Jumat, 25 April 2014

Hilang

     Ada apa dengan duniaku? Ini terlalu kosong, ini terlalu sepi. Dimana semangat itu? Dimana mentari yang hangat menyapa seakan dunia hanya milikku? Mengapa menemukan menjadi sangat sulit? Bahkan hal-hal semu tak lagi membantu.

     Layaknya dedaunan yang hanya berhembus oleh angin, layaknya embun yang datang sejenak karena hujan, layaknya awan yang bergerak lamban tak beraturan, sepi, sunyi, sedih..

     Jika tawa hanya mengembang ke udara menjadi tawa, jika cinta tidak benar-benar menjadi cinta, jika peduli dan mempercayai hanya palsu. Dimana lagi tempat impian bergantung? Dimana lagi harus mencari yang nyata dan pasti?

     Jika dunia tak lagi peduli mengenai mengalah dan mengasihi, mencintai dan peduli. Apa jadinya hari esok? Akankah mentari tetap bersinar terik? Akankah langit akan tetap menjadi biru? Dan awan bergerak lamban dengan kapas-kapasnya yang putih?.

     Bahkan jika kau satu-satunya yang menangis dan terluka, dunia akan akan tetap berjalan pada tempat dan keadaan yang seharusnya. Masih adakah cinta jika uang tidak berada dibaliknya? Masih adakah kepedulian jika tidak ada pembalasan atau upah sebagai balasanya? Masih adakah tawa jika segalanya tidak lagi berjalan sesuai dengan aturan dan cara dunia berjalan?.

     Ada apa denganku? Ada apa dengan duniaku? Apakah engkau lelah? Apakah aku terlalu lelah?

     Aku merindukan berlari dengan impian, bangun dengan semangat, menangis karena bahagia, dan tetawa karena cinta. Aku merindukan menjadi satu dalam perbedaan, memaklumi dalam kebersamaan, memaafkan dan mendukung satu sama lain, kasih sayang yang suci yang sebenarnya.

     Aku merindukan sepotong kata, “semangat”, secercah “impian”, dan “menemukan”. Bahkan tak satupun walaupun hal yang semu.

     Tidak tau melakukan apa dan bagimana, diam atau terus berjalan maju. Dunia akan terus berjalan setiap harinya, sama. Impian, obsesi, tujuan, aku bertanya kepada hati kecilku, lalu apa? Jika semua menjadi nyata, jika kamu membuat itu semua lebih dari sekedar semu dan imajinasi. Lalu bagaimana?

     Apakah itu senyum? Di sudut bibirmu yang terlihat manis namun tak bernyawa? Apakah kau bahagia? Seorang diri menjalani hari-hari yang terus sama? Berputar, berdiam, duduk, melangkah, menyengkan?

     Apa yang salah dengan jiwa ini? Yang tak lagi kuat, yang tak lagi bertahan, yang tak lagi berjuang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar