Ini adalah keluhanku nomor 101911182202832838 atau entahlah sudah berapa angka yang harus tertera disana
Aku babak belur
Aku tertatih
Lebam
Habis
Mengais sisa-sisa yang bisa kupertahankan
Terkadang,
Aku marah kepada diriku sendiri
Bodoh!
Kenapa kamu bahkan tidak bisa meraih satu dari jutaan inginmu
Terkadang,
Aku membenci Tuhanku
Kenapa engkau begitu kepadaku?
Dari setiap doaku yang melangit
Akankah salah satunya salah satunya saja engkau jadikan nyata?
Lalu kenapa aku terus kehilangan?
Menata hatiku sungguh sulit
Aku harus menyusun satu per satu serpihanya hingga utuh
Lamaa
Sakit
Dan prosesnya membuat aku semakin asing
Lalu tiba-tiba aku harus menata hidupku ulang
Aku kehilangan,
Kali ini aku hancur seutuhnya
Tiang-tiangku yang rapuh ternyata sudah benar benar roboh
Dan aku bingung harus memulai hidup darimana
Aku takut
Aku sendiri
Aku bingung
Harus kuapakan hidup ini?
Harus bagaimana kujalani?
Memulai darimana lagi?
Menata?
Merapikan?
Menyusun?
Yang mana harus kulakukan dahulu?
Harus menyalahkan siapa?
Harus menangis seperti apa?
Jika kehidupan ini bukan milikku
Jadi aku bisa apa?
Dari setiap doa yang kulangitkan
Mungkinkah antrianya terkabul masih cukup lama?
Lalu orang-orang mulai berkata
“Sabar! Aku mengerti rasanya” dengan nada pelan dan iba
“Hei bangsat! Kau tidak tahu, bahkan dari 0,1% nya kau tidak akan mengerti, sakit luarbiasaku jangan di paksa paham”
Lalu cerita tidak berhenti disini
Tentu saja berlanjut
Tentu saja semakin lirih
Tentu saja akan ada lagi dan ada lagi
Kali ini aku bingung,
Kemana aku harus melarikan diri?
Kemana aku harus mengadu untuk pembelaan?
Dimana aku harus berlindung?
Kulangitkan lagi saja doa-doaku ya,
Jalan terakhir yang kupunya
Satu-satunya sisa kekuatanku
Semoga kali ini antrianya sudah habis hingga tersisa satu persatu milikku
Dan terjadilah~
06/03/2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar