Kamis, 31 Juli 2025

Hari paling sunyi

Kata mereka, nanti ada waktunya hal-hal yang mengingatkanku, sudah jadi biasa saja

Kata mereka, waktu akan memperpanjang jarak menghapus ingatan, dan pada suatu pagi hatimu akan menjadi biasa lagi

Pada pagi yang hening ini

Langit menjadi pilu, matahari enggan timbul 

Sel-sel otakku bekerja seperti tidak pada tempat yang seharusnya

Memaksakan kenangan-kenangan yang buruk muncul seperti hujan yang menetes di luar jendela

Dari tetesan air yang jatuh, 

Orang itu, tetap menjadi bagian istimewanya

Yang tidak kuinginkan, tidak kuizinkan

Tidak beralasan ini itu

Hanya saja indah, hanya saja kusukai sosoknya

Menetap dan seakan tidak mau bergeser 

Walaupun tak lagi menebar wangimu

Tak lagi riuh kubertanya berulang suaramu

Tak lagi tertunduk lesu menunggu di rengkuh 

Kenapa tetap istimewa?

Kudengar beberapa berbisik,

Katanya cerita ini, katanya cerita begitu

Ahhhh… berita bahagiamu sudah kemana-mana 

Tentu saja aku kalah, 

Sudah pasti tekapar dan melebam 

Namun; seakan tidak peduli rambu warna merah menyala 

Mencoba memupuk sedikit demi sedikit kemungkinan tolol dan berujung banjir di terpa airmata 

Kali ini, kata mereka tidak lagi kudengar 

Kali ini, aku yang menghentikan langkah

Kali ini, aku yang melarang tubuhku

Kali ini, wlupun pipiku masih terus basah karena tak bisa menggengammu

Aku akan berbalik arah; sungguh porsiku sudah usai dan habis masanya

Lalu..

Aku enggan berterimaksih 

Tidak juga ingin membara terbakar api 

seperti aku yang dulu-dulu sekali ketika pertama kali paham rasa ingin memiliki, 

Mengendap-edap pergi dan diam. 


31/07/2025           00.46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar