Jumat, 12 Juli 2013

Cintamu tak pernah seindah cintaku


“Cinta it lucu. Bolehkah aku bilang begitu?” Mungkin kamu akan berteriak, “bodoh!” Hingga seisi ruangan akan menoleh jika aku bilang begitu.

“Cinta itu bohong”. Dan kamu akan marah dan merajuk membuang muka dan mulai merasa sedih atas cintamu.

“Cinta itu palsu”. Lagi lagi kamu akan mengamuk dan membentak tak terima lalu diam sejenak berfikir apa kesalahanmu hari itu.

“Aku bicara lagi ya? Boleh kan? Cinta itu bukan sesuatu yang penting, sederhana, membosankan, aku jenuh dan kadang-kadang kamu ga peduli bahwa itu ga lagi jadi hal yang asik seperti pertama kali kamu lakukan”. Dan aku tebak kamu sedang merintih, berteriak dalam hati kesakitan karna ucapanku. Sesekali akan berfikir untuk melepaskan dan memberiku hukuman dengan menjauh.

“cinta harus menunggu? Tidakkah itu bodoh? Berhari-hari? Bertahun-tahun? Selamanya? Siapa yang melakukan hal dalam drama bodoh begitu?” kamu akan mulai mengingat-ingat dan berfikir satu tahun hanya sebentar untuk kata menunggu dan kamu bukan orang bodoh karena satu tahunmu itu, iya kan? Pasti begitu.

“kesetiaan? Iyakah? Walaupun dia jatuh sakit hampir mati, atau dia tak sempurna dan cantik ataupun tampan lagi seperti dulu ketika umurnya masih belia?”. Saat ini kamu akan diam menguji batin kecilmu dan bertanya-tanya dalam hati, apakah aku orang yang setia?.

“boleh aku menjelaskan?” kamu akan berdiri dan berjalan menjauh meninggalkanku duduk sendiri menunggu disini, setidaknya kamu mengantarku hingga gates kepergianku dibuka kan? Tapi egomu dan rasa tidak percaya dan meyerahmu membuat kamu melangkah dan pergi dari sini. Aku tidak salah kan? Maksudku semua itu mungkin benar. Aku sudah mengirim paket kecil kerumahmu, dan beberapa hari setelah hari ini mungkin paketnya sudah sampai. Kuberikan bagian hidupku untukmu, jaga baik-baik ya. Aku selesai dengan ceritaku, dengan cintaku, dan dengan cintamu yang tak seberapa dibanding milikku. Selamat tinggal cinta manis yang kamu beri untukku.
 *****
Maaf, aku hanya punya sepasang boneka beruang kecilmu yang dulu kauberikan. Kurasa aku tak lagi bisa menjaganya tetap utuh bersama, aku terlalu jahat pada diriku yang bertahan padamu. Kurasa aku butuh seorang yang lebih baik daripada kamu. Terimaksih untuk hubungan ini sayang, hidup yang baik ya..
Cinta itu lucu, hingga terkadang aku tidak bisa tertawa pada diriku sendiri yang tak pernah berhenti mencintaimu bahkan ketika hari sudah senja dan terlalu lelah untuk melanjutkan fikiranku tentangmu itu. Lucu kan?
Cinta itu bohong. Bahkan ketika kamu berkali-kali berpura tersenyum manis padaku ketika aku bicara dengan sepenuh hati dan perasaanku mengenai semua yang tak kau ketahui atas masalahmu dan mencoba membantu atas semua rasa sakitmu, aku tau. Tapi aku terlalu bodoh dan tolol untuk marah ataupun menjauh atas perlakuanmu.
Cintamu palsu. Untuk seseorang sederhana yang tak punya wajah rupawan luar biasa seperti mantan-mantanmu yang juga luar biasa dan untuk semua perlakuanmu yang menutupi akan hadirku dari semua teman dan keluargamu, iya. Aku mengerti kamu cukup malu untuk menujukkanku yang sederhana ini pada mereka yang luar biasa. Dan lagi lagi dengan bodohnya aku mengerti dan menerima semua perlakukanmu, tersenyum manis seakan kamu mahluk paling sempurna didunia ini yang pernah ada dalam pelukanku.
Kamu terkadang bosan pergi dan mengajakku bicara hal-hal sederhana yang buatku sesuatu yang berarti seperti kita benar-benar menjalin sebuah hubungan, tetapi aku tidak pernah bosan mendengar keluh kesahmu atas masalahmu ataupun duniamu yang katamu tidak adil, bahkan aku akan terus ada disisimu hingga kau kembali pada dirimu yang ceria dan kuat.
Kita pergi, kita mengirim sms, kita bicara melalui telepon, atau kita lakukan hal-hal lain layaknya seorang yang benar benar menjalin hubungan. Dan berkali-kali aku harus terus dan terus sabar menunggumu yang moody untuk membuat semua itu jadi menarik, bukan hanya pertengkaran dan lagi-lagi pertengkaran yang membuat aku pergi dan beberapa hari kemudian kamu akan datang membawa seikat bunga, boneka, kue manis, ataupun hal yang lain berulang kali dan meminta maaf. Aku tak pernah mengangap semua itu hal yang membosankan.
Kamu berulang kali menjelaskan betapa kamu menunggu lama karena satu tahun yang kau habiskan menjadi temanku untuk merebut hatiku, ketika marah, ketika kita bertengkar, ketika kamu merasa hal-hal kecil yang tidak adil untukmu atau hanya untuk egomu.
Aku menunggu untuk sepanjang waktuku berasamamu, sepanjang aku mengenalmu dan sejak pertama kali kamu memperkenalkan namamu dihadapanku. Menunggu hatimu yang benar-benar terbuka atas diriku, bukan perubahanku. Menunggu untuk kamu yang akan menerima atas kekuranganku dan bukan melulu kelebihanku. Menunggu untuk setiap sifat kekanakamu yang akan berkurang atau setidaknya perubahanmu yang akan berbalik mencintai dan menghormatiku, setidaknya begitu. Kurang lebih semua ini hanya lima tahun.
Kesetiaan? Kamu akan marah ketika aku mulai bicara dengan laki-laki lain yang mau dengan sabar mendegarkan. Aku akan menurut seakan dosa untukku bicara bahwa aku hanya butuh teman. Kamu akan pergi, menghabiskan waktu dengan duniamu dan dengan orang-orang luar biasa dalam duniamu itu sepanjang hari dan melupakan untuk datang menjemputku ketika aku sudah menunggu lebih dari dua jam tanpa kabar ataupun berita. Dan aku tetap mencintaimu atas semua itu, selalu.
Aku menunggu dibukakan pintu untuk hatimu. Aku setia atas setiap perlakuanmu padaku. Aku tidak pernah bosan, tidak pernah berbohong dan berpura-pura dihadapanmu, aku mencintaimu dan karena itu semua aku bertahan. Hingga waktu tak lagi cukup adil untukku. Hingga perih dan sakit, tidak lagi tertahan dihatiku. Maaf sayang, aku akan mencampakkanmu.



Maaf, aku hanya punya sepasang boneka beruang kecilmu yang dulu
kauberikan. Kurasa aku tak lagi bisa menjaganya tetap utuh bersama, aku terlalu jahat pada diriku yang bertahan padamu. Kurasa aku butuh seorang yang lebih baik daripada kamu.
Terimaksih untuk hubungan ini sayang, hidup yang baik ya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar