Tanpa sadar, aku masih menunggu. Menunggu melihat sosokmu lagi. Menunggu
akan menceritakan hal hal yang menarik lagi. Menunggu bertemu dan tertawa pada
hal yang kita tidak mengerti lagi.
Tanpa sadar, aku ingin kembali. Tidak peduli akan di habiskan dengan enam
jam mata perlajaran matematika, lima jam mata pelajaran serajah, empat jam mata
pelajaran sosiologi, atau jam jam pelajaran sulit lainnya. Tak masalah.
Tanpa sadar, aku masih berharap akan kembali ke sana. Menggulang kembali
waktu dan melakukan kegiatan kegiatan yang sama. Itu sungguh menyenangkan. Dan
aku ingin kembali.
Tanpa sadar, aku mulai kesepian atas hari hari yang tak lagi bising, hari
hari yang tak lagi penuh tawa. Hari yang tak lagi di atur dan dimarahi. Hari yang penuh
senyuman seyuman manis dan gosip gosip yang sebenarnya tidak begitu berguna
namun selalu di cari. Aku ingin merasakannya lagi.
Tanpa sadar, aku berharap hari esok adalah hari senin. Yang pada kehidupan
sekolahku biasanya adalah hari yang amat sangat aku benci. Bangun pagi, jam
sekolah lebih lama, dan guru guru terkiler sepanjang masa. Aku ingin esok
adalah hari itu.
Tanpa sadar, aku rindu seragamku. Seragam yang ketika selalu melekat pada
tubuhku tidak pernah aku perlakukan dengan baik, tidak pernah rapih, tidak
cukup lengakap, dan selalu di protes atas penampilan yang layaknya anak anak
jalanan, haha.
Tanpa sadar, aku mulai tersenyum sendiri. mengingat ketika mereka menggila
menyanyi bersama di kelas, ketika guru mulai mengeluarkan jurus lawak yang
menghapus bosan, ketika kami mulai menceritakan film film yang baru saja
selesai kami tonton bersama, ketika anak laki laki mulai mejahili dan
bertingkah kocak dengan ciri khas mereka. Aku merindukan mereka, semua.
Tanpa sadar, aku menyusun buku buku pelajaran untuk hari esokku. Tapi
ketika aku ingat bahwa esok, esok, esok, atau nanti aku tidak akan lagi kembali
ke sana. Hatiku pilu. Aku sudah bukan pelajar SMA lagi. Aku akan menjadi
seorang mahasiswa. Dan harus ku mulai untuk mengenal orang orang baru lagi,
memahami sifat satu per satu dan mencoba mencari teman untukku berbagi. Lagi.
Saat aku masih berada di sana, bangku SMA. Kami selalu mengeluh. Mengeluh
akan jutaan peristiwa. PR, tugas, jam perlajaran, sergam sekolah, bahkan guru
guru yang membosankan. Tapi jika hari hari itu bisa terulang kembali, tak
masalah walau PR dan segala atribute nya datang lagi ke dalam hari hariku.
Haruskah aku mulai menangis? Haha. Temanku berkata “hidup terus berlajut
sayang. Kamu ga mungkin selamanya hanya di satu tempat”, iya dia benar. Dan aku
mengerti. Tapi ini terlalu cepat untuk di terima. Karna aku terbiasa, karna aku
mulai menCinta.
Tak lagi. Sudah berakhir. Berhentilah berharap. Karna kau hanya akan merasa
pilu.
Bisa bisanya aku menendang semua itu pergi, berharap hari hari itu akan
segera berakhir ketika aku masih mengalaminya. Membenci, marah, dan mencoba
menutup mata, bahkan murka. Dan ketika semua sampai pada akhirnya, aku merindu.
Jangan sia siakan waktu yang kamu miliki. Lakukan yang tebaik dan jangan
menyesal pada akhir, seperti aku. Nikmati detik detik terakhirmu, bahagialah.
Karna nanti suatu saat saat semua mulai menghilang menjadi sebuah kenangan, kau
akan sangat merindukannya dan ingin kembali. Nikmati saja realita hidupmu,
karna ketika bel akhir pelajaran benar benar berdering, tak lagi bisa kau
dapati bayang bayang kenangan luar biasa seperti pada saat berada di sana.
Esok.. aku tak lagi berfikir akan menceritakan hal yang menarik, tidak lagi
akan mendengar nyanyian nyayian bising, gosip gosip keci, tawa tawa gila, atau
keluhan keluhan bibir. Karna esok aku akan berbaur dengan golongan dunia yang
sesungguhnya, berpacu dalam kenyataan dan impian yang semakin nyata. Berpacu
dalam persaingan untuk merebut tempat ter-tinggi untuk meraih mimpi dan katanya
mejadi “sukses”. Esok tak lagi menikmati hari hari sebagai seorang remaja yang
masih mengerjar cinta dan kebahagiaan sejenak, namun ber-lomba mengejar mimpi
dan berusaha mewujudkannya. Dunia.. manusia.. dan realita yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar