi di ajari. Hal terunik yang selalu aku temukan dari orang seperti kamu.

Bening, dan kokoh. Walaupun isi kedalamanya penuh dengan retakan. Mudah di isi, dan mudah di kuras bersih. Bisa memukul dengan keras, bisa bercermin dengan jernih, bisa berbalik dan mengajari. Dan terasa semakin jauh di pahami.

Jauh di sudut, ada tempat kelam dan hitam tak tersentuh dan hanya aku yang boleh masuk ataupun menguasainya, tanpa di ketahui atau tidak pernah di tunjukan kepada siapapun. Tapi kamu menemukan ceceran-nya. Tidak untuk di masuki, hanya menemukan hal-hal yang seharusnya tidak untuk di ketahui.

Sedalam itu pemahamanmu.

Tidak ada yang salah, dan benar. Semua hanya ambigu. Semua hanya “the things” yang sulit di pecahkan rumus dan akar muasal-nya.

Tapi hatiku jadi sesak, dadaku jadi sakit dan tertahan. Seakan takut di ketahui, atau takut di renggut. Hanya karena seorang yang jauh. Yang bahkan tidak secuil dari hidupku.

Jalan terbaik menurut versiku, dan jalan yang kamu pilih. Semoga suatu saat kita bertemu di satu titik dan koma. Untuk saling tersenyum bahagia. Itu saja.