Selasa, 26 Februari 2013

Abonded

Dan senjapun tiba,
Dengan sedikit lelah dan dahaga yang tak oudar bahkan jika meneguk puluhan liter air..
Dan sebentar lagi bulan akan muncul, bintang bintang akan memandang bumi dari kejauhan, di atas sana..
Lalu tak akan lama waktu berselang, malam akan larut,
Dan aku akan mengucapkan selamat malam lalu mencoba untuk tidur.

Dan kisah di mulai,
Mulai dari lalu lalang imajinasi imajinasi kecil,
Bayang bayang akan seorang sosok sempurna,
Rasa sakit karna kenyataan hidup yang tak adi bagimu,
Perasaan sendiri dan kesepian,
Dan rasa keluh seakan tersesat.

Imajinasiku sederhana,
Di cintai, bebas, dan punya banyak teman,
Bayang bayangku tetap sama, seseorang yang akan mencintaiku apa adanya,
Rasa sakit itu masih tetap seperti yang kemarin, hanya saja belum sembuh,
Lalu sendiri dan kesepian yang kataku, sepertinya bahkan ketika kamu punya segalanya terkadang kamu merasa kosong,
Keluh san tersesat yang kataku pada akhir malamku, mungkin aku butuh sedikit pertolongan.

Bahkan jika aku punya hati yang sabar,
Aku tetap manusia biasa,
Bahkan jika aku terus dan terus memaafkan, tidak kah itu terlalu menyakitkan,
Sulitkah untuk mengalah, atau setidaknya mencoba memahami,
Aku bukan musuh, dan terus dan terus d anggap begitu,
Aku lakukan yang bahkan tak ku kehendaki,
Lalu jika terjadi sebuah kesalahan yang di luar batasku,
Apakah aku yang harus menanggungnya?
Aku akan menjadi pendengar setia, aku janji!
Tapi aku hanya manusia, jadi bolehkah aku lelah..

Bukan salahku hujan turun,
Bukan kehendakku petir menyambar,
Bahkan bukan mauku langit murka,
Lalu aku harus jadi sebuah wadah untukkmu marah?
Tidakkah kau berfikir aku lebih kesepian,
Aku lebih terluka, aku lebih tak punya siapa siapa,
Dan kau tetap berteriak dan memaki untuk kelalaianku,
Sudah kulakukan, dan walau ku katakan ribuan kali,
Itu hanya sebuah alasan bagimu,
Kau menyebalkan!! Aku bosan.

Aku hanya berhenti ber argumentasi,
Aku hanya berhenti bersuara, berhenti mengeluarkan pendapatku,
Tidak perlu!!
Tidak akan ada yang mendengarku.

Bagaimana jika aku yang marah
Atau aku yang murka, setidaknya kau tau rasa itu,
Ahhhh!!
Terserah, aku tak mau peduli,
Jadilah apa yang kau, kalian mau!
Aku tak akan lagi bersuara.

Minggu, 17 Februari 2013

Si Malaikat tanpa sayap

saat aku melihat matanya, 
aku tau bahwa dia juga pernah terluka..
saat ia bicara, aku tau bahwa ia tidak seperti yang lainnya, 
dia sederhana, dia hanya seorang perempuan muda biasa..
hanya saja, sulit untuknya percaya mengenai cinta, 
hanya saja, karna ia terlalu terluka hingga ia tidak lagi percaya untuk hal yang baginya tak berguna, 
dia tak punya mimpi yang tinggi seperti yang lainnya, hanya sesuatu yang biasa..
sederhana.. dia yang sederhana..
lalu kami mulai berbagi, rasa lelah, keluhan, dan sebuah cerita.. 
perbedaan di antara cerita kami adalah celah kecil, 
kisahnya sudah belalu, dan sekarang hanya cukup waktu untuk membuat luka itu kering, 
lalu kisahku baru di mulai, hingga sekarang luka yang mulai membesar hingga akan sembuh seperti dia akan butuh waktu yang cukup lama.. 
dia menghadapi lukanya dengan senyuman, lalu aku menghadapi lukaku dengan airmata, 
lukanya sudah lama berlalu dan untuknya itu hanya masalalu, dan ia bangkit lalu membangun benteng kuat yang tidak bisa di tembus hati manapun, 
lalu lukaku dan kisahku baru di mulai, dan aku membuka pintu pintu yang ku tutup untuk membiarkan satu per satu yang datang ke dalam pertahananku, namun tak ada.. aku sendirian.. 
jika aku berfikir akan ada hari itu, maka dia akan berfikir akankah ada hari itu.. 
jika aku percaya sepenuhnya akan datang untukku, maka dia akan bertanya padaku, siapa yang akan datang untuk orang seperti aku ?
dia memilih sendiri jalanya, lalu aku dengan jalan yang sudah di tentukan.. 
dia memiliki orang orang dan sejumlah dukungan di belakangya, namun aku sendiri tak memiliki pihak untukku..
dia di cintai dan di butuhkan oleh orang orang di sampingnya, tapi aku bahkan tak di anggap ada..
dia tak punya, dan dia mengakui itu. aku tak punya, dan berpura pura punya segalanya..
dia jalani hidupnya dengan apa adanya lalu bahagia, dan aku hanya berpura pura bahagia..
dia mengucap syukur bahkan ketika rasa sakit itu muncul kembali, tapi aku merintih dan berlari kepadanya ketika ini tidak adil bagiku.. 
dia nyaman dengan benteng yang ia buat dan kesendiriannya, namun aku membuka pintu itu lebar dan membiarkan beberapa orang masuk namun tetap tak seorangpun mengerti.. 
dia bahagia karna masalah itu membuatnya menjadi bangkit, lalu aku menyalahkan kenapa masalah itu datang untukku..
dia tak perlu barang mewah, baju indah, dan kendaraan yang siap sedia. dia hanya butuh teman yang siap berbagi keadaannya yang tak punya apa apa. lalu aku bermimpi untuk segala sesuatu yang sempurna dan pada akhirnya tidak memiliki apa apa.. 
dia menunjukkan padaku untuk selalu mengalah, dan aku selalu berkata padanya aku tak pernah salah..
dia diam saat sesuatu terasa tak adil untuknya, dan aku kembali merintih dan menyalahkan untuk itu.. 
dia berusaha lalu aku hanya membiarkan.. 
dia mendengarkan ketika aku berkata aku lelah, dan aku pura pura tidak tau bahkan ketika dia berkata aku sakit.. 
itu dirinya.. si sederhana yang punya segalanya.. berlian kecil yang tidak berkilau seperti yang lainnya.. 
teman setia namun tak di temukan untuk yang lainnya, 
seorang gadis muda biasa yang penuh dengan kata semua akan baik baik saja, 
dan aku akan selalu baik baik saja.. 
walau zaman berganti, dan waktu berputar terus ke depan, dia akan tetap pada porosnya, menunggu dan hanya melihat setiap perubahan yang ada, tidak menyesal, tidak bersedih, tidak menyalahkan.. 
diam dan memahami, diam dan beryukur, diam dan berserah, diam dan percaya.. 
itu dia si sederhana yang punya segalanya.. 
aku akan menjadi block dari bentengnya, aku akan menjadi salah satu alasan untuknya maju, aku akan mejadi sebuah tempat kecilnya di masa depan, aku akan berdiri di sampingnya menemani sifatnya dan bentengnya yang aneh, aku akan selalu ada di sebelahnya, aku akan selamanya senang menjadi temanya.. 



ketika nanti, saat rasa sakitmu berubah menjadi kata menyerah..

kenapa semua tampak bahagia? 
lalu kenapa aku sendiri di sini yang terasa tak memiliki dan tak punya apa apa ?
ketika sedikit demi sedikit rasa putus asa dan sakit menyelimuti hati, 
rasanya ingin aku bawa keluar hati ini, lalu ku potong menjadi bagian bagian kecil, 
hingga sakitnya tak lagi menyikksaku, 
aku telah biasa, hingga terlalu biasa sampai pada saat aku tak lagi merasa, 
tapi.. 
jika aku memandangnya, terasa sakit dan sesak yang tidak tertahan akan muncul,
seperti ada lubang kecil yang akan muncul tiba tiba, saat kau menyadari bahwa kau di abaikan.. 
bahwa kau tidak di butuhkan, bahwa kau tidak berarti, bahwa kau bukan apa apa.. 
mungkin aku harus melukai diriku, mengambil sebuah pisau kecil lalu menusuknya ke urat nadiku, 
atau meminum cairan serangga yang membuatku tidur dengan waktu yang lama, 
ataukah pegi ke jalan raya dan menabrakan diri pada kendaraan kendaraan yang lalu lalang..
atau mungkin aku bisa membeli obat tidur dalam jumlah yang banyak, lalu akan ku telan semuanya.. 
mungkin cara itu akan berhasil.. 
hingga nanti, aku tidak lagi melihat mentari pagi,
hingga nanti, aku tak lagi bangun dan tersadar bahwa rasa sakit ini bukan sebuah mimpi buruk, 
hingga nanti, setidaknya aku tak akan lagi merasa sendirian,
hingga nanti, aku tak perlu mendengar semua keluhan dan pelampiasan padaku,
hingga nanti, cacian cacian itu tidak lagi selalu tertuju padaku,
hingga nanti, mereka akan menangis dan mulai menyayangiku, 
hingga nanti, aku tak perlu lagi tau bahwa superheroku juga tidak sempurna,
hingga nanti, aku tidak lagi melihat mereka berbisik mengejekku dan membicarakanku, 
hingga nanti, aku tidak lagi menanti pangeran impian yang tak pernah datang, 
hingga nanti, aku tak lagi membayangkan menjadi bagian dari mereka yang sempurna, 
hingga nanti, aku tidak harus menangis sendiri tanpa ada yang peduli atau menyadari, 
hingga nanti, aku juga tak perlu mengarang cerita indah yang tak pernah terjadi,
hingga nanti, aku tak berharap lagi untuk kalian berpaling dan mengangapku ada,
hingga nanti, aku tak lagi merasa hidup namun tak memiliki jiwa,
hingga nanti, aku tak perlu lagi merasa selelah dan putus asa seperti ini,
hingga nanti, aku juga tak perlu berfikir untuk selalu lari dan pergi sejauh mungkin, 
hingga nanti, aku tak lagi merasa sakit karna menyadari tidak ada yang berdiri untukku,
hingga nanti, aku tak lagi merasa hancur karna semua hanya sia sia,
hingga nanti, aku tak perlu lagi tau bahwa bahkan tidak satu orangpun mempertahankanku,
hingga nanti, aku tidak berakhir dengan menyedihkan,
hingga nanti, aku tidak menjadi jahat dan menyakiti yang lain,
hingga nanti, aku juga tidak akan merasa begitu pilu lagi,
hingga nanti, aku bisa tanyakan langsung padaNya tentang semua ini,
hingga nanti, aku juga akan di hukum olehNya karna semua yang aku lakukan ini, 
hingga nanti, aku tak akan lagi berkata atau bicara hingga nanti... 
ingin aku lakukan dan mungkin segalanya akan terasa lebih mundah.. berakhir dengan seperti itu saja, mereka akan menangis, hari ini, esok, lalu lusa, dan seminggu kemudian..
segalanya akan baik baik saja,
mentari, hujan, awan, langit, dengan segala isinya dak aktifitasnya akan kembali seperti semula asalanya, 
tapi aku tidak melakukanya, atau mungkin belum. 
aku bertanya pada hatiku, "kenapa tidak kau lakukan hingga semua akan berakhir seperti yang seharusnya,"
lalu sudut kecil di sana berkata "mungkin aku masih menunggu"
"apalagi yang kau harapkan, bahkan mungkin kau bukan bagian dari apapun ?"
"mungkin, akan ada keajaiban kecil dan semua akan baik baik saja,"
"lalu kau akan bahagia? bagaimana jika tidak, jika semua itu tidak pernah datang, hanya sebuah kebohongan".
"maka aku akan pulang, tapi dengan caraNya dengan cara yang dia buatkan untukku"
"lalu semua sia sia, mungkin rasa sakit itu akan mejadi seumur hidupmu, akan tetap begitu hingga Dia memanggilmu"
"aku hanya tidak ingin berakhir dengan seperti itu, aku takut, dan tidak cukup kuat untuk itu"
"aku bisa membantumu, lupakan segalanya dan lakukan!'
"lalu bagaimana jika ada yang datang, dan segala rasa sakit akan musnah, aku terlalu lelah untuk percaya, tapi bahkan tanpa ku sadari aku masih menunggu dan percaya"
"maka jika semua itu tidak pernah ada ? jika semua itu hanya sebuah kebohongan belaka?"
"lalu inilah takdirku, lalu mungkin begitulah jalan yang Dia berikan untukku, dan aku hanya bisa menerimanya dan berserah"
"bolehakah aku menyerah jika aku tak lagi sanggup? biarkan aku melakukannya jika kau juga tak lagi menunggu,bagaimana ?"
"mungkin aku tak akan berhenti menunggu, walau aku tak tau pasti untuk apa dan sampai kapan aku menunggu.  tapi.. jika ternyata kau sudah benar benar menyerah, maka lakukanlah.."
"aku.. aku tidak benar benar yakin, hanya saja sudah terasa kosong di sana.. tanpa ada apapun atau siapapun. maka dari itu, aku ingin berhenti, jika aku melakukannya, katakan pada mereka semua.. semuanya, "Maaf, tidak bisakah kalian melihat aku di sini, yang lebih lelah, yang lebih kesepian, yang lebih tak punya apa apa, maaf untuk berakhir dengan cara ini.""
"kuatlah, dan semua akan baik baik saja, setidaknya kau hidup walau tak benar benar bernyawa dan memiliki jiwa"
"aku hanya manusia biasa hati, aku hanya seorang perempuan biasa..".