“Cinta it lucu. Bolehkah aku bilang begitu?” Mungkin
kamu akan berteriak, “bodoh!” Hingga seisi ruangan akan menoleh jika aku bilang
begitu.
“Cinta itu bohong”. Dan kamu akan marah dan
merajuk membuang muka dan mulai merasa sedih atas cintamu.
“Cinta itu palsu”. Lagi lagi kamu akan mengamuk
dan membentak tak terima lalu diam sejenak berfikir apa kesalahanmu hari itu.
“Aku bicara lagi ya? Boleh kan? Cinta itu bukan
sesuatu yang penting, sederhana, membosankan, aku jenuh dan kadang-kadang kamu
ga peduli bahwa itu ga lagi jadi hal yang asik seperti pertama kali kamu
lakukan”. Dan aku tebak kamu sedang merintih, berteriak dalam hati kesakitan
karna ucapanku. Sesekali akan berfikir untuk melepaskan dan memberiku hukuman
dengan menjauh.
“cinta harus menunggu? Tidakkah itu bodoh? Berhari-hari?
Bertahun-tahun? Selamanya? Siapa yang melakukan hal dalam drama bodoh begitu?”
kamu akan mulai mengingat-ingat dan berfikir satu tahun hanya sebentar untuk
kata menunggu dan kamu bukan orang bodoh karena satu tahunmu itu, iya kan? Pasti
begitu.
“kesetiaan? Iyakah? Walaupun dia jatuh sakit
hampir mati, atau dia tak sempurna dan cantik ataupun tampan lagi seperti dulu
ketika umurnya masih belia?”. Saat ini kamu akan diam menguji batin kecilmu dan
bertanya-tanya dalam hati, apakah aku orang yang setia?.
“boleh aku menjelaskan?” kamu akan berdiri dan
berjalan menjauh meninggalkanku duduk sendiri menunggu disini, setidaknya kamu
mengantarku hingga gates kepergianku
dibuka kan? Tapi egomu dan rasa tidak percaya dan meyerahmu membuat kamu
melangkah dan pergi dari sini. Aku tidak salah kan? Maksudku semua itu mungkin
benar. Aku sudah mengirim paket kecil kerumahmu, dan beberapa hari setelah hari
ini mungkin paketnya sudah sampai. Kuberikan bagian hidupku untukmu, jaga
baik-baik ya. Aku selesai dengan ceritaku, dengan cintaku, dan dengan cintamu
yang tak seberapa dibanding milikku. Selamat tinggal cinta manis yang kamu beri
untukku.
*****
Maaf, aku hanya punya sepasang boneka beruang kecilmu yang dulu kauberikan.
Kurasa aku tak lagi bisa menjaganya tetap utuh bersama, aku terlalu jahat pada
diriku yang bertahan padamu. Kurasa aku butuh seorang yang lebih baik daripada
kamu. Terimaksih untuk hubungan ini sayang, hidup yang baik ya..
Cinta
itu lucu, hingga terkadang aku tidak bisa tertawa pada diriku sendiri yang tak
pernah berhenti mencintaimu bahkan ketika hari sudah senja dan terlalu lelah
untuk melanjutkan fikiranku tentangmu itu. Lucu kan?
Cinta
itu bohong. Bahkan ketika kamu berkali-kali berpura tersenyum manis padaku
ketika aku bicara dengan sepenuh hati dan perasaanku mengenai semua yang tak
kau ketahui atas masalahmu dan mencoba membantu atas semua rasa sakitmu, aku
tau. Tapi aku terlalu bodoh dan tolol untuk marah ataupun menjauh atas
perlakuanmu.
Cintamu
palsu. Untuk seseorang sederhana yang tak punya wajah rupawan luar biasa
seperti mantan-mantanmu yang juga luar biasa dan untuk semua perlakuanmu yang
menutupi akan hadirku dari semua teman dan keluargamu, iya. Aku mengerti kamu
cukup malu untuk menujukkanku yang sederhana ini pada mereka yang luar biasa. Dan
lagi lagi dengan bodohnya aku mengerti dan menerima semua perlakukanmu,
tersenyum manis seakan kamu mahluk paling sempurna didunia ini yang pernah ada
dalam pelukanku.
Kamu
terkadang bosan pergi dan mengajakku bicara hal-hal sederhana yang buatku
sesuatu yang berarti seperti kita benar-benar menjalin sebuah hubungan, tetapi
aku tidak pernah bosan mendengar keluh kesahmu atas masalahmu ataupun duniamu
yang katamu tidak adil, bahkan aku akan terus ada disisimu hingga kau kembali
pada dirimu yang ceria dan kuat.
Kita
pergi, kita mengirim sms, kita bicara melalui telepon, atau kita lakukan
hal-hal lain layaknya seorang yang benar benar menjalin hubungan. Dan berkali-kali
aku harus terus dan terus sabar menunggumu yang moody untuk membuat semua itu
jadi menarik, bukan hanya pertengkaran dan lagi-lagi pertengkaran yang membuat
aku pergi dan beberapa hari kemudian kamu akan datang membawa seikat bunga,
boneka, kue manis, ataupun hal yang lain berulang kali dan meminta maaf. Aku tak
pernah mengangap semua itu hal yang membosankan.
Kamu
berulang kali menjelaskan betapa kamu menunggu lama karena satu tahun yang kau
habiskan menjadi temanku untuk merebut hatiku, ketika marah, ketika kita
bertengkar, ketika kamu merasa hal-hal kecil yang tidak adil untukmu atau hanya
untuk egomu.
Aku
menunggu untuk sepanjang waktuku berasamamu, sepanjang aku mengenalmu dan sejak
pertama kali kamu memperkenalkan namamu dihadapanku. Menunggu hatimu yang
benar-benar terbuka atas diriku, bukan perubahanku. Menunggu untuk kamu yang
akan menerima atas kekuranganku dan bukan melulu kelebihanku. Menunggu untuk
setiap sifat kekanakamu yang akan berkurang atau setidaknya perubahanmu yang
akan berbalik mencintai dan menghormatiku, setidaknya begitu. Kurang lebih
semua ini hanya lima tahun.
Kesetiaan?
Kamu akan marah ketika aku mulai bicara dengan laki-laki lain yang mau dengan
sabar mendegarkan. Aku akan menurut seakan dosa untukku bicara bahwa aku hanya
butuh teman. Kamu akan pergi, menghabiskan waktu dengan duniamu dan dengan
orang-orang luar biasa dalam duniamu itu sepanjang hari dan melupakan untuk
datang menjemputku ketika aku sudah menunggu lebih dari dua jam tanpa kabar
ataupun berita. Dan aku tetap mencintaimu atas semua itu, selalu.
Aku
menunggu dibukakan pintu untuk hatimu. Aku setia atas setiap perlakuanmu
padaku. Aku tidak pernah bosan, tidak pernah berbohong dan berpura-pura
dihadapanmu, aku mencintaimu dan karena itu semua aku bertahan. Hingga waktu
tak lagi cukup adil untukku. Hingga perih dan sakit, tidak lagi tertahan
dihatiku. Maaf sayang, aku akan mencampakkanmu.
Maaf, aku hanya punya
sepasang boneka beruang kecilmu yang dulu
kauberikan. Kurasa aku tak lagi bisa menjaganya
tetap utuh bersama, aku terlalu jahat pada diriku yang bertahan padamu. Kurasa aku
butuh seorang yang lebih baik daripada kamu.
Terimaksih untuk hubungan ini sayang, hidup yang
baik ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar