Minggu, 10 Mei 2015

what should i do?

sakit. terkadang batinku bertanya dalam diam, meringis seorang diri. kenapa seseorang yang sudah melakukan segala hal yang terbaik ia miliki bagai hilang dan berlalu begitu saja, tak telihat? dan seseorang yang tak melakukan apapun mendapatkan senyuman hangat dan ucapan terimakasih?

untuk seseorang yang ku perlakukan amat sangat baik, tega dia mengkhianati dengan mulutnya yang kejam, mengores kepercayaan dengan kata-katanya yang sederhana. ternyata mulut yang ia gunakan membicarakan orang lain, juga menjadi senjata untuk menghancurkanku.

untuk sahabat yang katanya rela berkorban dan mengerti dirimu lebih dari siapapun, dan saya tercengang dengan perlakuan luar biasa-nya yang diluar nalar, pengorbanan yang kau lakukan, penantian dan segala yang kamu berikan ternyata bukan apa-apa jika dibandingkan dengan hanya menunggu beberapa menit saja.

untuk teman yang berbagi bahagia, apakah pertahananmu runtuh? apakah ucapan tegas dengan segala kepercayaan dirimu hilang ditelan masa? hingga kau coreng dengan sendirinya prinsip dan tujuanmu.

apa yang harus kulakukan, aku menjadi semakin menggila. kurasa dinding-dinding kamarku mulai bercerita mengenai dunia luar, kurasa aku mulai takut dengan sinar matahari, kurasa aku tak sekuat dulu untuk meghadapi orang-orang yang kejam. kurasa aku semakin menjadi dengan angan yang semakin jauh melayang dengan sejuta impian palsu yang akan dari kenyataan. apa yang harus kulakukan? kalian terlalu kejam untuk ku hadapi dengan nalar biasa dan hati yang rapuh. aku hanya akan tersenyum, marah sesaat dan mengadu. si bodoh.

aku ingin keluar dari sini, betapa aku ingin jauh dan mengenal dunia belahan yang lain. melihat sisi-sisi yang tak pernah kusentuh, mendengar hal lain dari sekedar berebut kaya, tenar dan kesempurnaan. ini membosanakan. namun hatiku seakan mati tak bedaya, tak kutemukan yang kuinginkan, tak kupahami yang kucari dan bahkan tak kumengerti diriku sendiri.

kenapa aku tak se-sempurna dahulu? ketika matahari adalah sahabat lekatku, ketika mentari yang tak berhenti membasahi tubuhku dengan keringat lekat membanjiri dan aku bahagia, ketika setiap hari dipenuhi dengan luka baru dan cerita baru lalu aku jatuh dan bangun lagi. memiliki tujuan, memiliki impian.

apa yang harus kulakukan, bahkan ketika tak ada satupun sinar yang menujukkan padaku untuk dilalui atau aku bahkan tak berusaha pergi kemanapun? aku mati, hatiku sunyi, fikirku lenyap. tak berpenghuni. menjadi marah tanpa alasan, tersingung akan hal-hal kecil, tak berprasaan. kenapa tak Engkau kirimkan apapun padaku? ohh iya, aku bahkan tak meminta, entah mengapa tak kulakukan. Aku seolah bermimpi, seolah mengingini namun tak bergerak dari tempatku, ku ingin Engkau mengerti tetapi aku bahkan tak tau mauku, menjadi pilu.

Apakah terangmu masih berpengaruh padaku? Apakah berkat dan rahmatmu masih bisa menjamah orang sepertiku? Ku yang tak tahu diri ini masih menunggu, masih berharap, masih diam-diam berdoa didalam hati kecilku. Bahagia itu, akhir yang indah itu, kebahagiaan sebenarnya itu.. bolehkah aku juga tau bagaimana rasanya, akan kujaga sebaiknya.

                  Tidak, aku belum menyerah.. Engkau masih tetap tempatku
                 Meminta..
                 Tidak, aku belum lelah.. aku masih percaya, Engkau ada..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar