Selasa, 29 April 2014

Nona bodoh

Jika menyakitkan, jangan mendengarkan. Jika membuatmu pilu, maka jangan berushaa tau. Jika membuatmu lebih merasa sepi dari sebelumnya maka jangan peduli. Namun.. hati kecil bodoh yang tak pernah sejalan dengan fikiran akan selalu berkata tidak apa, lakukan saja, coba lihat!. 

Tidak aku tidak iri, tidak aku tidak menyukaimu lebih daripada semangatmu ketika berkisah. Namun aku terluka, merasa iri bagi mereka yang bisa membuat hidupmu lebih berwarna, merasa pilu karena mereka di inginkan sebegitu dalamnya, merasa bahwa sepanjang nafasku berhembus tak pernah ada yang menginginkanku sedalam itu, dan tak kusadari hatikku berasa perih. 

Aku hanya menyalahkan, hanya mencari obat atas luka goresan namun membuat bayanganku semu. Hingga aku membenci kehidupan indah nan sempurna milik orang lain. Mungkin dia tak salah, mungkin dia orang yang baik, mungkin dia tak melakukan hal-hal buruk yang kufikirakan dengan jahat. Dan kusadari dengan sedikit desahan dan luka memar, mungkin aku hanya iri.. 

Bermimpi dan mencoba seperti mereka, dia. Namun, tak bisa meraih membuatku merasa iri dan tersaingi. hingga aku terluka seorang diri. Aku merenung dalam kesunyian, mencoba mengerti dan menghilangkan perasaan jahat itu, tidak! aku berbeda, aku tidak sama seperti mereka yang lain. Hidupku adalah hidupku, dan aku harus bahagia. 

Kenapa orang-orang menjadi egois? ketika yang mereka ketahui hanya perasaan mereka saja? kenapa orang-orang berusaha tidak peduli? ketika kebahagiaan mereka tetap yang menjadi utama walau mengorbankan orang-orang lain. Kenapa kau jadi begitu menyebalkan? apakah ketika kau menyadari bahwa, punya materi membuat nilaimu lebih?. 

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain bahagia, maka setidaknya jangan meyakiti mereka. Jika kamu tidak bisa meringankan beban orang lain, maka setidaknya jangan membuatnya terbebani dan menangis. 

Kenapa aku mendengarkan? kenapa aku peduli? kenapa aku harus menunggu? harus kecewa..? dengan sekuat tenaga aku mendorong hal-hal itu jauh dan pergi, jangan kembali lagi, jangan terulang lagi, jangan menjadi seperti itu lagi, jangan menjadi bodoh dan menyakiti dirimu sendiri lagi. 

Aku terlalu kesepian untuk lebih seorang diri. Aku terlalu sepi untuk tidak mendengarkan suara-suara lain walaupun menyakiti. Aku terlalu sendiri untuk bertahan sendirian hingga akhir, dan memillih bukanlah bagian untukku. Dan membiarkan semuanya berjalan, adalah jalan satu-satunya. Dari sekian banyak penghuni bumi, tidak bisakah satu yang menemaniku dan menjagaku dengan baik? lalu mungkin hidupku tak hanya abu-abu. 

Jumat, 25 April 2014

Hilang

     Ada apa dengan duniaku? Ini terlalu kosong, ini terlalu sepi. Dimana semangat itu? Dimana mentari yang hangat menyapa seakan dunia hanya milikku? Mengapa menemukan menjadi sangat sulit? Bahkan hal-hal semu tak lagi membantu.

     Layaknya dedaunan yang hanya berhembus oleh angin, layaknya embun yang datang sejenak karena hujan, layaknya awan yang bergerak lamban tak beraturan, sepi, sunyi, sedih..

     Jika tawa hanya mengembang ke udara menjadi tawa, jika cinta tidak benar-benar menjadi cinta, jika peduli dan mempercayai hanya palsu. Dimana lagi tempat impian bergantung? Dimana lagi harus mencari yang nyata dan pasti?

     Jika dunia tak lagi peduli mengenai mengalah dan mengasihi, mencintai dan peduli. Apa jadinya hari esok? Akankah mentari tetap bersinar terik? Akankah langit akan tetap menjadi biru? Dan awan bergerak lamban dengan kapas-kapasnya yang putih?.

     Bahkan jika kau satu-satunya yang menangis dan terluka, dunia akan akan tetap berjalan pada tempat dan keadaan yang seharusnya. Masih adakah cinta jika uang tidak berada dibaliknya? Masih adakah kepedulian jika tidak ada pembalasan atau upah sebagai balasanya? Masih adakah tawa jika segalanya tidak lagi berjalan sesuai dengan aturan dan cara dunia berjalan?.

     Ada apa denganku? Ada apa dengan duniaku? Apakah engkau lelah? Apakah aku terlalu lelah?

     Aku merindukan berlari dengan impian, bangun dengan semangat, menangis karena bahagia, dan tetawa karena cinta. Aku merindukan menjadi satu dalam perbedaan, memaklumi dalam kebersamaan, memaafkan dan mendukung satu sama lain, kasih sayang yang suci yang sebenarnya.

     Aku merindukan sepotong kata, “semangat”, secercah “impian”, dan “menemukan”. Bahkan tak satupun walaupun hal yang semu.

     Tidak tau melakukan apa dan bagimana, diam atau terus berjalan maju. Dunia akan terus berjalan setiap harinya, sama. Impian, obsesi, tujuan, aku bertanya kepada hati kecilku, lalu apa? Jika semua menjadi nyata, jika kamu membuat itu semua lebih dari sekedar semu dan imajinasi. Lalu bagaimana?

     Apakah itu senyum? Di sudut bibirmu yang terlihat manis namun tak bernyawa? Apakah kau bahagia? Seorang diri menjalani hari-hari yang terus sama? Berputar, berdiam, duduk, melangkah, menyengkan?

     Apa yang salah dengan jiwa ini? Yang tak lagi kuat, yang tak lagi bertahan, yang tak lagi berjuang..