Kamis, 11 Juli 2013

Dia yang akan jadi nyata, bukan imajinasi..

Dia terlihat tegas dan keras di luar, tapi berkepribadian lembut dan penyayang dari dalam. dia terlihat kuat dan berani dari luar namun pada kenyataannya dia penakut dan lebih banyak diam atas rasa sakitnya. terkadang dia sangat menyebalkan dengan sikapnya yang selalu tidak pernah serius, tapi ketika pada waktu yang seharusnya dan tepat dia melindungi dan mengerti pada situasi yang paling sulit. dia tidak pernah mengalah tetapi dihadapan seorang wanita dia selalu kalah. dia selalu marah tetapi dihadapan seorang wanita dia tidak pernah marah. dia mengerti bahkan ketika airmata ataupun sebuah kata tidak mewakili hati untuk meceritakan rasa perih. dia memeluk hangat walau ketika reluk asa dan letih sudah tak lagi bicara meminta dikasihani. dia menenangkan walau keadaan dan hujan yang tak henti merisaukan membuat hati semakin takut dan perih. itu adalah dia.

Kulitnya putih, namun tak terlihat lemah akan matahari. tubuhnya tinggi tapi tidak hanya melulu tulang dan kulit. dia berisi tapi tak disemua bagian penuh dengan lemak menganggu dan menutupi. tangannya besar dan halus, tetapi tubuhnya sedikit kasar karena dia seorang lelaki. rambutnya hitam dan tak pekat, kasar mewakili hatinya yang keras atas pendirian dan sikap jika ia sudah memilih. sepasang pundaknya berdiri tegap, seakan siap bertanding memperebutkan sesuatu yang siap untuk dipertahankan. hidungnya mancung. wajahnya.. aku tidak tau pasti, tapi dia manis dengan senyum yang hangat menujukkan hati yang penyayang dan baik. itu adalah dia. 

Dia tidak pandai memilih dan selerany aneh, tetapi ketika sesuatu itu adalah untuk seseorang yang penting baginya maka dia akan memberikan yang terbaik. dia tidak pandai berbohong dan berpura-pura tetapi pada saat yang tepat dia menutup rapat rasa sebuah rahasia yang seseorang titipkan padanya. dia tidak pernah berfoya atas semua yang dia miliki, tetapi untuk setiap orang yang dia sayangi bahkan awanpun akan dia beri.dia tidak pernah menjaga diri, tetapi menjadi bodyguard bagi perempuan-perempuan yang dia cintai. dia tidak pernah membagi hati, hanya satu untuk seseorang sebagai pendamping hingga ia mati. dia tidak pernah menangis, tetapi ketika ibunya dan wanitanya terluka saat itulah hatinya meronta dan ia menanggis. itu adalah dia.

Dia tidak pernah menunggu, tetapi untuk seorang wanita yang ia sayangi dia akan diam dengan sabar menanti. dia suka berlari namun tak pernah pergi atas masalah jika memang adalah kesalahan yang ia lakukan. dia tidak pernah membenci, namun jika kamu menyakiti miliknya maka ia akan pergi. dia suka berbagi, mengambil bagian peristiwa dan mengabadikan semua itu dalam sebuah album miliknya. dia suka senyum, dia suka tawa, dia suka anak kecil, dan terkadang dia seperti anak kecil. anak kecil yang tersesat. itu adalah dia. 

Dia akan duduk menunggu di restoran, menanti dengan sabar dan senyum. di balik tangannya seikat bungga mawar putih sudah ia persiapkan, dia bahagia, bahkan sebelum seseorang datang untuk melengkapi senyumnya. dia suka menanggung perih orang lain, namun tak suka perihnya diketahui. dia senang memeluk hangat hati yang terluka, namun dia tak peduli bahkan jika hatinya patah dan mati. dia berteriak dan memaki ketika kamu mulai berhenti dan kehilangan diri, namun dia akan diam tak bersuara dan sepi ketika dirinya lebih daripada perih dan mati rasa. itu adalah dia. 

Dia datang membawa senyum yang cerita, kenangan yang indah, cerita yang luar biasa, semangat yang tak terkira, pelukan terhangat sepanjang masa, perlakuan terhebat di seluruh dunia, kata-kata termanis yang pernah ada, hadiah-hadiah sederhana penuh makna, keramahan tiada tara, kenyamanan yang pernah ada dan rasa aman yang tidak pernah ada habisnya. itu adalah dia. 

Lalu ketika hari dan hari sudah dipenuhi dengan dirinya, dia menghilang pergi seakan sesuatu telah musnah. aku yang terbiasa dengan segala tentangnya, seperti mati tak bersisa. dia pergi tanpa sebuah senyum indah atau luka airmata, dia berlalu seakan mimpi sudah kembali pada dunia nyata. dia pergi ketika setiap bagian dan hebusan nafas dan airmata sudah terbiasa dengan kehadirannya. tanpa kata, tanpa maaf, tanpa senyum, dan tanpa sebuah alasan.. 

Aku memulai hari dengan berani, meski kubusungkan dada ini dengan kuat dan kuat lagi. dia terlalu kuat mengisi setiap memori. menapaki waktu dan waktu mencari sisa-sisa bayangnya yang akan memungkinkan dia kembali. kenapa dia pergi? ketika setiap detik dan hari milikku sudah terbiasa dengan kehadirannya yang selalu menganggu, menganggu dan menganggu. ketika dia tak jadi penganggu, haruskah aku marah dan memintanya kembali.. dunia ini terlalu sunyi ketika dia tak ada dan tak lagi menjadi penganggu. 

Dan waktu berlalu seakan mati. aku jalani, dengar dengan baik! aku menjalani semua. dan aku baik-baik saja. mungkin dunia yang kumilki memang kosong, dan ketika dia pergi dan lalu kembali menjadi kosong, aku menjalani seperti biasa, hidup tapi mati. aku bahagia dengan dunia buatanku yang hebat, penuh dengan benteng pertahananku yang kuat. berlindung dari semua kemungkinan hati yang merasuk dan kembali mengisi. aku tersenyum ramah dan memberi, kulakukan dengan sepenuh hati. aku sepi, tapi setidaknya hidupku dan sekitarku tidak pernah merasa sedih. aku akan menjadi alasan mereka semua tersenyum dan berbagi mimpi. 

Dan ketika waktu berlalu cukup untuk kembali berdiri. ketika aku sudah berdiri kokoh dengan dunia yang kumiliki. dia kembali seperti tak pernah pergi, terseyum dan datang pada hari hujan dan rintik. apa maumu setelah semua ini? aku hanya mempertahankan sisa dari keberanianku, sisa dari hargadiri yang sudah lama aku fikir tak lagi kumiliki. aku akan diam dan berlalu dihadapanmu, seakan semua masalalu itu tak pernah terjadi dan hanya mimpi. 

Tetapi dia tidak menyerah. datang lagi dan lagi, hari ini esok dan esok. dan hatiku goyah. haruskah aku kembali? tapi bahkan ketika dia pergi, dia tak mengucapkan selamat tinggal pada hatiku yang sepi. dia datang pada hari itu, aku ingat saat itu masih pagi. dia membawa seikat bunga mawar putih lagi, seperti saat itu ketika menunggu dengan sabar ketika aku lupa untuk menepati janji. 

Aku tetap pada pertahananku. memalingkan wajah dan bersembunyi, berharap ia tidak menemukan celah pada benteng kokoh yang kucoba bangun sendiri. tapi dia tidak pernah menyerah dan kalah pada kerasnya hati. dengan sabar dan ramah menunggu setiap hari. aku tak bisa lagi, dia tak bisa kutandingi. 

Dia berdiri saat aku memalingkan seluruh hati dan ragaku, tapi dia menunggu untukku kembali.. 
"sejak pertama kali melihat sinar dimatanya......" dia mulai bercerita membuat pertahananku runtuh dan menjadi buih. "dia hanya seorang gadis tersesat yang jahat. dia membenci, dia memaki, dia ketakutan dan sendiri. namun aku tau bahwa dia akan menjadi indah ketika seseorang lain datang untuk mengisi dan melindungi, karena itu aku ada dan menjadi bagian dari miliknya. memeluk dan melindungi, menjadi tempat untukknya singgah, menjadi tawa dan tanggisnya pecah, menjadi pelindung dan penghacur bagi rasa takut dan gelisahnya, membuatnya percaya bahwa rasa cinta yang utuh dan tulus tanpa pengkhianatan dan kepura-puraan itu ada. maaf untuk pergi dan tak cepat kembali. aku tak punya cukup kekuatan untuk menyakiti saat aku tak bahkan tak bisa berdiri atas penyakit yang mengrogoti tubuh ini. aku hanya bisa memohon sebuah kesempatan kedua membuatku kembali dan meminta maaf lagi. Tuhan mendengarku, mungkin kasihan padaku yang tak pernah berhenti dan kalah atas sakitku. hanya satu motivasi dalam ingatanku saat itu. dia seorang gadis kecil yang sudah aku tinggalkan tanpa sebuah kata. aku harus kembali dan menebus semuanya. meminta maaf berlutut bahkan memohon sebuah pengampunan. aku yang bodoh ini yang pergi tanpa aba-aba dan kata untuk mengakhiri. tetapi sekarang aku datang dan berjanji tidak akan pernah pergi lagi". aku kalah. itu adalah dia.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar