Senin, 01 Desember 2014

Mr & Mrs secret

Hujan masih deras di luar, awan masih kelam abu-abu seakan amarah tertahan dan berhujung tumpahan amarah. Saya diam memandang kelabu. Ingin saya benturkan kepala saya pada bongkahan es.. sebesar mungkin sekuat mungkin. Dan mungkin seperti itulah caranya menjadi berbeda.

"Saya mungkin orang yang paling kolot, paling bodoh dan palin tak berotak sedunia. Kenapa saya seakan tidak biasa bernafas tanpa seorang kamu? Yang bahkan tak memandang saya walau hanya sebagai seseorang?"

" saya menggila dikarenKan lelah, saya menyakiti seorang diri karena merancang luka, saya.. bak orang tak berotak yang masih dan terus mendoakan seorang brengsek seperti kamu dalam diam"

"Saya tidak mengakui bahwa ini cinta, ego dan cermin yang memperlihatkan langsung kepada diri saya seakan melarang untuk itu. Saya bertanya kepada diri saya sendiri ribuan kali bahkan tak terhitung kalinya, siapa saya yang berani membuat khayal yang tinggi tentang memiliki kamu?"

"Saya menjadi gila karena dikuasai perasaan, berkali-kali saya berdoa,, jangan jadikan saya manusia yang sama seperti kemarin yang menjadi sepi dan seorang diri menunggu hal yang tidak mungkin bersentuhan atau bahkan terjadi"

"Saya lelah seorang diri, menjadi sepi dan membatu. Kenapa dunia ini berasa tak adil? Ketika kamu menyerakan seluruhnya milikmu hanya untuk satu hal, dan tetap tidak dapat kamu raih? Saya menjadi iri tak membabi buta, pada setiap hal yang bisa kamu sentuh setiap hari. Kepada setiap orang yang bisa melihatmu setiap waktu"

"Telalu tinggi, terlalu jauh.. terlalu sulit untuk digengam.."

Kamu memandang dengan wajah kasian, wajah kasiamu. Saya akan menjadi wanita berani luar biasa dalam sejarah untuk ini. Setidaknya ketika musim berganti dan tahun-tahun belalu ini semua hanya akan menjadi kisah dari masalalu. Saya akan sembuh dan akan baik-baik saja.

"Saya tidak datang untu mengemis cinta, tidak datang untuk minta dikasihani. Saya membenci kamu yang merengut seutuhnya hayi saya, namun saya tak ingin memintanya kembali. Harusnya saya berterimakasih kepada Tuhan, sehingga dia menciptakab kamu untuk menjadi rasa sakit dan manis dalam hidup saya.. yang biasa ini.."

"Saya mengatakan hal ini cuma dan hanya sekali, dan mungkin kamu akan jadi satu-satunya dengan sepenuh hati saya mendengar pengakuannya"

"Hey kamu! Yang berdiri di sana seperti orang tolol yang punya cinta palsu dengan semua perempuan kecuali saya, yang mempunyai segalanya yang bisa kamu berikan kepada semua perempuan kecuali saya, yang selalu mengencari perempuan-perempuan cantik dan saya yang tidak pernah ada dalam daftar itu!.."

Aku mengambil dafas dalam-dalam.. airmataku mulai tumpah, hangat dan perlahan..

"Saya punya penyakit aneh tentang kamu. Mungkin kepala saya ditumbuhi tumor sehingga hanya ada kamu disana, sehingga kamu tak pernah absen mengisi setiap detik yang saya punya. Kamu! Saya mencintai kamu tanpa syarat, bahkan ketika kamu brengsek, dan saya tetap berharap menjadi sesorang yang ada dalam list kamu.. saya"

"Tapi hebatnya saya, saya bersikap baik-baik saja. Beraikap seolah dunia saya cukup bahagia dan kamu tidak perlu jadi bagian dari itu, lama kelamaan saya terbiasa dengan rasa sakit, hingga saya menyadari jika kamu lebih dari sekedar pelangi saat hujan"

"Saya kehabisan waktu, saya terlambat. Saya tau. Tapi setidaknya sebelum kita hanya menjadi cerita anak-anak beranjak dewasa, sebelum semua keberanian saya terengut habis, seblum rasa malu menguasai diri saya. Setidaknya, saya ingin kamu tau.. betapa kamu pernah mengisi setiap ruang, betapa nama kamu selalu terukir indah di hati saya"

"Tidak! Jangan kasihani saya, saya cukup menjadi malu karena sikap ini. Jangan katakan apapun, terimakasih sudah pernah ada di dalam cerita kehidupan saya, hanya itu.."

Dia masih berdiri kaku, saya sudah selesai. Beban membatu yang selama ini saya pikul sudah berakhir. Sudah saya katakan dengan lantang, saya sebutkan dengan jelas. Ini cukup. Saya hanya perlu pergi, dan ini akan berakhir.

"Tunggu!"  Katamu menghentikan langkahku

"Ayo kita coba!. Kita punya waktu seminggu sebelum aku ngambil kuliah s2 di luar. Aku ga ngerti dengan rasa semacam itu, dan terlebih lagi kamu. Tapi kamu orang pertama yang suka sama aku segitunya, aku ngerasa tersentuh buat yang pertama kalinya. Tapi aku ga bisa jamin akan ada rasa sama kamu, kita bisa mulai hari ini? Seminggu, jadi cinta sebelah tangan kamu ga sia-sia"

Saya tersenyum dengan manis

"dasar playboy gilak!" Kataku

Kamu tersentak dan bingung

"Kamu memang playboy, seminggu? Saya bilang, saya ga dateng buat ngemis cinta, buat ngemis jdi salah satu orang yang pernah kamu pacarin. Saya cuma mau ngaku, itu aja!" Jawab saya pelan

"Lalu..?" Katamu tak paham

"Bukan ini yang saya mau, saya tau kamu akan suka sama saya dan 'kita' ga akan berhasil. Saya ga minta ruang kosong itu diisi hanya karena ruang itu kosong, saya cuma mau orang yang seharusnya ngisi ruang itu tau bahwa, namanya pernah ada di sana. Itu cukup. Terimakasih dan selamat tinggal"

"Suatu saat, ketika kita ketemu lagi. Kamu akan jadi orang pertama dalam list saya. Saya janji, gimana?"

"Buat jadi mainan juga? Kayak yang lain? Enggak terimakasih"

"Nanti ketika waktu dan takdir nemunin kita lagi, kamu akan jadi orang pertama yang bukan mainan. Aku janji, kamu ngebuat aku ngerasain hal aneh di hatiku yang tinggal separoh ini. Mungkin aku ga punya kesempatan sekarang, nanti.. im promise"

Saya tersenyum lega. Saya menang, saya lakukan yang harus saya lakukan. Dan kisah ini berakhir manis. Setidaknya saya berani untuk mencintai seseorang yang hanya ada dalam dongeng cinderela.