Kau datang dan
pergi, tak punya tujuan dan seperti tak memiliki arti..
Terkadang datang,
membawa kebahagiaan..
Lalu pergi,
seakan tak pernah singah..
Sesekali, bisakah
kau ceritakan padaku sesuatu yang nyata?
Yang dapat ku
sentuh, ku jamah, lebih dari sekedar aku rasakan..
Mungkin kau bisa
menujukkan padaku “arti dari yang sesunggunya”.
Sehingga aku
benar dan akan menulisan kisah kisahmu, tidak hanya untul diriku,
Tapi untuk seluruh
bagian dari “hidup”
Aku merasa iri,
dan terkadang aku menggila,
Tawa dan tangis
yang kau ceritakan, tak pernah lebih lama dari yang aku inginkan..
Jika nanti hari
itu tiba,
Menetaplah di
dalam hatiku.. jadi bagian dari serpihan kisahku..
Bagaimana?
Bisakah?
Lalu bisakah aku
menunggu? Setidaknya aku “percaya”
Karna mungkin
hidup ini tidak lebih “menarik” atau mungkin terlalu “sepi”
Hingga tekadang,
aku membiarkanmu singgah lalu berlalu lagi, seiring dengan selesainya keinginan
baruku..
Lalu semua terasa
semu lagi, seperti kataku tadi “seakan tak pernah singah”
Aku lelah, dan
ini menjengkelkan.. tapi hanya itu yang membuatku bertahan..
Apa yang salah
dengan dengan “peri peri kecil yang kesepian”?
kenapa meraka tak di berikan teman? Apa yang menarik dari seorang
“ratu”? kenapa ia punya segalanya? bahkan ketika ia tidak menginginkanya..
Jadi? Kebahagiaan
hanya milik orang orang yang punya keberuntungan? Benarkah?
Lalu bagaimana
dengan “peri peri kecil” tadi? Haruskah aku menanggis untuk mereka?? Haruskah??
Dan hari esok
akan datang, selayaknya tidak pernah ada kisah “ratu” atau “peri kecil yang
kesepian”..
Mentari akan
terbit lebih indah dari kemarin, dan tetap seperti hari hari biasa..
Layakkah?
Benarkah? Inikah?
Dan aku akan
mulai menangis lagi, mulai merasa lelah lagi..
Lalu mengarapkan
“dia” untuk datang lagi,
Walau sesaat..
walau semu.. dan walau esok semua akan menghilang,
Tak apa.. tidak
apa apa.. asalkan aku tidak merasa dunia ini sepi dan sunyi seperti tak
berpenghuni.. tak masalah..
Tapi ini bukan
tujuan hidup, tapi ini bukan sesuatu yang akan di pertahankan..
Dan karna aku
tetap “percaya” hingga saat itu tiba..
Esok, lusa dan lusa.. aku akan tetap menunggumu untuk datang lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar