MenCintaimu itu seperti memeluk kaktus! Tapi semakin aku terluka, aku
semakin tak bisa dan tak bisa melepaskanmu. Bukan karna kau berbeda, hanya saja
aku rasa aku tidak bisa.
Aku.. tidak bisa menyentuhmu, karna kau terlalu jauh. Namun, tapi, dan
karna itu, aku tetap tak bisa melupakanmu, yang setiap saat aku rindukan bahkan
ketika kau tidak sama sekali mengenalku. Ini tetaplah rasa sakit, tapi aku
tetap tidak bisa melupakanmu.
Jika untuk menCintaimu harus membuatku seperti ini selamanya, maka
biarkanlah aku begitu denga caraku. Bisakah??
Lalu aku terluka lagi, oleh perlakuan yang bahkan tidak kau sadari. Dan aku
menangis lagi, air mata yang bahkan tidak pernah kau ketahui. Bagiku “saat itu”
di sisimu adalah cukup. Tapi ternyata tidak, aku selalu inginkan lebih.
Kau melukaiku dengan caramu, yang bahkan membuatku semakin terluka adalah
ketika aku mengerti bahwa bahkan kita belum “bertemu”, hal yang sangat menarik
adalah melihat senyum indah “mu” setiap hari, yang bahkan ratusan bahkan jutaan
orang juga akan saksikan. Walau begitu, aku menCintaimu hanya itu.
Bolehkan aku meminta izin darimu? Untuk sesekali memimpikanmu di dalam
tidurku. Bolehkah aku meminta sedikit cahaya dari matamu? Agar aku akan
bernafas lebih indah dengan cahaya itu. Bisakah aku di takdirkan untukmu atau
setidaknya jadi bagian dari hidupmu? Hingga aku tak pernah menyesal karna
bernafas untukkmu.
Kau tidak bisa mengenal ‘Cinta’ hanya karna melihatnya dari jauh, kau harus
‘Mengenal’ nya lebih dekat lalu mengerti mata nya lebih jauh.
Hanya karna dirimu “menunggu” lebih lama, tidak berarti dia akan
menCintaimu dengan sendirinya, karna ‘Cinta’ tidak pernah sederhana.
Aku tertawa, seperti orang idiot. Aku bahkan menangis, tanpa kau lihat
ataupun sadari. Dan aku masih berada si sisimu, saat kau membutuhkan sesuatu
untuk menghapus airmatamu, itu semua hal yang sederhana. “aku menCintaimu”.
Mungkin tidak pernah aku rasakan bahwa sebuah “kisah” itu adalah nyata dan
sebenarnya. Tetapi yang ku mengerti bahwa “menCintai” adalah hal yang indah.
Aku tidak mengerti, tidak ingin mengerti. Aku tidak tau, tidak ingin tau.
Aku menutup mataku, karna aku tidak ingin melihat. Dan aku mengabaikan segala
sesuatu yang mecemoohku, karna aku yakin. “beginilah caraku menCintaimu”.
Bagaikan aku sudah terbiasa dengan rasa sakit. Hingga luka tak lagi terasa.
Perasaan seakan mati rasa. Walau begitu, aku tetap “menCintaimu” dan bertahan
karna senyummu.
Segala yang aku tuliskan, segala hal yang aku definisikan. Tidaklah
sederhana untukku, tidak pernah mudah bagiku. Dan semua orang pernah merasakan
itu. Hidup ini, dan segala sesuatu di dalamnya, seperti layaknya hatiku
membutuhkan ‘CINTA..’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar