Senin, 20 Juli 2015

i need 'day'


Jadi.. harus kemanakah aku melangkah? Apakah ke utara, selatan, timur atau barat? Lalu.. setelah hari ini berakhir, apa yang harus kulakukan? Kenyataan bahwa segalanya sudah diujung dari sebuah perjalanan singkat, dan aku masih tak menemui apapun.

Esok, apa yang harus kulakukan..? menghitung hari? Menunggu detik? Berulang kali melalui jalan yang sama?

Tak lama setelah tawa mengambang diudara, bahagia hari itu berakhir. Ketika saat pulang menghampiri, saat itu akan tiba. Dimana sepi dan lagi-lagi tekungkung menjelaskanmu akan sebuah kata yang hingga kini tidak ingin kau akui.

Harus apa aku setelah ini? Apa yang kulakukan esok? Sudah beruang kali kubunuh waktu dan sepi, aku sudah belari sejauh perjalanan yang bisa kulampaui. Hingga pada akhirnya aku hanya bisa kembali dan lagi-lagi menyadari.

“Kamu.. sudah mengakhiri sesuatu yang kamu mulai, dan hingga kini kamu belum memulai sesuatu atau apapun lagi?”.

Tertawa, hura-hura, menjadi berbeda, melangkahi detik dan pura-pura bahagia.. bukankah aku pelakon yang baik? Dan meskipun begitu, rasanya masih kosong. Dan walaupun begitu, aku tetap sepi. Jangan menangis kata batin, berhenti menjadi kalah dan haru kata akal, jangan.. kamu akan kehilangan segalanya kata hati.

Apa yang kucari? Apa yang ingin kutemukan? Apa yang ingin kumulai? Dimana aku ingin tinggal dan berhenti? Kenapa semua semu hingga lagi-lagi hati terasa hanya kosong dan hampa.

Lihatlah dia, seberapa besar matanya berbinar? Bisa kaurasakan? Mimpinya dan mengebu-gebu rasanya ingin itu nyata..

Lihatlah mereka, tertawa hingga seisi ruangan riuh, lepas, bahagia.. bisakah kau bandingan dengan sepi yang masih ada disudut-sudut hati ketika menyadari bahwa masa akan segera berakhir..?

Lihatlah orang itu, bahkan ketika yang ia lakukan tak sebanding dengan segala sesuatu yang ia dapatkan, dia berusaha dan melakukan sesuatu..

Lalu aku?
Harus kuapakan rasa hampa ini? Harus kutujukan kemana hidup ini? Ke arah mana aku harus meneruskan jalan yang masih teramat pajang dan jauh ini? Haruskah aku berputar hanya di sebuah tempat yang sama?

Aku ingin menemukan apa yang kucari. Aku ingin tau apa yang membuatku menunggu. Aku ingin memulai hidup yang kuinginkan. Aku ingin tinggal di tempat dan didunia yang aku ingin tinggali. Aku tidak ingin berhenti dan berputar seakan hari ini tak lagi memiliki lembar baru.



                                                             'day' = berasal dari nama amerika yang berarti
                                                                                cahaya dan harapan.. 

Senin, 13 Juli 2015

hallo! teman kecil..

Apakah kita masih berada di sana? Entah apakah kamu akan mengingat kala itu, ketika kita masih sangat polos bahkan untuk mengenal perbedaan, kala dimana yang kita ketahui dengan baik adalah mainan, kala dimana semua kebahagiaan hanya berasal dari hal-hal sederhana. Seperti berlarian saling mengejar, bermain boneka, dan menyusun puzzle.

Aku masih ingat kala itu, janji yang dibuat dua orang anak kecil yang bahkan belum mengenal mode dan style, janji sederhana bahwa seusai tahun berlalu kita akan bertemu lagi, akan berlarian dan mengejar matahari lagi. Kamu yang kekal diingatanku adalah kakak perempuan baik hati yang selalu adil, kakak perempuan yang berbeda beberapa tahun lebih tua dariku yang tidak pernah kusebut kakak, atau ayuk atau apapun itu. Kita adalah teman, dan kala itu kukira akan menjadi selamanya.

Beberapa waktu sebelum kamu pergi, kita hanya berbincang sederhana. Aku masih ingat sorot matamu polosmu kala itu, ucapanmu saat itu, “nana pergi Cuma sebentar, kalo nana pulang kita main lagi” dan aku selalu menunggu saat nana akan pulang, ia itu adalah namanya, teman kecilku yang tiba-tiba muncul kembali setelah betahun-tahun menjadi koleksi ingatanku yang bahagia. “kalo nana pergi, ica main sama siapa?” kataku menjawab dengan penuh penyesalan. “nana pasti pulang, terus kita main lagi”.

Entah mengapa aku selalu menunggu sosok anak perempuan teman bermainku untuk pulang, tahun pertama, tahun kedua, dan tahun-tahun setelahnya. Nana tidak pulang untuk waktu yang lama, dan aku beranjak dewasa, melupakan janji bahwa kami akan bertemu dan bermain bersama lagi.

Ketika waktu telah berlalu dengan cepat, dan waktu hampir menghapus semua kenangan, tiba-tiba sesuatu mengingatkanku. Stiker, yaa.. hal sederhana yang masih menempel di tempat yang sama ketika dulu kami sering bermain, tempat dimana nana berjanji akan pulang dan menemaniku bermain lagi. Stiker janji itu masih berada disana, dan tak lama kemudian memudar lalu menghilang. Apakah seiring dengan pergi dan mehilangnya semua kenagan dan janji? Mungkin iya, atau tidak.

Setelah hampir lima belas tahun dan aku tumbuh menjadi perempuan yang cukup dewasa untuk mengerti ‘hidup’. Nana tiba-tiba pulang, nana pulang. Ia tampak sama dengan tubuh yang lebih tinggi dan cantik, matanya yang bulat hitam, rambutnya yang sebahu, tubuhnya yang mungil, dan wajahnya yang tirus. Apakah nana masih menjadi nana yang dulu? Jawabanya tidak tau.

Nana kembali, namun dengan penampilan yang berbeda. Nana nampak lebih modis, lebih stylist, lebih cantik, dan lebih pendiam. Ketika pertama kali kami bertemu, nana bahkan tidak memberikan senyum ramahnya seperti dulu, hanya berlalu seakan memandangku asing. Apakah nana tidak mengenalku? Bahkan aku tak banyak berubah, hanya sedikit lebih dewasa.

Nana tidak lagi sama, dia berubah menjadi gadis yang berbeda. Nana hanya bergaul dengan anak-anak kelas pejabat atau pengusaha, hanya tersenyum kepada orang-orang cantik dengan penampilan yang modis dan stylist, nana tertawa dan bermain pada anak-anak berduit dan bergengsi. Nongkrong di restaurant-restaurant mewah, cafe-cafe elit, dan dengan barang-barang branded dari ujung kepala hingga kaki.
Kami tidak lagi saling bercerita layaknya sahabat baik, tidak lagi bermain dan tertawa bersama, tidak lagi berbagi snack atau bertukar stiker, waktu berlalu dan segalanya berubah. Bahwa hidup yang sekarang menuntumu untuk menjadi berkelas, bahwa hidup di zaman sekarang berlomba-lomba memperlihatkan setiap detil yang kamu miliki adalah nomor satu. Hidup yang sekarang mengharuskanmu untuk berteman, bermain dan berkawan pada tempat yang sama, kepada strata yang sesuai.

Apakah nana akan ingat ketika suatu hari jika kesempatan datang dan kitaa akan duduk bersama, membicarakan masalalu, bercerita masalalu? Apakah nana akan turut tersenyum dan bahagia ketika kuceritakan bahwa dulu kita menangis dan ketakutan bersama? Entahlah.. 

Kamis, 02 Juli 2015

If you


Jika Dia berkata iya dengan segara,
Maka kamu akan diam ditempat selamanya
Jika Dia segera membuat semuanya nyata,
Maka kata sakit tidak akan mengajari dan bermakna..

Jika kamu hanya diam dan tidak melakukan
Jika tiba-tiba dunia berputar dan kamu sadar
Tetap berada di tempat yang sama,
Merangkaklah keluar dengan segenap tenaga,
Berusahalah menjadi berbeda

Jangan berhenti bernafas,
Jangan lelah menjadi sakit dan bangkit lagi dan lagi
Jika kamu terus begitu
Jika kamu tak mengubah itu
Maka kamu akan tiba di tempat yang lagi-lagi sama

Dengarkan aku Tuhan,
Bahkan hanya sepintas selalu
Aku ingin membangun mimpi-mimpi indah itu
Aku ingi hidup diantara senyuman, cinta dan kebahagiaan
Yang dimiliki semua orang

Jika kamu..
Jika kamu..

Lihatlah semua hal yang kupunya,
Lihalah seberapa lebar senyumku mengembang,
Lihatlah aku yang begitu bahagia,
Lihatlah semua orang mencintaiku,
Aku..

If you..
If you..

Lalu aku menghembuskan nafasku lagi, dengan berat
Ini adalah ‘jika’ dan ini bahkan belum dimulai
Jika aku, jika kamu, jika kita
Akan menjadi sebuah kisah yang indah dan bahagia
Maka jadilah seperti itu dengan segera,
Dengan sentuhan keajaiban-keajaibanmu.. kumohon segera

Jika kamu..
Jika kamu..

Jika kamu datang pada saat yang tepat nanti,
Maka aku akan menyambut dengan segala yang kupunya,
Dan kita akan bahagia bersama, bersama..
Jangan lari, berhenti menghela nafas
Hanya menjalani hidupmu
Ia akan segera menolongmu, dengan keajaibanya
Jangan sembunyi, lihatlah semua akan membaik
Berhenti menangis dan coba tersenyum dengan cantik..