Rabu, 28 Agustus 2013

Satu lagi hari luar biasa..

"Saya sebelumnya tidak tau bahwa teman adalah seperti itu. bahwa supir dan barang-barang serta kedudukan orangtua mu akan berperan dalam pertemanan, bahwa ketika kita mulai memiliki teman kita harus memilki banyak hal"
"Saya yang angkuh menyerahkan segalanya, menjadi egois dan kaku, memerintah dan berteriak seakan dengan ribuan sayap yang terbang jauh dan tinggi".
"Bagi saya, ayah saya lah mario teguh.."

***** 
      Dijalan-jalan setiap orang sedang mencoba menjalani aktifitas, masih terlalu pagi dan semua orang sibuk untuk mengejar hidupnya hari ini. aku memandang ke luar jendela, berdiri karena kehabisan tempat duduk di bis, angkutan kota yang tak terasa panas ini. jam 06.30 dan hari masi pagi, mentari bersinar dengan sangat ramah, lembut dan sejuk. aku berdiri dengan kokoh, berpegang pada pegangan kecil pada bis, berdesak-desakan dan merasa ikhlas dalam hati. 
     Pagi ini kampus masih sepi, kegiatan perkuliahan belum aktif sepenuhnya, maba yang masih sibuk ospek atau dosen yang masih pulang kampung, entahlah.. tapi beberapa temanku sudah disana, menunggu mungkin ada dosen rajin yang masuk dan mengajar harini dan aku bergabung, menunggu.
     Banyak hal yang ada di dalam hatiku sekarang, seperti aku akan menjalani kehidupan yang sulit mulai saat ini, atau kapan masalah ini selesai, kenapa harus aku, bosan, atau ingin lari mungkin tapi aku hanya diam tak bersuara, seakan semua baik dan memang semua akan baik saja fikirku. ini hanya akan menjadi aktifitas baru, dan lambat laun aku akan menerimanya. 
     Tak lama kemudian dia datang, teman dekatku yang kemana-mana selalu bersamaku. panggil saja dia tata, seorang gadis berjilbab yang sederhana yang terkadang membuatku berfikir keras dengan sifatnya yang tak pernah sama setiap harinya. kadang ia lembut, kadang ia keras, kadang ia terlihat jahat, terkadang dia sedkit aneh, ambisius, dan terkadang dia akan jadi orang yang sangat baik. mungkin dia seseorang dengan kepribadian ganda? tapi dia teman dekatku, akan aku terima bagimanapun dia. 
     Lebih dari dua jam dan tak ternyata tak ada dosen yang cukup rajin berniat mengajar pada hari ini, atau memang hanya karena kami yang telalu rajin? entahlah. dua jam waktu yang lumayan kan untuk menunggu dan jika memang tidak ada yang akan datang berarti memang tidak ada mata kuliah lagi untuk hari ini.
     Aku dan teman temanku yang lainnya akan pulang, tidak ada lagi yang harus dilakukan setelah dua jam menunggu tanpa kabar pasti seperti ini kan? setelah berbincang hal-hal yang ngelantur sedikit kami akhirnya pergi. 
     Aku dan tata tidak berniat pulang, sebenarnya berencana mencari beberapa kepeluan kuliah jadi kami tidak buru-buru pulang kerumah. kami dijalanan, membelah jalan yang masih pagi dan tak terlalu panas mencari sedikit kenangan atau menemukan bahan-bahan yang diperlukan untuk hari esok. tempat pertama yang kami datangi adalah warung sederhana di dekat sekolah lamaku. mereka menjual mie pangsit yang selalu menjadi makanan favorit tata kalau pergi ke sana. 
     "mie ayam pangsit satu!" pesan tata dengan tegas. 
     "pangsit campur bakso aja, ga pakek mie!" kataku menambahi
     "minumnya apa mbak?!" pelayan toko tak kalah tegas
     "es teh manis dua" kataku lagi. 
     Tak berapa lama pelayan kembali dengan pesanan kami, tak cukup waktu lama mie ayam pangsit tadi dilahap dengan cekatan oleh tata, dan aku tak kalah hebat tentunya.
     Kami masih sibuk dengan menikmati mie dan pangsit. hati kecilku berbisik pelan, "apa yang kaulakukan disini? harusnya kau pulang saja menemani mama atau lakukan hal lain." yang lain lagi berkata "tidak apa, hanya menghirup udara segar saja sebentar." dan aku menurut. 
    Setengah habis, tata mulai bicara lamban dan aku masih sibuk dengan pangsitku tak begitu mendengarkan.  tata bicara lagi, dengan nada yang lebih lamban dari sebelumnya aku mulai mencoba memahami, mendengarkan.
     "aku dulu dibully na.. sampe sekarang aku masih inget muka dia yang teriak-teriak larian disekolah ngata-ngatain aku."
     sebenarnya terlalu sering aku mendegar ungkapan dibully ini tapi tata tak pernah bercerita dengan lebih jelas, sepotong-sepotong lalu mengambang tak berarti. Tata masih diam berfikir sejenak untuk mencoba memulai sebuah cerita singkat, dia tidak pernah menyerah atas apapun, emosi, semangat, optimis, dia seakan bisa menginjak dunia dibawah kakinya dan berteriak dengan lantang. Hari ini, tata tertunduk lesu dan perih mengingat rasa sakit dan luka.
     "Aku sebelumnya tidak tau bahwa teman adalah seperti itu. bahwa supir dan barang-barang serta kedudukan orangtua mu akan berperan dalam pertemanan, bahwa ketika kita mulai memiliki teman kita harus memilki banyak hal"
     "Aku yang angkuh menyerahkan segalanya, menjadi egois dan kaku, memerintah dan berteriak seakan dengan ribuan sayap yang terbang jauh dan tinggi".
     "Aku punya segalanya na, bisa di bilang begitu. Tapi waktu tiba-tiba semua hilang begitu papa kena masalah, aku jatuh ga berbekas, rasanya luar biasa. Aku percaya papa na, aku tau dia bukan orang yang akan gambil hak orang lain. Oke dia dipenjara hampir setahun tapi satu kalipun dan satu detikpun aku ga pernah denger papa ngeluh dan putus asa, papa ga pernah tandatangan kalo papa bersalah na! Aku percaya dia, aku yakin dia ga pernah salah".
     Perlahan waktu seakn berhenti sejenak, hany sejenak semua perasaanku campur aduk, dia? Maksudku seorang tak pernah menyerah pernah mengalami masa-masa yang paling sulit. Tata bicara lagi, melanjutkan cerita.
     "Waktu pertama kali aku tes universitas dan ga lulus, aku nangis ga berhenti na, sehari seminggu sampe papa bilang bahwa papa tes ribuan kali buat jadi pns dan selalu gagal, tapi papa ga pernah nyerah sampe akhirnya posisi papa udah setara sama pejabat-pejabat gedongan."
      Lagi, aku memutar semua kenangan pahit yang ku alami semua pahit dan aku fikir hidupku yang terpahit, bukan ternyata semua orang punya luka walaupun itu sudah berlalu, luka adalah luka.
      "Aku masih cukup kecil buat nerima ini na, aku masih inget dia anak laki-laki itu lari ke semua sudut sekolah SD ku buat teriak terikin nama papaku, Hermawan korupsi, hermawan korupsi, hermawan korupsi!! Aku mau lari ke dia buat nuup mulutnya dengan tanganku na, cukup! Tapi aku ga bisa. Aku cuma pulang dan ngabisin waktu berjam-jam buat nangis di kamar mandi, aku cuma anak SD na..".
     "Semua cuma masalalu ta, sekrang semua udah berubah". Well, buat saat ini cuma ini yang bisa keluar dari mulutku.
     "Waktu itu keadaan parah banget, rumah kacau segalanya jadi susah banget tapi papa ga pernah pesimis, dia selalu kasi angan-angan yang tinggi, kata-kata yang luar biasa buat aku bangkit, kata semua kakakku itu bohong na tapi aku percaya papa."
     "Semua orang suka mario teguh, tapi buatku na.. papaku lah mario teguh.." 
   Kami terdiam sejenak, aku masih mencerna kata-kata itu, mata tata yang berkaca-kaca sejak awal sekarang sudah menjadi butiran airmata semua tumpah jadi satu. Rasa bangga, sedih, sakit, bahagia, semuanya. Aku bangga dengan gadis sederhana yang berdiri kokoh didepanku ini, gadis yang selalu penuh dengan optimisme, semangat dan kerja keras. Dia terjatuh dan berhasil bangun dengan sangat angun, sesoranf yang pernah kuragukan dengan caranya yang tegas. Aku mengerti bagaimana dunia berjalan sekarang.
     "Itu dulu ta, sekarang semuanya masalalu. Kamu luarbiasa sekarang ta, ga ada lagi yang nge bully kamu. Aku disini akan dateng belain kamu ta. Nanti.. entah beberapa tahun lagi, atau berapa lama waktu berlalu ketika kita sudah dewasa, kita bakal punya kerjaan yang luar biasa ta, segalanya akan cukup dimasa depan, terus kita harus jalan-jalan keluar negri bareng, kita tunjuk tangan kita kearah orang yang selaku ngebully kita dan ngangep kita rendah. Hey! Liat saya sekarang!."
    Senyum kecil diwajahnya terbentuk, semangat baru barusaja kembali tumbuh. Dia kembali menjadi tata yang kemarin dan selama ini aku kenal. Tata, gadis sederhana yang pintar yang penuh dengan semangat, yang selalu berfikir optimis, dan tersenyum dengan ikhlas dan manis. Ini baru temanku.
     Aku fikir mungkin ini hadiah kecil lainnya dari Tuhan untukku. Selain mama yang luarbiasa, papa yang tepat, kakak yang baik, adik yang selalu membawa sejuta cerita dan teman teman seperti tata yang luarbiasa.
    Ini lebih dari cukup. Terimakasih Tuhan, atas segala sesuatunya. Aku tak akan lagi marah ketika mereka mencela dari belakang, membicarakanku, membicarakan keburukanku kepada musuhku atau orang lain dan berpura-pura baik padaku. Tuhan akan tau hal itu, biarkan Tuhan yang akan menghukum mereka.
     Aku tak akan lagi meminta papaku menemukan tambang meas lalu kami sekluarga akan hidup menjadi nyonya dan tuan, haha. Aku akan meraihnya sendiri dengan tanganku untuk masadepanku.
     Aku tak akan lagi bermimpi untuk pangeran tampan dengan lamborjininya, aku hanyaningin seorang pemuda yang mencintai aku dengan ferarinya, haha. Tidak, aku ingin seseorang yang mencintaiku dengan ridhomu dengam takdirmu.
     Dan beginilah hari ini berakhir. Dengan senyuman, semangat baru, dan airmata rasa beryukurku untuk hidupnyang luarbiasa ini.

Untuk seseorang tegar dan luarbiasa seperti sesorang yang saya ceritakan. 
kalian luar biasa, hidupalah dengan penuh cinta dan semangat, raih apapun kamu inginkan.
jadilah indah.
untuk seorang teman saya yang membangunkan saya dari rasa takut dan menyerah, terimakasih tetaplah seperti itu kawan bersinar dan terang.

Minggu, 25 Agustus 2013

something hides

Pasrahlah dan menyerahlah jika ia menyakitimu, dan walaupun pedang-pedangnya yang bersembunyi pada sayap sayap itu menusukmu melukai seluruh jiwa-jiwa lelahmu membangunkan sisi gelapmu. 

Minggu, 11 Agustus 2013

Deception

"menyenagkan?" "iya."
"benarkah?" "aku tidak yakin."
"kenapa?" "tidak tau."

berjalan membusungkan dada, sombong, percaya diri, seakan ratu dan raja lalu semua memandangmu, egomu nomor satu, gayamu juara tingkat internasional, caramu bicara sombong, langkahmu pasti! uangmu berlimpah! pakaianmu bermerek! pergaulanmu luas! kamu indah! benarkah? hidupmu penuh dengan tipuan kawan.
menyenangkan tapi palsu! menyenangkan tapi sesungguhnya tidak juga begitu dan kau bangga seakan itu adalah segalanya. berdoa dan bermimpi untuk hidup yang sesungguhnya seperti itu. benarkah hidup seperti itu indah? iyakah itu mimpi yang sesungguhnya? caramu tidak pantas untuk itu, atau mungkin kau tidak terlahir untuk itu. sepertinya aku butuh dokter jiwa, psikologi, atau semacamnya? ada yang salah dengan hatiku. tidak! mungkin dengan fikiranku.

Kamis, 08 Agustus 2013

ambigu

Dia menyerah
Dia diam membisu
Dia tak lagi berharap akan adanya mentari indah
Dia duduk dan diam dalam hening dunianya
Dia berdiri dan bangkit mecoba mengucapkan salam manis pada sang mentari
Dia kembali tertunduk lesu dan menyerah atas apa yang terlalu sulit baginya di dunia
Dia bertanya pada hati dan semua yang bernyawa dalam fikirnya, benar dan salah
Dia membandingkan dan menarik kesimpulan
Dia bangkit kembali seakan semua baik-baik saja
Dia kembali jatuh dan lebih tersungkur terluka dari sebelumnya
Dia merintih dan kesakitan menangis dalam diamnya
Dia kembali berdiri karena hanya itu pilihan yang ia punya
Dia merasa lebih sakit dan tidak membaik dari sebelumnya
Dia menemukan cahaya kecil dan berdiri lagi
Dia mencoba terseyum pada dunianya lagi
Dia bangkit dan percaya lagi bahwa Tuhan nya selalu ada di sana
Dia berharap dan berdoa lagi untuk hari itu
Dia membangun lagi benteng yang jauh lebih kuat dari sebelumnya
Dia menata lagi mimpi yang lebih kokoh dari puing-puing yang hancur dan berkeping
Dia akan bangkit lagi dan berdiri tegap, lebih hebat, lebih kuat, lebih tangguh dari sebelumnya
Dia akan meraih mimpi-mimpinya itu dan segalanya akan indah
Dia akan menemukan sesuatu yang tepat dan terus bahagia atasnya
Dia akan membahagiakan orang lain untuk apapun yang ia lakukan
Dia akan baik-baik saja sekarang..