Selasa, 15 Mei 2018

Pekat sosokmu

Dan aku tau apa yang lebih pekat daripada kau untukku
Rasa lebih dicintai
Suaramu yang mengusir sepi
Tawamu yang sesekali masih kudengar dalam bisik angin berhembus

Ada yang tidak bisa kumilikki
Tak banyak jua yang kupunya
Tapi aku pernah dengan sangat memintamu jadi kepunyaanku padaNya
Dan lalu aku tau, bahwa tak bisa

Merasa lebih hidup
Merasa lebih dicintai
Bahagia yang hanya seorang perasa itu sendiri yang mengerti artinya
Melupakan tidak semudah itu

Dan lalu engkau jadi biasa
Dan kemudian engkau hanya hidup seperti biasanya
Tanpa mengerti, tanpa paham, tanpa ikut jua tersiksa
Seseorang yang tak bisa jadi kepunyaanku

Kukira luka sudah kering
Kufikir bahwa wktu sudah menyembuhkan
Aku sudah damai dengan sakit, fikirku
Dan bekas namamu tetap menetap berdering ketika saat-saat mengingatkan

Aku tidak akan memintamu lagi
Tak juga berdoa untuk kepemilikanku lagi
Aku tau betapa langit dan bumi dan jaraknya
Lalu kau dan aku yang bukanlah kita

Mencintai seorang diri itu sepi
Seseorang yang berkali-kali sibuk di dalam fikir dan menjadi kalimat lagi
Seseorang tak bisa kau miliki, yang merontanya hanya bisa di ungkapkan lewat puisi

15.5.18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar