Sedang apa? Apakah mentari diluar sana terik seperti hari-hari kemarin? Apakah
awan di atas sana tetap indah dengan warna putihnya yang bersih? Apakah siang
hari nanti matahari akan tetap bersikap begitu? Maksudku menyengat kulit hingga
berwarna gelap. Aku hanya mulai lupa hal-hal itu. Karena itu aku bertanya.
Apa kabarmu? Bagaimana duniamu sekarang? Apakah tetap baik dan penuh dengan
warna seperti saat itu? Atau kau tidak lagi tersenyum konyol dan membuat
lelucon bodoh hanya untuk meghibur orang lain? Walau sebenarnya kau tau pasti,
hatimu tak sedang baik seperti tawa-tawa mereka saat itu.
Aku hanya ditemani rasa sepi. Aku hanya memandang kepada masalalu. Bagian dimana
kau masih disana mewarnai setiap langkah yang aku buat. Kau yang bernyanyi, kau
yang bersenandung, kau bermain gitar, kau membuat lelucon aneh, kau yang terus
usil, kau yang terkadang diam tanpa kata, kau yang terseyum dengan manis, kau..
kau yang pernah ada mengisi warna abu-abu menjadi pelangi.
Aku mencoba mencari ke segala arah, tapi bahkan aku tak menemukan sosok
itu. Aku menunggu untuk waktu yang lama, tapi bahkan bayangmu juga tak ada pada
mereka. Aku yang bodoh tak boleh mengharapkanmu kembali kan? Itu tidak
seharusnya. Mungkin kau bahagia disana menikmati udara pagi atau lagu-lagu
santai, kebiasaanmu.
Bisikkan padaNya untuk mengirim orang padaku, hingga bisa menemaniku. Katakan
bahwa aku sudah cukup menunggu. Dia bilang, tak ada yang pantas menemaniku. Mereka
tidak akan suka dengan caraku, dengan sifatku. Bisakah kau tanyakan padanya,
apakah aku jahat? Apakah aku akan sendiri dan semu untuk waktu yang sangat
lama?
Aku membaca novel, aku menulis cerpen, aku menonton drama, aku menghayati
sinopsis dari cerita-cerita yang kubaca. Lalu ketika cerita itu usai, aku
merasa kembali semu. Ditemani rasa sepi, lagi.
Aku berdoa untuk dia yang ceria, dia yang baik, dia yang mapan, dia yang
sayang padaku, dia yang selalu mencintaiku, dia yang akan selalu mengerti, dia
yang lucu, dia yang romatis, dia yang taat, dia yang akan menjadi segalanya datang
padaku. Bisikkan lagi padaNya, aku menunggu untuk itu. Dan untuk saat ini, aku
akan bertahan ditemani rasa sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar