Minggu, 02 November 2014


Nobody is perfect..

Pada awalnya yang kumiliki hanya restaurant sederhana dengan konsep yang juga sederhana. Memberikan makanan terbaik bagi pelanggan, usaha berjalan baik, entah karena kualitas makanan atau karena kami melakukan yang tebaik bagi pelanggan. Lama-kelamaan restaurant kami yang berkecimpung pada makanan italia classic mulai menjadi biasa saja, katanya untuk menjadi berbeda sesuatu harus punya ciri khasnya tersendiri.
Hari itu tepatnya hari senin seminggu sebelum valentine pada tahun 2014 seorang pria muda yang sederhana dan sangat biasa datang kepada kami, katanya dia ingin bertemu denganku, seseorang dari bagian manager atau perencanaan atau setara itu untuk meminta beberapa permohonan kecil. 
Dia bertemu denganku, sesungguhnya tidak ada yang terlalu istimewa dari laki-laki ini. Penampilan nya yang biasa, wajahnya yang biasa, dan kepribadiaan nya yang biasa cenderung kepada membosankan membuatku berfikir untuk pertama kalinya. Bahwa la nina el lila harus di ubah menjadi sedikit berbeda.
Sederhana, dia ingin mem-bocking restaurant kami hanya untuk satu malam, satu hari sesudah hari valentine tepatnya tanggal 15 februari. Pernyataan cinta, sebutnya. Dia ingin menyatakan cinta pada seorang gadis luar biasa wah yang satu kampus dengannya, sebut saja dia gio laki-laki sederhana tadi.
Gio sudah menabung lebih dari satu tahun, untuk tanggal 15 nanti. Katanya, dia akan menyesal seumur hidup jika hal itu tidak dia lakukan. “meskipun nanti saya Cuma menangung malu, atau di tolak. Setidaknya saya bicara bahwa saya mencintai dia dengan berani jadi waktu nanti saya udah nikah saya ga akan malu bangga ke anak-anak saya”. Ucapanya yang membuatku merasa gio istimewa.
Hari H akan segera datang, tidak lebih dari tiga hari lagi. Gio semakin sibuk, dia menentukan konsep, menentukan hidangan, dan bahkan memilih lagu-lagu dengan seksama. Sempurna.
Sehari sebelum tanggal 15 febuari, 1000 bunga mawar merah sudah dipesan. Balon-balon sudah mulai dibentuk, dekorasi sudah siap dan makanan untuk besok akan menjadi istimewa. Live band sudah siap menyanyikan beberapa lagu request dari gio. Mereka berlatih. Kami semakin sibuk.
Tanggal 15 februari, pukul 07.00 pagi sehari sesudah valentine. Sekitar 14 jam sebelum acara.

“bang, kalo harinya istimewa, kenapa bukan hari valentine kemaren bang?” tanyaku pada gio.
“hari istimewa kan bisa di buat, setiap hari itu menurut saya istimewa loh..”

Dan jawabanya yang lagi-lagi sederhana membuatku tersenyum dengan lega. Mungkin gio tidak istimewa, dia seorang laki-laki yang bisa dengan latar belakang keluarga yang juga biasa, namun laki-laki baik ini pantas di sebut sebagai gentleman. Caranya memperlakukan perempuan, benar-benar ku kagumi.
Pukul 19.00 semua sudah siap. Gio pergi untuk menjemput perempuan itu, namanya tasya. Kami menunggu, rencana sudah siap dan pelaksanaan akan berjalan sesuai keinginan gio. Restaurant sudah dipenuhi dengan teman-teman gio dan tasya, semua bertanya-tanya mereka berfikir gio ulang tahun hari ini.
Tak lama kemudian gio dan tasya datang, mata tasya ditutup dengan kain putih. Tanya cantik sekali, kulitnya putih, tubuhnya tinggi ramping berlekuk bak model, wajahnya cantik. Tasya memang wajar dikagumi.
Lilin-lilin menghiasi seluruh sudut restaurant, 999 bunga mawar merangai nama tasya di kolam renang, balon-balon berwarna lembut menghiasi atap-atap dengan cantik, alunan lagu live band mulai bersenandung.
Ketika penutup mata tasya dibuka, tasya tersentuh dan hanya diam sembari melihat sekeliling. Dari depan pangung gio berjalan menuju tasya, mengengam erat satu kuntum terakhir mawar merah. Tasya terpanah.

“Saya ga pernah berharap banyak dari sekedar senyum kamu ketika kita pulang bersama, dari sekedar melihat kamu dari jauh ketika kamu sibuk dengan teman-teman kamu. Saya ga sehebat teman-teman kamu yang luar biasa, yang punya segalanya. ayah dan ibu saya bukan dari kalangan mentri seperti keluarga kamu. Tapi saya ga akan berhenti buat kamu menoleh untuk sesaat ke saya, mungkin saya ga tau diri, mungkin besok satu kampus akan menertawakan saya. Ga masalah, saya udah mikir ratusan kali untuk hari ini, nabung lebih dari setahun buat hari ini, diem-diem merhatiin kamu dari jauh, mungkin saya jadi stalker kamu. Saya ga berharap di terima atau lebih, setidaknya kamu tau”
“Tasya.. saya jatuh cinta sama kamu, sejak di hari kuliah pertama kita waktu pertama kali kamu kasih minuman ringan, waktu itu saya di kerjain kakak-kakak senior. Saya ga akan pernah lupa senyum kamu, yang sampe saat ini selalu jadi semangat saya no satu. Tasya, ini udah lebih dari satu setengah tahun saya jadi orang bodoh di balik layar. Saya jatuh cinta sama kamu..”

Seisi restaurant yang tadi ramai oleh pendapat seketika sunyi, di antara kagum atas keberanian gio, atau meremehkan. Tapi malam itu, restaurant kami seakan hidup. Semuanya masih menunggu jawaban tasya, tasya masih diam memandang gio dengan sangat lama.
Tak lama gio mengerti, gio menyerahkan bunga mawarnya dan mulai berbalik berjalan pergi..


“tunggu!” tasya menghentikan.
“terus..? jadi kalo kamu jatuh cinta sama saya, gue harus ngapain? Kamu bahkan ga bilang yang lainnya gi.. gue nunggu buat kata-kata terusan”.
Gio tersenyum, memandang tasya dengan pekat. “saya sayang kamu non, saya mau kamu jadi pacar saya, walaupun saya selalu mikir itu mustahil tapi seluruh keberanian saya buat hari ini bukan main-main. Ini pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasa segini takut”.
“gue mau. Menurut gue, ga ada yang sempurna di dunia ini gi, dan dengan kamu sebegitu jagain gue dan sayang sama gue. Itu udah cukup.”
“ayo kita pacaran gi..”

Semua bertepuk tangan, tidak ada lagi yang mencibir gio dari belakang. Semuanya kangum, kata-kata tidak ada yang sempurna dari tasya menjelaskan semuanya. Gio memeluk tasya dengan erat, senyum tasya benar-benar cantik malam itu. Malam terus berlanjut, acara belum selesai. Gio bernyanyi untuk tasya, semua orang bersorak, tasya malu-malu dan menikmati malam yang indah.
Dari jauh, gio tersenyum padaku..
“Terimaksih dek..”.
                                                                                      -La Nina el Lila story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar