Kata mereka, nanti ada waktunya hal-hal yang mengingatkanku, sudah jadi biasa saja
Kata mereka, waktu akan memperpanjang jarak menghapus ingatan, dan pada suatu pagi hatimu akan menjadi biasa lagi
Pada pagi yang hening ini
Langit menjadi pilu, matahari enggan timbul
Sel-sel otakku bekerja seperti tidak pada tempat yang seharusnya
Memaksakan kenangan-kenangan yang buruk muncul seperti hujan yang menetes di luar jendela
Dari tetesan air yang jatuh,
Orang itu, tetap menjadi bagian istimewanya
Yang tidak kuinginkan, tidak kuizinkan
Tidak beralasan ini itu
Hanya saja indah, hanya saja kusukai sosoknya
Menetap dan seakan tidak mau bergeser
Walaupun tak lagi menebar wangimu
Tak lagi riuh kubertanya berulang suaramu
Tak lagi tertunduk lesu menunggu di rengkuh
Kenapa tetap istimewa?
Kudengar beberapa berbisik,
Katanya cerita ini, katanya cerita begitu
Ahhhh… berita bahagiamu sudah kemana-mana
Tentu saja aku kalah,
Sudah pasti tekapar dan melebam
Namun; seakan tidak peduli rambu warna merah menyala
Mencoba memupuk sedikit demi sedikit kemungkinan tolol dan berujung banjir di terpa airmata
Kali ini, kata mereka tidak lagi kudengar
Kali ini, aku yang menghentikan langkah
Kali ini, aku yang melarang tubuhku
Kali ini, wlupun pipiku masih terus basah karena tak bisa menggengammu
Aku akan berbalik arah; sungguh porsiku sudah usai dan habis masanya
Lalu..
Aku enggan berterimaksih
Tidak juga ingin membara terbakar api
seperti aku yang dulu-dulu sekali ketika pertama kali paham rasa ingin memiliki,
Mengendap-edap pergi dan diam.
31/07/2025 00.46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar