Kamis, 23 Februari 2017

Friends never die

Dan dia mulai memudar, seperti hari kemarin hanya cinema yang ditonton sesaat. Hebat dan berlalu. Seperti semua kenangan indah dan manis hanya menjadi hantu di sudut fikir

Dan dia mulai berlalu, cerita-cerita konyolnya, tingkah-tingkah ajaibnya, kehidupan yang bebas katanya dan senyumnya yang tak di buat-buat

Tidak peduli apakah ia sang fajar ataukah si mentari, tidak lagi peduli apakah ia pernah singgah lalu pergi. Namun namanya pernah ada dan terukir. Dia

Aku akan merindukan pertanyaan-pertanyaan konyolnya, kegelian karena tingkahnya, sosoknya.. dan hatiku yang belum sempat kukatakan isinya.

Aku.. hanya cukup tahu diri. Hingga aku menyadari, bahwa ketika Tuhan mengambil miliknya kesempatan untuk tersenyum dan mengungkapkan hati juga akan sirna, selamanya

Dan dia sudah pergi. Bagian kecil dari mimpiku ketika kukira nanti entah kapan itu akan terjadi, namun aku akan berdiri dengan sempurna di hadapanya, menyapa. Itu tidak akan pernah terjadi

Setenang aliran air yang berlalu, sepi seperti katanya ketika merengek untuk dikerubuni. Dia sudah pergi..

Dan dia sudah pergi. Temanku, yang berdiri lebih kokoh dari teman-temanku yang lain, yang hidup dengan caranya dan yang nanti katanya akan berubah

Temanku tidak pernah mati, ia masih disana tersenyum dan dengan kokohnya berdiri. Ia hanya kembali..

                                Untuk seorang teman,
             Yang kemarin datang dengan kabar
              Bahwa ia telah tiada..
              Selamat jalan kawan, kami sayang
              Padamu..

Sabtu, 18 Februari 2017

Senja kemarin

Udara lembab msih berasa, iya tak berapa lama tadi habis hujan. Masih berasa dinginya. Ia aku dengar kabar, iya aku lagi-lagi kecewa. Aku menghibur diri sendiri, dengan janji-janji lain, dengan harapan-harapan lain, dengan antrian doa-doa lain jua. Mungkin, ada sedikit celah hingga aku bisa menyelinap masuk kedalam.

Lalu aku masih berpura-pura baik saja, aku dengan santai aku masih benyanyi ria sore itu, dan aku juga tak lupa mengeluh ribuan kata pada sahabatku lagi, haha mungkin suatu saat dia lelah akan semua keluhanku.

Dan dengan pelan dan pasti, jawabn itu datang. "Coba lagi" katanya, "anda msih belum beruntung" jawabnya.

Tidak Tuhan, aku tidak marah.. toh aku hanya bagian kecil dari duniaMu yang harus Engkau urus.
Tidak Tuhan, aku baik-baik saja.. percayalah padaku, besok atau lusanya lagi aku akan tetap datang dengan doa-doa dan mimpi yang lebih jauuh lagi.

Hanya saja, hatiku tiba-tiba kosong. Hanya saja, fikirku kembali hilang. Aku masih dalam tahap wajar kan Tuhan? Aku hanya manusia biasa, maafkan aku.

Hanya terkadang aku tidak merasa Engkau benar-benar ada, atau mungkin Engkau yang lupa bahwa aku ada, atau mungkin suara ketukan pintuku tak cukup kuat hingga Engkau tak kunjung mendengar. Aku hanya lelah bermimpi dan jatuh. Aku hanya merasa sakit berkali-kali mengais dan tetap tidak di adili, maafkan aku.

Haruskah aku berhenti? Haruskah aku hanya diam dan berhenti, menjalani dan menjalani. Ternyata benar-benar melelahkan, hingga rasanya aku tak akan pernah sampai, melelahkan sekali perjalanan ini, jauh sekali.