Minggu, 22 Juni 2014

Pita

Aku kehabisan kata-kata. Tiba-tiba semua terasa sunyi dan sepi, aku mulai takut dengan sesuatu seperti "kehilangan" lagi dan kukira sudah terlambat untuk menarik dan mempertahankan jalinan itu lgi. Segala sesuatu yang kamu kira akan kamu miliki selamanya atau bertahan disisimu selamanya tidak akan tetap menjadi selamanya, jika kamu membiarkan kedua simpul tak diikat erat maka ketika simpul yang lain ditarik maka semua yang selama ini rapih dan terjaga akan hilang.
Aku tak mengerti bagaimana mencari tahu duniamu, sepertinya aku terlalu sibuk mencari kebahagiaan seorang diri dan aku lupa bahwa seseorang tak selamanya akan menjadi baja bila diabaikan, sepertinya aku akan kehilangan lagi.
Aku bukan seorang teman yang baik, yang akan mendengarkan, memberikan solusi dan membuatmu bangun dan berdiri tegak seorang diri. Bahkan aku tak melakukanya kepada diriku sendiri. Aku hanya manusia naif yang tak kau kenal dengan baik, yang enggkau kira bisa bisa mengisi namun tak bernyawa. Ketika kuungkapkan jangan pergi, maka tidak semua orang akan bertahan dan tinggal.
Engkau salah jika minta diajari dari orang yang bahkan tak mengerti. Aku kaku! Aku membeku! Aku tak tahu caranya membuat hatimu luluh dan menjadi kembali utuh, aku tak diajari untuk bisa seperti itu dan aku sibuk mencari seseorang yang bisa mengajariku mengenai itu. Aku berdosa! aku mengabaikan dan memohon untuk tidak diabaikan. Aku hina! aku memilah dan marah ketika tidak dipilih. Aku bahkan tak layak, dan mencoba menemukan tempat yang layak dengan seribu dan berjuta angan-angan yang pernah pasti. Aku!
Tapi aku takut menjadi sendiri, aku takut kau tidak lagi dibalikku berdiri, berharap dan menjadi bahagia. Aku merasa seperti orang bodoh yang duluan membodohi, dan kau boleh tak percaya "aku selalu meminta Tuhan membiarkanmu selalu jadi bagian dari hidupku entah sampai kapan aku bernafas, seumur hidupku". Dan lucu ketika kukira aku yang dengan sengaja membuang hal itu seiring dengan hembusan angin.
Inilah keahlianku, membuat seseorang pergi menjauh dan marah seorang diri. Aku tak bisa mengajarimu, aku tak bisa menjadi pembimbing yang akan menunjukan jalanmmu keluar dari tempat gelap, terkurung dan sunyi itu, aku nyaman berada di sana, bahkan aku juga tak mampu keluar dari sana, aku masih berdoa untuk diselamatkan, untuk keluar tanpa rasa sakit.
Aku bahkan lupa rasanya bahagia, ketika aku memandang dalam-dalam aku menemukan bahwa aku hanya pura-pura menjadi bahagia, menjadi baik-baik saja. "Jangan menentang arusmu, ikuti saja arah angin yang berhembus dan biarkan ia menjadi" hingga aku kehabisan daya untuk melawan dan mencari. "Jangan kalah! Jangan menjadi sepi!bahkan jangan berfikir kau seorang diri!" Aku bahkan melakukanya dan tak pernah kau atau siapapun pahami.
Aku hanya tersenyum di dalam hati, ternyata bahkan 'kau' menyerah dan lari. Haruskah aku bersiap lagi menjadi seorang diri? Aku yang tak special, tak berasa, tak berwarna. Ia kurasa begitu, jangan ikut menjadi sendiri lebihbaik mencari dan membangun sesuatu yang lain. Bukan aku! Tak bisa kulakukan..
                                                      -Ambigu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar