Rabu, 23 Oktober 2013

Still there's dividing line between us

Kita hidup untuk sebuah tujuan, memiliki mimpi adalah keharusan. Target, tujuan dan cita-cita setidaknya kita hidup untuk satu keyakinan. Jika terjatuh, bangkitlah lagi. Jika gagal, maka teruslah coba hingga menjadi berhasil. Lalu ketika tak pernah jadi hal baik, apakah dunia patut di salahkan untuk itu? Atau diri sendiri yang harus kau tunjuk dan ubah?.

Kita mencoba, bersikap baik bukanlah hal mudah bahkan ketika situasi dan keadaan membuat senyum sulit terukir dengan manis. Saya terseyum, tak se-elok milikmu atau secantik parasmu, tapi percayalah saya mencoba. Hanya untuk sebuah pengakuan kecil, bahwa dunia akan segera menerima kehadiranmu. Bahwa kamu hidup tak untuk diabaikan dan sorang diri. Bahwa kamu hidup memiliki adil dan tak hanya lenyap tak diketahui.

Kita tersenyum, berbagi kisah, saling menebar canda, mencoba berbicara dan memahami. "Kita". Ketika hubungan sudah cukup kokoh dan memiliki arti untuk dikatakan sebagai teman. Bukankah itu terjalin dari sebuah kepercayaan, keyakinan dan kesetiakawanan?. Akan lebih mendalam jika akan dianggap demikian, namun walau semua hati tampak terlihat menyatu menjadi sebuah kata "teman" dan bukan lagi "kami" dan "kalian" kepercayan akan manjadi semakin kokoh dari sebelumnya. Harusnya, saya bahagia dengan senyum kecil yang sebenarnya.

Harusnya begitu. Namun pada kenyataanya, kamu dan saya belum cukup diterima sebagai satu kawanan yang menghuni dunia kejam ini. Kita belum cukup dikatakan sebagai sekelompok teman yang akan berbagi segala hal bersama. Tetap ada garia pemisah yang tak terlihat jelas menjadi batas antara 'kami' dan 'kalian' menjadi teman. Tidak peduli sebaik apapun kita berusaha, tidak peduli sebaik apapun kita menjadi, tidak peduli seramah apapun kamu sebagai seorang manusia. Bahwa perbedaan, bahwa kedudukan, bahwa asal muasal kamu dikahirkan, akan tetap berperan penting dalam posisimu di antara mereka.

Senyum ramah yang kita anggap sebagai sapaan selamat datang. Obrolan kecil yang kita kira sebagai rahasia luarbiasa yang harus dijaga dan disimpan. "Kita" yang dalam hati sangat gembira bahwa seperti telah diterima dalam lingkup dan pergaulan mereka dan dunianya. Ternyata tetap berbeda pada garis pemisah tipis yang tak boleh saya lewati.

Perbedaan, diskriminasi, dan kelompok tidak melulu dapat menyambutmu hanya karena kamu memiliki kemampuan biasa yang tidak istimewa. Kamu harus menjadi sesuatu untuk menjadi bagian yang luar biasa. Saat kamu menganggap bahwa kamu telah diterima, garis tipis itu akan muncul berbunyi dan menjadi lebih tebal menandakan batas yang bisa kamu lewati dan tak bisa kamu capai. Itu adalah dunia yang kita, kamu, saya, kami dan kalian tinggali sekarang ini.

Rabu, 16 Oktober 2013

list

1. aku mulai lelah dan lagi-lagi ingin menyerah.
2. semua hal tampak semakin salah dan semakin sulit hingga bernafas bukan lagi merupakan hal yang mudah.
3. mereka berbohong tentang semua "janji-janji" akan bertahan atau selamanya.
4. mereka pergi berlalu, melupakan dan meninggalkan.
5. aku mengerti, mereka juga manusia dan manusia juga merasakan bosan dan lelah.
6. aku kesepian, lagi-lagi dunia terlalu luas untuk dihuni seorang diri.
7. aku lelah lagi.
8. aku ingin lari dan mencari atau setidaknya menemukan sesuatu yang bisa menjadi tempatku bersandar, tapi bahkan aku tak punya satupun. 
9. aku bosan mencari dan menunggu untuk itu. 
10. aku menyerah dan menutup semuanya, hanya bicara pada hati kecilku untuk setiap apapun yang terjadi.
11. mereka juga berubah.
12. tidak lagi berpura-pura baik dan menusuk dibelakang, namun menjauh dan mulai beranjak pergi.
13. sedikit demi sedikit membuat jarak.
14. aku semakin lelah dan kesepian. 
15. tempat itu tidak lagi menyengkan dan semakin melelahkan. 
16. semua tidak membaik, aku lagi-lagi marah dan murka pada diriku sendiri, pada dia. 
17. aku merasa terus diam pada satu posisi, tidak beranjak ataupun bergerak. 
18. aku sakit, aku bosan, aku lelah. 
19. tidak ada kemajuan dan aku semakin lelah.
20. seperti berjalan ditempat yang sama. 
21. hatiku kosong. 
22. aku marah, meski segala telah kulakukan tidak akan ada yang berubah. 
23. aku hanya menjadi begini saja. 
24. aku malu pada diriku sendiri, pada semua orang. 
25. aku bosan hidup dengan cara yang melulu begini. 
26. kenapa dia selalu menyakiti?
27. kapan ini berakhir? 
28. kapan aku dewasa dan segala sesuatunya menjadi baik?
29. lelah. 
30. ingin lari, berhenti, sembunyi. 
31. aku sendiri lagi, bahkan ketika aku berdoa untuk dikirimkan seorang yang sedikit saja mencintaiku dengan tulus. 
32. dan ternyata tidak ada. 
33. aku harus menunggu lebih lama. 
34. melelahkan. 
35. kapan ini selesai?
36. tak bisakah aku menjalani hidup normal seperti yang lain?
37. lagi-lagi lelah. 
38. aku akan baik-baik saja. 
39. semua akan baik-baik saja. 
40. akan tiba saatnya. 
41. hingga aku akan lagi kesepian.
42. hingga keadaan akan membaik. 
43. badai pasti berlalu.
44. aku percaya kepada-Nya.
45. 1-37 akan segera menjadi baik, menjadi kisah yang indah. 
46. kembali lagi menyemangati dengan sisa-sisa kekuatan yang ada. 
47. semua akan baik-baik saja. 
48. hari-hari yang baik akan segera tiba, teman-teman yang ramah akan datang, sahabat akan kembali dan datang lagi, cinta akan datang dengan sendirinya, kisah baru yang indah akan dimulai. 
49. aku terus berdoa untuk 48. 
50. aku percaya doaku pada 49 akan menjadi kenyataan.



                  untuk sisa-sisa lelah dan perih yang tak pernah sembuh dan berlalu
                  semua akan biak-baik saja, Tuhan akan menolongmu. 
                  semangat!!

Sabtu, 12 Oktober 2013

Aku akan berhenti menunggu, mungkin kamu tak akan pernah datang.

Perlahan, aku akan melepaskan segalanya. Ini tak cukup baik untukku, bahwa kamu hanya akan tetap ada disana. Tidak apa, semua hanyalah sebuah kisah kecil.. kamu tidak bersalah. Harusnya, aku bercermin dan melihat diriku didalamnya, bahkan aku tidak tau caranya dan berharap akan menjadi atau mendapatkan sesuatu seperti itu. melelahkan, dan kukira walaupun begitu aku akan bertahan hingga aku tau bahwa bertahan tidak hanya cukup. bahwa bertahan hanya akan terus menyakiti. 

Aku hanya peniru drama dalam televisi, aku hanya penjiplak cerita dalam novel dan mengharapkan semua itu menjadi nyata padaku. Tapi, aku tidak menyadari banyak hal. bahwa pemeran dari setiap drama ataupun novel itu memilki banyak hal untuk menjadi seperti itu, dan aku yang tak punya apa-apa berharap menjadi dia. aku hanya berasumsi, namun tak pernah melihat kenyataan didepanku. maka dari itu aku akan berhenti menunggu. 

Aku hanya akan hidup dalam kenyataan sekarang, mungkin inilah aku. makan beginilah aku akan menjadi. cinta yang tidak tau seperti apa itu, mungkin akan terlihat berbeda padaku. tidak apa, Dia punya alasan tersendiri untuk itu. aku akan terima. jadi, dan kalau begitu inilah kehidupan yang harus dijalani mulai harini. berhentilah mencari atau menunggu, berasumsi pada hal-hal yang tidak akan terjadi. ku kira ini akan lebih baik. hatiku tak akan selalu berpura-pura terisi penuh. 

Aku tak akan lagi meminta-minta, tak mau lagi menjadi orang lain, tak ingin lagi berkorban lebih. hanya untuk sebuah kesempatan, hanya untuk sebuah pengakuan, hanya untuk sedikit kasih sayang. itu melelahkan. semua itu mungkin tak cocok untukku. inilah aku, dan aku terima itu. bersikap manis dan mengangap dirimu sempurana hanya untuk sebuah perlakuan baik, aku tidak melakukanya lagi. 

Jadi, maka, dan karena itu teruskanlah kisah ini.. cepatlah berakhir rasa sakit, cepatlah berlalu masa sulit, cepatlah sembuh semua luka, cepatlah membaik keadaan, dan jadilah sebuah perjalanan yang bahagia. aku akan menjalani hari ini dan esok dengan terseyum, dengan semangat, dengan lebih kuat lagi dari hari kemarin.  maka dari itu akhirilah rasa sakit ini yang terus menerus. itu cukup.


Senin, 07 Oktober 2013

Sederhana

Memulai sebuah kisah indah tidak harus diawali dengan sesuatu yang manis, dan mungkin juga tak selalu berakhir manis. Kamu, aku dan semua tau akan hal itu.
Menjalin sebuah pertemanan tidak melulu mengutamakan kesempurnaan karena kita manusia biasa, aku mempelajarinya.
Mendapatkan seorang sahabat yang luarbiasa bukanlah kebetulan, tetapi sebuah anugrah dari Sang Pencipta. 

Aku tidak lelah mencari atau berhenti melangkah bahkan ketika kamu menyakitiku pada pertama kalinya aku jatuh cinta, menghabiskan banyak waktu hanya untuk tersenyum dan berfikir apa yang kamu lakukan. Sungguh itu hal yang melelahkan, hingga aku tak ingin berlama-lama terlelap hingga pagi tiba. Taukah kamu doaku pada malam hari itu? "kapan hari erok tiba? apakah masih sangat lama". Dan semua terbayar dengan pukulan sakit yang singkat, sebuah penolakan. Jika kamu bertanya apakah aku terluka dan menangis. iya, aku begitu. aku sungguh sakit hingga tak kumengerti kenapa bertahan di antara ribuan lukanya, lalu sampai hari ini aku baik-baik saja. Aku berdoa pada setiap kesempatan yang kupunya, hanya satu dan hanya itu pintaku untukmu, "bisakah satu orang seperti dia mencintaiku, hanya satu.. hanya kuinginkan satu", hingga kusadari bahwa semakin doa itu sampai padaMu, aku semakin perih dan sakit karenanya. Engkau tak kunjung menjawab walau hanya pertanyaan singkat. Ku pahami kesibukanmu, Tuhan. Aku tak pernah berhenti untuk itu, tidak berhenti untuk meraih dan mencari walau diantara ribuan jarum atau diantara jutaan pohon kaktus. Kenapa? karena aku percaya, luka yang kering dan menjadi luka lagi pada hari hari kemarin akan segera sembuh seiringinya waktu. Karena aku yakin seseorang akan datang untuk itu karena kesabaranku dan penantianku. Tidak ada yang sia-sia selama kita berusaha, hal-hal yang tidak pernah kusaksikan namun selalu kupercayai. Bukankah kita hidup untuk bermimpi dan menjadikannya nyata?.

Kita menjadi dewasa seiring dengan pengalaman datang. Menjalin sebuah pertemanan singkat, mendapatkan teman baru, manusia akan datang dan pergi dalam kehidupanmu, itu biasa. Tidak semua dari antara mereka akan bersikap baik, namun memiliki hati yang baik atau tidak semua dari mereka yang terlihat jahat namun membenci dan menjatuhkanmmu dengan caranya. Bukankah manusia begitu? tidak sempurna. Taukah kamu? aku merasa sakit dan luka ketika semua yang kupercayai pada sesautu hanya menjadi bualan dan candaan bagi orang lain. Aku percaya dan yang kamu tau hanya menyakiti dan berhkianat, aku tak akan menghakimi. Aku akan tersenyum merendah seperti biasa, melihat caramu dari jauh, melihat tingkahmu padaku, memperhatikan caramu menyakitiku. Tidak! aku tidak akan berontak, bukankah kamu berjanji untuk menjalin sebuah pertemanan dan bukan omong kosong? aku berpegang teguh pada itu. Aku berjanji pada saat itu. Tapi, maukah kamu mengerti? aku juga seorang manusia biasa. Terluka bukanlah hal sederhanda untukku, senyum sinismu, atau senyum tulusmu tak lagi dapat kubedakan. Aku menjadi selalu takut dan berprasangka, karena kamu. Aku tau ini yang dinamakan teman, yang ini teman.. sedikit berbeda dengan seseorang yang lebih dekat lagi. Tak semuanya begitu, akan selalu ada yang tulus dan baik hati. Satu diantaranya. Jangan berhenti mencari.

Terkadang seseorang yang tak terlihat akan menjadi berharga pada saat-saat yang sulit. Bukan, bukan memanfaatkan. Maksudku, kamu akan menemukan seseorang yang benar-benar ada untukmu ketika saat-saat sulit tiba. Bertahan menemani dalam sakit dan susahmu, tak berhenti berdoa untukmu bahkan ketika kamu tak cukup berharga diperlakukan begitu. Dan yang lainnya, yang sudah terlalu lama berpura-pura menjadi begitu yang hanya akan berlalu meinggalkanmu, bukanlah ini sebuah pelajaran lain?. haruskah aku bersorak "selamat datang pada dunia yang nyata?". Lagi-lagi tidak.. Begitulah manusia, dan Tuhan akan menujukkan padamu segalanya. Anugrah atau hanya hadiah. Hadiah akan mengisi harimu dengan tawa, bertahan ketika kamu punya segalanya, membuat hari menjadi indah bersama, indahh.. itu hadiah. Anugrah, terkadang terlupa karena kesederhanaanya, hilang karena diamnya, dan ketika kamu sendirian dan butuh pertolongan, akan menjadi satu-satunya dan selamanya. Itu anugrah. 

Hiduplah dengan caramu, bahagialah untuk dirimu dan sekitarmu. Jalanilah dengna caramu. Jika itu adalah hitam, maka ubah dan belajarlah untuk mejadi putih. Jika itu adalah sebuah luka dan derita, maka menari dan tertawalah di dalamnya, nikmati setiap goresannya. Jika semua adalah kenyataan, maka Tuhan inginkan rencanya yang lain daripada benakmu untuk jadi sebuah kisahmu yang baru. Bersyukur.

Minggu, 06 Oktober 2013

Gugur sebelum musim semi

Kita memulai sebuah ambisi, membiarkan amarah membentang memperkuat benteng keyakinan. Kita berasumsi sekuat angan dan impian bermimpi tentang mengapai tentang sesuatu yang tak tau akan menjadi pasti. "Masa depan akan selalu menjadi misteri" kata para setiap tetua yang mencoba meyakinkan atau setidaknya membuat hati lebih damai. Kita sang pemimpi, melihat kehidupan indah dari sang ratu dan raja sesungguhnya dan mencoba hidup dalam khayalan untuk menjadi bagian dari kehidupan itu.

Jika manusia dilarang untuk bermimpi, maka akan jadi apa aku?. Jika si lemah yang tak punya uang dan kuasa tak boleh bermimpi menjadi sang penyembuh, maka haruskah menjadi sang putri raja untuk menjadi si penyembuh handal?. Jika dia yang tak punya apa-apa selain keyakinan dan tekat harus berhenti karena pengucapan dan kata-kata melelahkan, mungkin satu per satu dedaunan akan runtuh seiring dengan menyerahnya para hati-hati yang menyerah.

Saya mencoba, semangat yang timbul karena angan-angan yang luarbiasa membuat segalanya menjadi mungkin dan semakin mungkin seiring bertambahnya hari. Namun saya bukan si pemberontak gigih yang akan tahan akan segala caci maki dan keadaan melukai. Saya hanya manusia sederhana yang masih mencoba mencari dan menemukan kasih. Saya hanya penemu sederhana yang masih berlajar untuk memilki atau melepaskan, bertahan atau terus mencari. Masih takut akan perubahan dan rasa sakit.

Bagaimana bisa dibandingkan jika dia memiliki semua? bahkan ketika berdiri sama rata, tak nampak seimbang dan setara. Pakaian, postur tubuh, rupa, perhiasan, bahkan helaian rambut. Bagaimana bisa membandingkan si putri dengan si perintis? bahkan sebelum memulai si perintis sudah kalah diawal. Berjalan indah, berparas cantik, bernalar jenius, memiliki semua, apa yang kurang dari semua itu?. Maka kita harus seimbang dan sama! menyaingi dan berusaha menjadi! iya, kita bisa. Namun berapa lama?

Sudah saya katakan sebelumnya, saya bukan si pemberontak yang gigih dan akan tahan dengan segala caci maki dan keadaan melukai. Saya hanya mencoba mencari, menjalani, menemukan, merasa sakit, lalu belajar dari hari-hari itu. Siapa yang tak ingi jadi pemenang? bahkan menjadi pemenang tak perlu begitu banyak rintih atau goresan untuk dikagumi. Tuhan menciptakanmu dengan perbedaanya masing-masing untuk membuat kita saling melengkapi. Nyatanya, melengkapi hanya untuk mereka yang seratara dengan si pelengkap lalu selebihnya tetap menjadi pelengkap dengan kekurangan yang lebih lagi. 

Jatuh sebelum diizinkan untuk jatuh. Kalah bahkan sebelum sebuah pertandingan hebat dimulai. Menyerah ketika sejak awal kemenangan telah ditentukan. Gugur sebelum musim semi. Kuberi tahu, inilah dunia yang kau tinggali sejak hari pertama tangisanmu melayang ke udara. Kuberi tahu, inilah kenyataan terpahit untuk perbedaan yang katanya saling melengkapi. Mungkin hal seperti inipun menjadi mainan para reparasi nasib. 

Lalu..? apakah ini kesalahaNya? beranikah kau berkata begitu? tidak. Dia selalu punya rencana lain dalam setiap ceritamu, dan jawaban kenapa semua tampak berbeda dihadapanmu adalah pertanyaan lagi bagaimana kamu menghadapi hari-hari karuniaNya itu. 

Karena padi akan menguning mejadi butiran beras ketika waktunya tiba. Karena kaktus tak selamanya sakit dan berduri ketika ia dewasa. Karena ulat tak selamanya menggeliat dan mejijikkan ketika ia bermetamorfosa dan terbang menjadi indah. Karena rasa sakit tak selamanya menjadi rasa sakit ketika kamu mencoba menikmati rasa yang ada di dalamnya. Karena tak selamanya yang tidak adil akan menjadi tidak adil, yang salah tetap menjadi yang salah. Karena Dia akan mendengar doamu setiap malam ketika kau akan tidur atau terjaga untuk berdoa, masihkah kau berharap untuk sebuah kepercayaan menjadi sesuatu atas keajaibannya atau menyerah dan membuang semuanya. 

Percayalah.. Kamu akan menjadi sesuatu yang berarti ketika kamu terus membuat dirimu berarti. Percayalah.. Kamu akan menjadi seseorang yang tak pernah kamu berhenti doakan kehadirannya pada setiap ucap dan doamu.
Percayalah.. Sebuah kisah tak akan melulu menjadi indah atau menjadi buruk yang berjalan selamanya. Percayalah.. Ketika saatnya tiba, kamu akan bersyukur untuk hari sulit yang mengajarimu kemarin..


Untuk menyemangati jiwa-jiwa yang mulai lemah dan berangsur mati.
Untuk memulihkan kembali rasa percaya dan impian yang tinggi. 
Untuk rasa lelah yang kian hari menerpa dan semakin menyakiti. 
Untuk membuat beristirahat sementara dan bangun lagi dengan mimpi. 
Saya percaya padaNya, Saya tau Dia ada, Saya yakin Dia mendengar...