Ini dan itu tak melulu aku, ini dan itu tak melulu tentangmu. Terkadang bunga-bunga hanya saja terlalu indah jika hanya jadi pemandangan. Terkadang juga pakai hati yang meluap jadi kiasan. Entahlah, aku hanya suka kata-kataku yang menjadi sebuah kalimat.
Minggu, 27 Oktober 2019
Jumat, 13 September 2019
Merayap hingga lenyap
Dan detik berlanjut,
Tidak berhenti ataupun berjeda
Tidak melambat ataupun tergesa
Hanya terus dan terus merayap
Pelan.. pelan.. dan pelan..
Tidak peduli koreng bernanah
Tidak tau sembuh atau basah
Bahagia dan suka
Sekecil apapun, se cukup umur siapapun
Terus dan terus,
Beberapa tetap sama
Ada yang masih pada tempatnya
Ada yang secara signifikan berubah
Ada juga yang selalu diam untuk hal yang sama
Masih tetap sebagian mencari
Beberapa lagi menemukan dan...
Selebihnya hanya menyusuri tapak hingga perberhentian
Bosan
Jenuh
Lelah
Sisanya menyerah menyusuri, mungkin kecewa
Beberapa merasa memiliki banyak dan terjebak dalam kosong
Beberapa merasa menemukan dan pada akhirnya kehilangan
Beberapa lagi terengut dan sudah terlambat untuk merebut kembali
Sisanya mengambang di udara, tidak memiliki, menemukan ataupun terengut apapun
hanya terus dan terus melayang
Oh..
Yang terakhir percaya bahwa ketika saatnya datang ia akan menemukan, memiliki dan tidak pernah kehilangan
Bahwa tidak ada yang salah ketika akal berfikir
Bahwa tidak sepenuhnya juga benar ketika akal akhirnya memutuskan
Namun begitulah yang terjadi kemudian..
Dan tiba-tiba seseorang menujuk perihal salah dan benar
Mengatakan jahat dan baik
Menjauhi, membenci, melukai tanpa mengetahui
Tanpa tau mengenai "pembuka", "isi", "penutup" dan "pada akhirnya"
Banyak yang berubah dari diri terdahulu
Banyak luka robek dan sembuh lagi
Banyak yang menyerah dan terus lari
Ada pula yang menunggu dengan sabar dan selalu menunggu, tanpa tau
Tapi waktu tetap merayap hingga lenyap...
-13 September 2019-
Rabu, 31 Juli 2019
Ketidakmampuan
Riuh dalam diam
Ngilu di ulu hati
Pilu teringat
Aku belum mendaki apapun
terkadang bersyukur karena cukup
Sesederhana semua baik baik saja
Sesederhana tidak ada sesak dada
Sesederhana airmata tidak tumpah bersamaan dalam diam
Menjalani
Menikmati
Berdiam diri
Merasa aman dan terus tertunduk menyerah
Lalu kabar datang
Mengetuk cukup, mengetuk pemberhentiaan, mengetuk kembali mimpi
Yang aku lupakan
Yang aku sudah pasrah dan menyerah
Aku nyeri di ulu hati
Sengsara karena tak mampu
Derita karena sesak
Melihat jelas garis batas
Tebal dan kokoh
Sesekali aku menghayal
Kurobohkan beton-beton itu
Berlarian bebas
Tertawa, bahagia, indah
Khayalanku..
Aku bangga sungguh
Aku bahagia sungguh
Aku takjub sungguh
Tuhan sungguh luarbiasa, Tuhan amat luarbiasa
Dan sedih bersamaan
Satu kata yang menggambarkan seluruh perasaan
Satu jawaban atas nyeri dan ngilu tak berkesudahan
Satu titik sakit di ujung hati bernoda gelap
"Aku tak mampu".
Jumat, 12 Juli 2019
Belajar lupa
Ada ruang
Ada jeda
Ada hujan
Ada hening
Ada hati
Ada kamu..
Melayang layang disana,
Mengambang jauh dan samar-samar
Senyummu
Sesekali langgit jingga memerah
Sesekali hitam legam mendung
Saat hujan datang lalu tertegun
Suaramu
Punah doa dan harap
Tuhan baik untuk segala rencana
Dan iya semua orang tau,
Tapi, bukankah hati tak berakal?
Terkadang merasa berdosa
Sesekali ingin purapura tidak mengerti
Jujur kepada hati
Tidak punya fikiran sejenak
"Aku rindu"
Sebodoh itu, sebodoh itu..
Kenapa ia?
Cangkang tak berarti,
Cangkang terindah namun tak berisi
Membenci hati milik sendiri
Sesendu itu matanya
Sesepi itu dunianya
Bukankah ia belum menemukan?
Atau ia tidak perlu mencari?
Lain kali aku akan lupa
Esok sesamar lagi ia ada
Meski tidak begitu sesak seperti kala itu
Tapi ia masih ada
Seperti melodi masalalu
Seperti tawa kecil di kenangan samar-samar
Sepeti sebuah kisah yg lama kuinginkan
Seperti cermin yang kukira senada,
Sebodoh itu..
Biarlah jadi urusanku..
'12 Juli 2019'