Apakah
memahami lebih sulit dari apapun? Apakah menentang dengan pura-pura telihat
diam dan berkata terserah berarti memperbolehkan? Apakah mengajari harus memaki
sekitar berulang-ulang dan menyamakan itu bagian dari cara memberi contoh? Apakah
sulit mengerti ataupun sedikit saja mendengarkan dan mencoba mengerti posisi
orang lain adalah hal mustahil? Apakah berkata hal-hal menyakitkan dan
menyadari bahwa itu akan menyakiti tidak menyebabkan luka yang tidak pernah
kering?
Kenapa sulit
memahamimu bahkan ketika aku selalu mencoba mengalah? Mengapa sakit hanya
mendengar kata-kata ‘pembelajaran’ darimu ketika tujuanmu adalah menujuk aku? Mengapa
dilakukan lagi dan lagi ketika luka itu suda mulai sembuh dan aku berusaha
keras untuk bangun lagi? Mengapa jika kamu mengerti sifat dan apapun itu
tentangku lalu selalu dan selalu tidak pernah memahami untuk dan mengerti? Kenapa
kau begitu? Kenapa mengerti dan memahamimu menjadi sangat dan sangat letih
ketika bahkan kau tidak pernah mau mangerti itu sakit dan melukai?
Bisakah
kau ada di pihakku sekali saja? Bisakah satu kali saja kau mengerti aku? Bisakah
satu kali saja aku bukan menjadi sebuah penyesalan? Bisakah kau berhenti
menujuk ke arahku atas segala hal? Bisakah kau berhenti membuatku terlihat
jahat? Bisakah kau perlakukan aku setidaknya sama? Bisakah aku tidak selalu
jadi pelampiasan? Bisakah sekali saja aku dianggap benar? Bisakah berhenti
membayangiku dengan bayangan hitam yang selalu kau tujuk untukku?
Harusnya
kau mendengarkan. Harusnya kau membelaku. Harusnya kau berfikir bahwa itu akan
melukai. Harusnya kau berkata iya atau tidak. Harusnya kau mengajari dengan
cara yang lain. Harusnya kau bisa mengerti walau sesekali. Harusnya semua tidak
melulu tentang teorimu. Harusnya kau berhenti membuatku terlihat jahat,
kesepian, dan buruk. Harusnya kau melindungiku. Harusnya kau mengalah untukku. Harusnya
kau mengerti kenapa aku diam dan marah, kenapa aku merajuk, kenapa aku hanya
membisu, kenapa aku tak mau lagi berkomentar, kenapa aku hanya lelah dan bosan.
Aku bercerita
mengenai abu-abu, lalu kau katakan bahwa itu hitam. Aku berkata mengenai sisi
buruk, lalu kau berkata untuk pergi menjauh. Aku berlajar untuk sesuatu, dan kau
memaki dan marah karena kesalahanku. Selalu terserah katamu untuk setiap
pertanyaanku, dan kau lagi-lagi marah dan menyalahkan ketika aku memilih. Beberapa
dari mereka bilang aku orang yang baik, dan kau berkata aku jahat dalam segala
hal. Aku bersemangat dan berkata bisa lalu sebelum memulai apapun itu kau katakan
bahwa aku tidak mampu. Kau melihat seseorang dan membencinya, lalu berkata aku
akan jadi orang itu. Kau membanggakan yang lain setinggi mungkin, lalu kau
mengagapku rendah dan remeh didepan yang lain.
Aku selalu
salah. aku selalu jahat. Aku selalu menjadi tertuduh. Aku selalu hina. Aku selalu
tidak ada apa-apanya. Aku selalu buruk rupa. Aku selalu yang kesekian. Aku selalu
kau tinggalkan sendiri dan seakan tidak ada yang tejadi. Aku selalu bukan
apa-apa.. aku, selalu aku.
Taukah kau
itu melelahkan, itu menyakitkan, itu membuatku bosan, jenuh, teluka, sengsara,
kesepian, marah dan aku tetap bertahan mencoba mengerti dan bangun lagi seakan
tidak terjadi apa-apa. Kenapa? Apa yang salah dari seorang aku? Hingga kau
membenci selayaknya lebih tertuduh dari apapun? Aku lelah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar