Jiwamu lelah, jiwamu duka,
hatimu keluh, dan semua seakan menjadi salah.
Harus kumulai darimana bercerita tentanf hari ini? Dari senyuman yang
merekah? Atau dari pagi yang cerah? Atau saat udara segar pagi masih mengisi
hati yang baru terbangun dari lelapnya tidur?.
Aku yang begitu muna yang menutup mata akan derita yang lain dan
bersenang-senang seorang diri, yang percaya sepenuhnya lalu dikhianati,
berbisik dari belakang dan menyakiti. Membuat rasa lelah dan sakit datang
menguasai diri.
Bagaimana bisa seorang
bersikap begitu kejih ketika dipercayai?
Angan seaakan terbang jauh melambung dan tinggi. Impian dan kebebasan
adalah segalanya. Namun hal yang tidak pernah terbayangkan adalah mengenai
bahaya, mengenai mengingat Sang pencipta, mengenai mengingat akan saatnya untuk
berhenti.
Ketika kesalahan yang melukai seseorang memabuat sekujut tubuh gemetar dan
kaku dengan seribu tanya yang tak dijawab. Ternyata
aku seorang diri, ketika saat sulit datang. Memberanikan diri berdiri dan
menunduk malu atas yang memang kesalahan diri. Hal-hal semacam setiakawan tidak
berlaku saat itu.
Satu masalah terlalui, kembali kepada tempat yang seharusnya dan cobaan
yang lain datang. Melukai benda tak bernyawa lain. Lagi-lagi dengan ketakutan
dan jantung yang tak hentinya berdegup kencang. Hanya satu harapanku dan yang
bisa kukatakan untuk itu saat ini, maafkanlah
aku yang berdosa ini, yang tanpa sengaja dengan sejuta ketakutan melakukan
hal buruk pada milikmu dan kumohon
dengan sangat Kepada Nya, jangan biarkan
hal ini terjadi lagi kepadaku.
Masalah ini tidak terlalui, hanya saja melewatkan dan berpura-pura tidak
tau dan masalah selesai adalah jalan yang tebaik untuk saat ini. Terdiam dan
bersalah seutuhnya. Kuberitau rasanya, keluh. Seakan seluruh dunia menujuk dan
membodohimu, seakan seluruh dunia membencimu dan kau seorang diri.
Tak berapa lama, awan hitam mulai bergerak berlalu. Hati yang tertutupi
oleh abu-abu dan keluh mulai bergeser dan menjauh, terukir sedikit senyuman dari
hati yang paling dalam yang menyakinkan bahwa “semua akan baik-baik saja, Tuhan
hanya sedang mengajarimu atas sikapmu” dan kukira semua akan baik saja dengan
ridhoMu.
Namun..
Hari berlum berakhir, kembali menahan malu dan lelah atas ketidakmampuan
untuk hal kecil yang menguras seluruh tenaga. Aku belum selesai, perjalanan
masih panjang, dan untuk ke sekian kalinya aku merasa ingin menyerah dan lari menjauh.
Kurasa aku belum cukup mampu, aku belum cukup bisa untuk terbang lebih jauh
hingga aku berkali-kali harus jatuh dan berhenti atas rasa takutku. Kurasa ada
yang salah dalam diriku, hingga seluruh tubuhku seakan tunduk pada kepuasan dan
nafsu sementara atas kebagiaan yang seorang diri. Maafkan hambamu ini yang penuh dengan dosa.
Malam telah datang, kisah akan berlalu, esok semua akan baik-baik saja. Karena waktu akan terus berjalan.. dan hari
ini tidak akan terulang kembali.
Untuk hatiku yang berhanti
setiap kali melakukan kesalahan
Untuk hatiku yang tak
berhenti kaku dan mati ketakutan atas kesalahan
Unutk hatiku yang selalu
ingin lari dan bersembunyi dari masalah dan kesalahan
Esok.. hari akan lebih cerah,
dan kisah akan lebih indah.. percaya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar