Jumat, 17 April 2015

Bermulut Besar

katanya kamu akan menunggu, katanya mari kita lakukan bersama,
katanya mari kita berjuang bersama
katanya..
katamu jika keberuntungan tidak mungkin direbut,
mari kita menjadi sakit dan tawa bersama
katamu..
dan tiba-tiba menghilang mejadi dahulu, bagai kata kemarin tidak lebih dari hanya ucapan yang melayang diudara.
kemana wibawamu? kemana prinsipmu? bagaimana dengan orang-orang yang selalu kau caci karena sikap konyonya? apakah hanya berlalu menjadi bualan diudara, layaknya waktu dan metari terbit dan menghilang?
kau menjadikan dunia seakan layak untukmu, dengan sikapmu yang seolah tak berdaya, tak berdosa, tak mengerti,
petuah benar, kamu palsu! mana yang katanya tak harus didampingi seseorang dan kamu akan memeluk dunia? shit!
kemana kesucianmu yang berkali-kali kau ucapkan seolah kau tak pernah berbuat dosa,
bersembunyi di balik topeng baik-baik seakan seluruh alam semesta memihakmu, lucu..
mereka tau, lebih dahulu tau..
menang dengan kemampuanmu? benarkah? buktikan kepada dunia? benarkah?
hanya menghilang tiba-tiba, menjadi menang seorang diri dan masih berani berlagak baik-baik?
taukah kau? yang tidak ada apa-apanya itu kamu.
yang jahat karena mulutnya yang menyakiti sesuka hati tetapi menampangkan muka tak berdosa, kamu!
yang seolah mendengarkan luka dan mengerti luka orang lain lalu menjadi iri lalu menebarkan racun yang menyakiti, bukan orang lain. kamu!
satu demi satu seseorang yang menjadi dekat denganmu akan menjauh dengan sendirinya..
tau kenapa?
karena kamu menjadi iri atas segalanya yang mereka punya, karena kamu tidak akan menjadi bahagia jika mereka juga sama, karena kamu dengan tampang tak berdosa seakan berdiri dibelakang mereka dan menyebarkan hal-hal buruk tentang mereka. kamu!
banggakah? hingga mebusungkan dada setinggi mungkin merasa menang? lucu
jika kamu memang sehebat itu,
jika kamu memang terhebat dalam hal itu,
tidak perlu apapun untuk membuktikan kamu benar atau salah,
jangan minta dilindungi, tak usah minta dibela, tak perlu bawa-bawa apapun dan siapapun,
cukup pandang saja dirimu di cermin, benarkah kamu? pantaskah kamu? sudah cukup baikkah kamu?
dan hati kecilmu dengan sendirinya akan menjawab,
menjadi negeri, menjadi jijik, menjadi takut
atas sosokmu sendiri..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar