Kau tau? Sejak awal pertama aku melihatmu. Hanya satu doaku padaNya. “Andai
aku biasa menggapaimu lebih jauh”. Kau tau? Sejak pertama kali aku melihat
senyumu. Hanya satu doaku padaNya “biarkan aku melihat senyum itu sepanjang
hidupku.
Tidakkah kau tau? Sejak pertama aku mandengar nafasmu, hanya satu pintaku.
“biarkan aku di sisimu selamaya”. Tidakkah kau tau? Sejak aku mengetahui
sedikit saja tetang hidupmu, hanya satu pintaku “bisakah aku tau dan mengerti
lebih”. Hanya itu.
Lalu kau mulai berlalu, datang tanpa alasan lalu pergi bagai tak pernah
melakukan apapun pada hatiku. Lalu kau memintaku menunggu, seakan selama ini
tak pernah kulakukan. Lalu kau ingin aku mengerti seakan selama ini aku tak
pernah memahami.
Sayang, cobalah lihat aku disini..
Aku menanti dan kau terus pergi. Walau aku katakan tempatku berdiri maka
kau hanya akan terus berlalu dan pergi. Lalu kau memintaku mencintaimu lebih.
Sayang, kulakukan itu lebih dulu, jauh sebelum kau meminta dengan matamu yang tak
pernah mengerti apapun.
Aku hanya bersembunyi di balik hatimu, di balik rasa egomu, di balik
duniamu. Namun kau tak akan pernah menemukanku, tak peduli seberapa mudah aku
bersembunyi, maka kau tidak akan pernah menemukanku. Sayang, aku di sini! Bagian
kecil dari hatimu.
Jika kau ingin aku menjadi angin, maka aku akan begitu. Jika kau ingin aku
jadi hujan, maka aku juga akan begitu. Jika kau inginkan aku menunggu, akan
kulakukan. Tetapi jika suatu saat aku menyerah dan meminta izin untuk berlalu,
maka biarkan aku.
Detik demi detik. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Dan tak peduli berapa
lama pun aku menunggu. Aku tau, kau tidak akan datang untukku. Sayang, aku
menunggu.
Dan kau mecoba meraih hati ini lagi, dengan luka yang sudah terlalu dalam.
Mengejarku dengan keyakinanku. Menginginkanku dengan amarahmu. Berlari berpacu
waktu dengan ragu ragumu, dan aku tersenyum melihatmu dari balik kaca yang
todak pernah jauh darimu. Bahkan, aku juga tidak melihatku. Yang aku butuhkan
hanyalah cintamu, sayang..
Saat semua terlalu terlambat untuk di perbaiki dan aku seakan terlalu lelah
untuk menunggu dan mengerti. Aku hanya melihatmu di balik kaca, tersenyum dan
mencoba melepaskanmu “lagi” dan mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dan kau,
hanya terpaku melihat senyum perihku di balik kaca itu. Merasakan sakitmu
sendiri namun tak mengerti perihku.
Setelah sekian lama waktu berlalu. Waktu mempertemukan kita lagi. Dan kau
bersikap seakan tak mengenalku, mencoba menyakitiku dan membalas perlakukanku.
Berteriak dan memarahiku. Ini sudah terlambat, bahkan mungkin aku tidak perlu
memeberitahu apapun untukmu, tapi. Aku ingin kau tau..
“aku sudah menunggu terlalu lama sayang, sejak detik pertama aku melihatmu.
Maka saat itulah aku mencintamu. Dan hanya satu pintaku bahwa kau akan lakukan
hal yang sama, yaitu mencintaku juga. Sejak pertama aku menggenalmu maka aku
terus menunggumu, hanya satu inginku berpaling dan lihatlah aku. Saat pertama
kau coba buka hatimu untukku, hanya satu inginku. Berikan aku sedikit saja tempat
di hatimu, di dalam duniamu. Sayang.. lihatlah aku disini..”
Aku mencintaimu
dan itu selalu tulus dengan pintaku, tetapi hatimu tak pernah terbuka untukku..
karna itu, semua telah berlalu. Bahagialah dengan yang lain untukku, sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar