Senin, 06 Maret 2023

Dimana aku harus bersandar?

 Ini adalah keluhanku nomor 101911182202832838 atau entahlah sudah berapa angka yang harus tertera disana


Aku babak belur

Aku tertatih 

Lebam

Habis

Mengais sisa-sisa yang bisa kupertahankan


Terkadang, 

Aku marah kepada diriku sendiri

Bodoh!

Kenapa kamu bahkan tidak bisa meraih satu dari jutaan inginmu


Terkadang,

Aku membenci Tuhanku

Kenapa engkau begitu kepadaku?

Dari setiap doaku yang melangit

Akankah salah satunya salah satunya saja engkau jadikan nyata? 


Lalu kenapa aku terus kehilangan?


Menata hatiku sungguh sulit

Aku harus menyusun satu per satu serpihanya hingga utuh

Lamaa

Sakit 

Dan prosesnya membuat aku semakin asing 


Lalu tiba-tiba aku harus menata hidupku ulang


Aku kehilangan, 

Kali ini aku hancur seutuhnya 

Tiang-tiangku yang rapuh ternyata sudah benar benar roboh

Dan aku bingung harus memulai hidup darimana 


Aku takut

Aku sendiri

Aku bingung 


Harus kuapakan hidup ini? 

Harus bagaimana kujalani?

Memulai darimana lagi?

Menata?

Merapikan?

Menyusun?

Yang mana harus kulakukan dahulu?


Harus menyalahkan siapa? 

Harus menangis seperti apa? 

Jika kehidupan ini bukan milikku

Jadi aku bisa apa? 


Dari setiap doa yang kulangitkan

Mungkinkah antrianya terkabul masih cukup lama? 


Lalu orang-orang mulai berkata 

“Sabar! Aku mengerti rasanya” dengan nada pelan dan iba 


“Hei bangsat! Kau tidak tahu, bahkan dari 0,1% nya kau tidak akan mengerti, sakit luarbiasaku jangan di paksa paham”


Lalu cerita tidak berhenti disini

Tentu saja berlanjut

Tentu saja semakin lirih

Tentu saja akan ada lagi dan ada lagi 


Kali ini aku bingung, 

Kemana aku harus melarikan diri? 

Kemana aku harus mengadu untuk pembelaan?

Dimana aku harus berlindung? 


Kulangitkan lagi saja doa-doaku ya, 

Jalan terakhir yang kupunya

Satu-satunya sisa kekuatanku

Semoga kali ini antrianya sudah habis hingga tersisa satu persatu milikku

Dan terjadilah~ 


06/03/2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar