Dia hanya diam menatap sebongkah batu tak bergerak, dia sibuk bernyanyi seorang diri, dia bermain dengan pengepel lantai yang seakan tongkat harry potter, di ujung sana seorang perempuan menangis seorang diri dengan haru, dan disisi lain seorang lelaki paruh baya bermain dengan handphone gengam mainannya berbicara mengenai bisnis di eropa dan china. Ku rasa aku akan menjadi salah satu dari mereka jika terus berada disini. Kenalkan namaku Rossa Jenny, kebanyakan dari mereka memangilku suster Jeny. iya.. aku seorang suster disini, cita-cita yang kukira membuatku menjadi malaikat baikhati yang akhirnya membuatku terkurung di tempat ini, usiaku terlalu muda untuk melakukan ini, setidaknya kukira begitu.
Ini tahun keduaku ditugaskan kerumasakit kejiwaan, lebih buruk daripada ketika aku harus berada di rumah sakit khusus orangtua atau anak-anak. Setidaknya disana aku punya teman bicara, teman bicaraku banyak disini tapi entah kenapa aku tidak pernah benar-benar yakin apakah mereka mengerti mengenai apa yang kubicarakan. Akan menjadi lebih buruk ketika hari senin atau selasa datang, ketika setiap pasien sibuk menanyakan menu makanan atau lebih semangat dari hari biasanya, maksudku aku selalu merasa kasihan kepada keluarga mereka yang datang setiap hari hanya berharap sebuah kesembuhan yang semu, yang bahkan tak bisa diprediksi siapapun akan terjadi.
Beberapa hari lagi aku akan dipindahkan dari sini, katanya tugasku menjadi suster pribadi seseorang yang pastinya dengan penyakit yang tidak sederhana, jadi suster jenny mari kita lakukan hal yang tebaik untuk hari ini! Aku menyapa setiap pasien hari ini, mendengarkan mareta bercerita mengenai calon suaminya dan masa-masa ketika john nama laki-laki itu, selalu mengajak perempuan paruh baya ini makan malam romantis, di hari pernikahannya john meninggal karena sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan orang-orang ternama yang hingga sekarang tak pernah diungkap dimedia manapun, retha tidak sekuat itu menerima kenyataan bahwa lelaki yang kurang dari satu jam lagi menjadi suaminya itu telah tiada, dan disnilah retha sekarang. Menunggu, tersenyum, menangis, seorang diri.
Aku juga ikut dalam perbicaraan telepon bapak johan, menjawab ketika bapak johan berkata "bagaimana dengan bisnis kita yang di china? kapan bisa kita mulai proposalnya?", "iya bapak, mungkin butuh waktu yang lebih lama.. keadaan perekonomia china sedang tidak stabil hingga perlu lebih banyak waktu" jawaban dialogku. Bapak johan seorang pengusaha otomotif yang tiba-tiba bangkrut karena dikhianati oleh bawahanya sendiri yang menggelapkan milyaran uang dan triliunan hutang hingga bapak johan harus kehilanggan seluruh asetnya bahkan keluarganya, tak lama setelah pernyataan bangkut sang bangsawan istri pak johan melayangkan surat gugatan cerai dan meninggalkan laki-laki tampan dengan dengan perawakan gagah ini seorang diri dan.. setelah sekian banyak yang terjadi bapak johan disini, bergabung dengan pasien-pasien lain.
Aku menyuapi madam cindy makan, membantunya menganti pakaian dan dia tak pernah berhenti marah-marah padaku. Seorang nenek-nenek yang berusia tujuhpuluh tahunan yang ditinggalkan seluruh keluarganya dan berakhir disini. Dia tak pernah berhenti mengeluh, bahkan mengenai sendok dan garpu atau hal-hal tak berguna lainnya, tapi menurutku dia hanya selalu kesepian. Tatapan matanya jika seorang diri, atau caranya yang diam-diam bersembunyi lalu menangis, dan kebiasaanya yang selalu mendengarkan lagu-lagu tembang kenangan zaman dahulu kala, menunjukkan bahwa dia tidak sejahat yang dikira setiap suster atau dokter disini.
Aku menerima cinta adit, jangan salah sangka! dia juga seorang pasien dengan gitar yang tak pernah dia tinggalkan barang sedetikpun. umurnya hanya tujubelas tahun, bulan depan dan dia disni untuk yang waktu yang sudah cukup lama. Sederhana, adit hanya ingin menjadi seorang penyanyi ketika berkali-kali disingkirkan, gagal, kecewa, dan terluka dalam setiap audisi ditambah ditinggal dengan kekasih yang tak pernah se-setia itu menemani yang ternyata hanya mempermainan adit, inilah yang terjadi. Adit bernyanyi sepajang waktu, latihan. katanya ketika kutegur dengan senyuman, waktu ketika adit diam dan tak lagi menyanyi ketika ia menonton tv, melihat berita atau gossip mengenai mantan pacarnya yang akan segera menikah dengan salah satu artis yang sedang naik daun.
Aku hanya heran dengan orang-orang jahat itu. Kenapa mereka begitu bahagia membuat luka? kenapa bahkan mereka tak berfikir mengenai rasa sakit? kenapa mereka bisa melakukan hal-hal kejih sebagai seorang manusia? rekan kerja, pacar, keluarga dan bahkan seorang anak. Apakah melukai tidak menyakiti hingga dengan mudahnya dipermainakan dan dilakukan? aku hanya tak pernah habis pikir, kenapa seseorang menyukai hal-hal seperti meninggalkan dan mengabaikan. Mungkin karena hal itu, aku jadi mati rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar